Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

'e-Generation': Tetap Harus Bisa Melihat Kesempurnaan Tuhan dalam Penciptaan-Nya

21 November 2011   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_150519" align="aligncenter" width="606" caption="dreamstime.com"][/caption]

Kita memang hidup di era globalisasi yang sarat dengan teknologi. Antara apapun dan siapapun harus siap dengan kehidupan yang bisa saling berhubungan. Saling terhubungan bisa menjadi semua saling berinteraksi yang kadang2 kita tidak menyadarinya bahwa beberapa orang 'jahat' bisa membat kita terpuruk. Era generasi membuat kita menjadi 'terbuka' sehingga tidak ada batasan lagi.

Lalu, apa yang disebut 'e-Generation?'. 'e-Generation' merupakan sebuah generasi yang sejak kecil sudah dikenalkan dengan teknologi ( biasanya orang tuanya memang juga mengenal teknologi ), sebuah generasi yang memanfaatkan teknologi untuk mempermudah hidupnya, dan sangat individalistis. 'Mindset' adalah : Teknologi itu untuk MASING2 DARI KITA / SAYA  ! Coba saja perhatikan, misalnya smartphone atau Blackberry atau laptop atau iPad, semuanya bertujuan untuk SAYA. Nomor telpon, nomor pin atau password hanya untuk kita. Ya, seorang Alvin Toevler ( sekitar tahun 1980-an, dimana baru ada nomor telpon kantor atau nomor telpon rumah saja), 'sukses' memprediksikan bahwa akan ada sebuah generasi yang masing2 dari kita akan mempunyai nomor dan password untuk langsung menghubunginya, bahkan dimasa yang lebih jauh lagi, masing2 dari kita mempunyai 'chips' untuk bisa 'dipindahkan' dengan orang lain tanpa bersentuhan .....

'e-Generation' terlihat individualistis tetapi kehebatannya adalah MULTITASKING. Ya, jangankan orang dewasa, anak2pun sudah 'mempelajari' semua yang berhubungan kehidupan yang multitasking, misalnya, dia bisa bermain game di pc nya atau sedang membuat pekerjaan rumahnya di pc, lalu kadang2 menjawab bbm nya sambil bermusik dari iPhonenya sambil melihat2 status teman2nya di Facebook ... atau yang lebih dewasa, seorang eksekutif muda, sedang bersepeda sambil bermusik dengan iPod nya dan berbicara dalam telpon untuk tugas kepada sekretarisnya. Atau seorang sekretaris sedang mengetik di pc nya sambil telpon dengan temannya dan mengupdate statusnya di bbm atau di Facebooknya .....

Sebenarnya 'e-Generation' tidak menjadi masalah sepanjang mereka tidak melupakan hal2 yang berhubungan dengan lingkungannya. Mulai sekitar yahun 2007-an, sudah banyak orang yang selalu berkutat hanya dengan smartphone atau Blackberry-nya, tanpa mengindahkan orang2 disekitarnya. Bahkan, sering kita melihat, orang tua begjalan2 dengan anaknya di sebuah mall , masing2 sibuk dengan bbm dengan teman2nya dan mereka 'melewati' masa2 terindah dalam hidupnya .....

Sedikit cerita keluargaku :

Kami sering berjalan2 1 keluarga, orang tuaku, aku dan ke-2 anakku. Dulu, anak2ku baru memdapat hadiah Blackberry dan mereka bisa berinteraksi dengan teman2nya dimanapun mereka berada. Tetapi tanpa disadarinya, meeka tidak peduli dengan aku dan orang tuaku, padahal kami jalan2 weekend adalah untuk saling berinteraksi karena pada hari biasa, kami sibuk dengan kehidupan masing2 : papaku dan aku bekerja dan anak2ku sekolah dengan seabrek kegiatannya.

Dulu, kami sedikit marah jika anak2ku selalu cuek karena berinteraksi dengan teman2nya. Perlahan aku bicara kepada mereka, dan aku bersyukur bahwa mereka bisa dan mau di nasehati, walaupun pertama kali mereka agak mrah ... malklum, mereka memang masih ingin tahu banyak tentang dunia teknologi .....

'e-Generation', mungkin sedikit nyerempet generasiku. Memang, generasiku hanya mendapat ½ dari kemajuan jaman. Tetapi, karena berinteraksi dengan anak2ku / kami, generasiku mungkin termasuk 'e-Generation'. Dengan keaktifan anak2 kita, mau tidak mau kita harus belajar teknologi supaya, paling tidak' kita tahu 'bahaya' dan untuk sedikit tempat bertanya. Jujur, aku termasuk 'gaptek' Aku tahu, tentang bahaya laten gadget dan dunia maya, walau tidak penuh mengetahuinya. Tetapi paling tidak, secara moral dan tata laku sebagai orang tua bisa lebih memahami untuk membatasi kehidupan anak2 kita dengan gadget dan dunia maya, seperti yang sudah banyak disinggung oleh bebeapa Kompasianer disini.

Dengan kita, sebagai 1 generasi atau ½ generasi dari 'e-Generation', kita harus bertanggung jawab dengan selalu berusaha untuk mengingatkan  tapa harus melarangnya. Karena, kita tidak akan bisa membatasi gerak mereta ! Mereka adalah anak2 generasi global, mereka dalam 'e-Generation' .....

Dunia kita sudah 'digenggam' dalam 1 tangan : gadget. Hanya memencet 1 tombol dalam smartphone atau Blackberry, kita langsung bisa terhubung dengan banyak orang di tempat lain, bahkan bisa lasung berinteraksi sampai apa yang kita saling lakukan ! ( lihat tulisanku Dunia Ini Sudah Semakin Sempit ..... ). Untuk itu, kita hanya bisa selalu saling mengingatkan agar  membatasi diri dalam ketergantungan alat2 teknologi ( gadget addiction ) sehingga gadget jangan mempengaruhi hidup kita.

Paling tidak, ajak anak kita tetap berteknologi dengan gadgetnya tetapi tetap melihat dan ada di alam terbuka. Tetap kita mengajak mereka melihat bunga2 bermekaran dan mengirup alam tanpa terpaku dengan gerdet mereka dalam ruang tertutup dengan AC di sekeliling mereka .....

Ajak anak2 kita selalu melihat sekeliling kita tanpa alat2 teknologi. Ajak mereka untuk berinteraksi dengan kehidupan virtual. Bermain dengan alam dan mengasah 'hati' mereka, seperti orang tua kita dulu selaku mengajak kita, bukan berjalan2 ke mall, tetapi bermain dengan alam terbuka .....

Sebelum aku sakit, aku selalu mengajak anak2ku bermain di alam terbuka. Setiap Sabtu jika aki tidak terlalu sibuk, aku mengajak mereka bermain di taman ( di Jakarta banyak taman2 yang cukup menarik ) dengan membawa otopet atau virgoboard ( seperti skateboard ) atau bermain sepeda di Ragunan. Dan ternyata mereka sangat menikmati itu, apalagi aku memang bisa berinteraksi dengan mereka, bermain sepeda atau bermin otopet sambil berlomba .....

Jujur, setelah aku sakit, kami belu bisa bermain di taman dengan kondisiku yang belum bisa di tempat2 yang tidak rata / berbatu2 karena jalanku belum normal. Dan itu menyebabkan, anak2ku mulai sedikit 'ketergantungan' lagi dengan gadget mereka. Tetapi, paling tidak, aku selalu mengingatkan kepada mereka, bahwa jika kita berjalan2 1 keluarga janganlah selalu sibuk dengan gadget2 mereka, nikmatilah interaksi dengan seluruh keluarga ! Dan aku selalu mencontohkan, bahwa jika sedang rekreasi dengan seluruh keluarga, baik ke mall atau masih di mobil, aku selalu mengajak mereka bersenda gurau. Jika di mobil, aku memutar lagu2 kegemaran mereka dan bernyanyi bersama walau kesukaanku berbeda dengan kesukaan mereka. Jika di mall, aku mengajak mereka untuk mencari apa yang mereka butuhkan atau ngbrol tanpa henti sambil tertawa dan aku melihat dan merasakan bahwa mereka puas dengan apa yang aku lakukan .....

Teknologi memang bisa mempermudah hidup kita. Teknologi bisa membuat hidup kita nyaman dan bisa saling berinteraksi dengan semua apa yang kita inginkan. Tetapi jangan lupa, bahwa teknologi tetap merupakan buatan manusia. Dan buatan manusia bukan buatan Tuhan! Tuhan sudah menciptakan yang sangat sempurna, Tuhan memang menciptakan akal budi untuk manusia dalam membuat teknologi. Teknologi jangan pernah menjadikan apa yang diciptakan Tuhan yang sudah sempurna ini, menjadi 'tidak terurus'dan membuat lingkungan kita ( alam dan makhluk2 hidup disekeliling kita ) menjadi terabaikan .....

Matikan alat2 teknologi dan lihatlah sekeliling kita ..... Bukankah Tuhan sudah menciptakan yang terindah bagi kita semua umatnya???

Salamku .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun