"1 minggu ini saya ikut pelatihan dari Gerlinde, dan beliau memang sangat hebat. Beliau selalu melakukan riset dan berpraktek serta memberikan pelatihan ini, sekarang di Indonesia. Riset terbaru beliau, yaitu menemukan hubungan antara emosi dengan penderita stroke. Itu memang sudah dibuktikan, tetapi hubungan ini adalah dengan 'pergerakkan' tubuh yang lumpuh atau lemah. Jika seseorang bisa 'menumbuhkan' emosi ( senang dan semangat ) pada penderita pasca stroke melalui fasilitasi terapi fisiknya, di otaknya, ada sebuah titik yang bisa memberikan respon untuk menggerakan tubuh yang lemah dan membuat tubuh yang lemah itu lebih bisa bergerak dan lebih kuat ....."
Jujur, aku tidak mengerti penjeasannya. Beliau banyak menceritakan kata2 dan nama2 yang 'aneh' menurutku, sehingga aku bertambah bingung. Tetapi ketika pak Seman mempraktekkan lagi tentang hasil terapi sejak pagi, dan juga membuat mataku berair dan buram serta otakku bergoyang lagi, aku mulai sedikit mengerti .....
Ternyata, biasanya terapi yang aku lakukan bisa membuat aku lebih kuat, walau aku tidak merasakan emosi, dalam hal ini aku tidak pernah merasakan emosi sama sekali. Terapi aku rasakan sebagai rutinitas, walau setiap terapi aku selalu semangat untuk lebih baik. Dan sesi kali ini, Gerlinde melalui pak Seman, mengajarkan bahwa dengan emosi positif, gerak tubuh yang lemah atau lumpuh bisa lebih baik. 'Sesuatu' di otak kita akan memberi 'impuls' balasan gerak. Aku bisa merentangkan tangan kananku dengan lurus, serta tangan kananku ini bisa menahan pukulan pak Seman, dimana sebelum ini setelah stroke, tangan kananku tidak atau belum bisa menahan beban apalagi pukulan ......
Dengan hanya 'perintah' pak Seman melalui pijatan ke tubuh kananku, dan 'meminta' otakku mengerjakan yang beliau inginkan, ternyata beliau membangkitkan emosi positif dengan hasil mata berair dan buram ..... walau, kendalanya bahwa karena pembuluh otak kiriku yang pecah me genai daerah Brodmann nomor 3, 5, 7 ( liat tulisanku . 'Brodmann Area': Mengapa Panderita Stroke dan Metode Terapinya Bisa Berlainan? ), maka 'kesetimbanganku' ( bukan keseimbangan ) dan vestibulerku menggangguku. Yang jelas, walau kesetimbangan dan vestibulerku mengganggu, emosi positif yang dibangkitkan oleh terapistku bisa 'mengendalikan' impuls gerak tubuh kananku menjadi lebih baik, dan sangat membantu pemulihanku .....
Tuhan memang luar biasa. DIA memciptakan otak kita dengan sangat luar biasa. Yang aku tahu di penelitian tentang syaraf, bahwa syaraf kita tetap bisa elastis dan recovery 0,001 mm setiap hari. Dan dengan fasilitasi serta terapi, membuat pemulihan tubuhku bertahan selalu membaik setiap saat .....
Seharian ini, aku merenung dan berfikir tentang syaraf dan otakku. Dengan adanya terapist2 handal seperti Gerlinde yang selalu membuat riset untuk hasil yang lebih baik bagi penderita
pasca stroke seperti aku, juga dengan adanya pak Seman yang bisa membangkitan semangatku untuk sembuh seperti dulu sejak aku terserang stroke, membuat harapan untuk pulih menjadi lebih terarah, walau semuanya tergantung dari Tuhan yang menginginkan itu semua terjadi ......
Hubungan emosi positif serta pemulihan syaraf otak dan tubuh kananku yang lemah, merupakan kesempatanku untuk tetap bersemangat. Dan yang jelas, emosi positifku, seperti selalu tersenyum, tertawa dan bersemangat, membuat aku bisa melakukan apapun yang aku mau walau masih dalam keterbatasan, yang sekitar 2 tahun lalu di vonis secara medis bahwa aku tidak bisa bangun dan pulih lagi .....
Tetap bersemangat dan tetap percaya bahwa Tuhan akan memulihanku adalah 'motto'ku sekarang ini untuk menyongsong masa depanku. Dan selalu memberikan yang terbaik untuk Tuhanku, merupakan keinginanku serta memuliakan nama Tuhan dalam keterbatasanku, pasti aku lakukan agar pemulihanku menjadi berkat bagiku, keluargaku, sahabat2ku serta lingkunganku sebagai rencana Tuhan untuk sedikit titik dalam dunia ini ......
Salamku .....