Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

'The China and Chinese Folk Culture Village': Desa Bertema Kebudayaan dengan Adat Istiadat Lokal

5 September 2011   07:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:13 1893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah China di desa2 dan menenun, juga dipamerkan di taman kebudayaan ini.

Lukisan dan layang2 khas China sudah membudaya di dunia dan sudah banyak kolektor dunia yang memburu kebudayaan ini.

Kebudayaan China tergambar jelas disini. Adat Istiadat lokal, gaya kehidupan serta kehidupan multi-kewarganegaraan juga termasuk ada di taman ini. Dan kita sebagai wisatawan asing, sangat terkagum2, bahwa kehidupan kebudayaan China yang sejak ribuan tahun lalu masih bisa bertahan dengan kebudayaan dunia dan kehidupan jet set kota metropolitan, TANPA bisa tetap eksis. Tari2an China tradisional bisa berdampingan dengan tari2an modern dengan bentuk yang berbeda. Dan beberapa tarian bisa berkolaborasi dengan indah TANPA 'berebut siapa yang lebih unggul'.

Desa Budaya China meliputi area seluas lebih dari 20.000 meter persegi, merupakan kumpulan desa2 dan kehidupan China di berbagai kota di China. Terdapat rumah2 dengan gaya radisionalnya, kesenian dan kerjian rakyat, serta adat istidat setempat. Desa budaya atau taman budaya ini merupakan tempat untuk kehidupan dan sejarah budaya dan kebudayaan China. Banyak festival disana ( misalnya, Festival Air, Festival Obor, Festival Xishuangbanna dari Mongol, dll ), untuk, sekali lagi, mempromosikan budaya China ke dalam dunia. Kota ShenZhen ingin menunjukkan pada dunia tentang sifal lokal negaranya serta berbagai kebangsaan di China, dimana budayanya sangat kaya dan berwarna-warni, walau tetap negara China bisa juga 'memasuki' area globalisasi dunia.

Jika musim panas, banyak wisatawan asing dan pengunjung lokal bermain air sampai basah kuyup, karena musim panas disana benar2 panas, seperti Jakarta.

Pakaian adat China, seperti pakaian adat Indonesia, banyak sekali macam dan ragamnya, bisa sekitar ratusan bahkan ribuan jenis. Dan di taman budaya ini banyak terdapat ratusan jenis untuk di pamerkan, dijual bhakan di sewakan, bisa untuk pesta atau hanya sekedar foto. Dengan pakaian2 adat itu, kita bisa berjalan2 di seluruh taman untuk mengambil 'background' foto, yang sangat luarbiasa !

Hahaha ..... aku dan anak2ku ( tahun 2003 ) mencoba pakaian adat China yang sangat unik dengan detail yang indah. Pakaian ini di jual atau di sewakan, walau untuk sekedar foto.

Dennis, anakku, dengan teman2 tourku, memakai baju kekaisaran.

Juga tarian2 daerahnya serta kolaborasi dengan tarian2 modern. Dengan teknik tari tradisional serta di bantu oleh koreografer tarian China modern, juga dibantu efek lampu dan masuk, pertunjukaan terian2 itu sangat newan dan luar biasa ! Dalam 2 jam, kita disuguhi banyak tarian dan kita sangat terpukau, dan kaita sampai tidak merasakan bahwa 2 jam itu sangat sebentar ... aku sampai tidak sempat membuat banyak foto dan tidak sempat membuat videonya, karena terpukau dengan pertunjukan ini .....

Aku tidak terlalu mengerti tentng tari2an, tetapi semoga foto2 ini bisa menggambarkan tentang budaya kesenian ( tarian China ) yang sangat spesifik dan membuat banyak warga dunia terpukau .....

Beberapa di antaranya merupakan tarian klasik, tarian modern dan tarian kolaborasi yang merupakan konsumsi wisatawan asing dan lokal. Pertunjukan ini ada setiap hari, mulai sam 6 pm sampai 8 pm dan 8.30 pm sampai 10.30 pm. Dan pengunjungnya selalu penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun