Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

'Harajuku Style': Berdandan Nyentrik ala Jepang

7 November 2011   08:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096071791943036955

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_147217" align="aligncenter" width="603" caption="harajuku-cosplay.com"][/caption]

Harajuku adalah sebutan popular untuk daerah sekitar stasiun Harajuku di distrik Shibuya, Jepang. Daerah Harajuku ini terkenal sebagai orang muda berkumpul, dengan mode khas warga muda Jepang. Di sekitar Harajuku mengcangkup Kuil Meiji serta pusat perbelanjaan terkenal, yaitu daerah pedestrian tanpa ada  kendaraan, Jalan Takeshita. Selain orang2 muda Jepang berkumpul, banyak turis kesana untuk menyaksikan kehidupan orang2 muda Jepang dengan dandanannya yang sedikit 'aneh' yang dikenal di seluruh dunia.

Jalan Takeshita, Harajuku, tempat orang2 muda berdandan nyentrik berkumpul.

Selain itu, budaya Jepang memang 'melanda' anak2 muda dunia, termasuk anakku yang kecil, seorang gadis ABG kelas 1 SMP yang tergila2 mode Jepang, cerita2 Jepang, kartun Manga Jepang serta makanan Jepang. Setiap hari dia nonto TV saluran 'Animax' tentang film kartun Jepang dan dia menggambar kartun Manga yang - lagi2 Jepang - sangat digemarinya. Dia membeli buku cara menggambar kartun Jepang dan memang dia berbakat untuk menggambar, sepertinya .....

Belum lagi tentang makanan Jepang. Memang, dia tidak suka sushi dan sashimi dengan kekhasannya ikan Salmon dan Tuna mentah seperti aku, tetapi di sering dia ikut aku ke Sushigroove atau Sushi-tei hanya untuk makan Tamago ( nasi Jepang dangan telur yang dililit 'seawead' ) dan Inaguri ( ketan  / nai Jepang yang dibungkus dengan kembang tahu dan digoreng ). Tetapi memang dia sangat suka dengan Bento, baik Hoka2 Bento yang sudah disesuaikan dengan lidah Indonesia, juga bento2 yng lain seperti di Sushigroove dengan rasanya yang kadang2 sedikit aneh, dia tetapi menyukainya.

Kembali ke Harajuku. Ketika aku kesana beberapa tahun lalu, aku memang masih 'muda', tetapi aku sama sekali tidak tergila2 dengan mode Jepang. Tetapi aku memang tertarik tentang Harajuku ini untuk mengamati arsitektur dan kehidupan orang2 muda Jepang, seperti yang aku sajikan di tulisan ini.Harajuku sepertinya  merupakan tempat untuk 'jual tampang' dan mengobral sensasi bagi orang2 muda Jepang. Modenya khusus di Harajuku, dimana gaya berbusananya aneh, nyentrik dan yang membuat aku geleng2 kepala, ternyata mereka setiap hari nongkrong disana dengan dandanan baju serta rambut yang berlainan. Aku tidak tahu, mengapa konsep berpakaian di Harajuku menjadi trend-setter untuk orang muda Jepang dan sedikit banyak di dunia. Tetapi, konon Harajuku menjadi popular pada saat dibukanya banyak department store di Jepang tahun 1970-an dan di Harajuku termasuk banyk terdapat department store2 karena daerah ini memang untuk wisata, bisnis dan perdagangan.

Sedikit barang2 yang di pajang untuk orang2 muda Jepang di Harajuku.

Aku juga tidak hanyak mengamati orang2 muda Harajuku, aku lebih banyak memperhatikan budaya bermain mereka yang menjadikan bangunan2nya berkonsep sebagai 'bangunan modern, trend-setter, 'genit' dan berwana warni menarik untuk menjadikan orang2 muda tertarik termasuk wisatawan.

Bangunan2 berdandan 'genit' sebagai butik internasional : Todds dan Luis Vuitton.

Audi Forum, yang interior desainnya sangat genit dengan polkadot merah ... sesuai denga gaya busana Harajuku.

Model2 busana mereka dijadikan model untuk bangunan mereka. Orang2 muda perempuan sering memakai model busana yang disebut 'gothic lolita' dengan gaya 'elegan gothic' dan feminine seperti boneka bermotif Victoria. Walau tidak sedikit gaya Harajuku berbusana super modern seperti karakter Naruto atau Bakabon. Sering juga mereka bergaya 'punk' jaman tahun 1970-an. Banyak juga orang2 muda berbusana ala barat-Jepang, seperti memakai jeans dengan kimono .....

Beberapa dandanan ala Harajuku, membuat aku geleng2 kepala ..... ckckckckck .....

Gaya berbusana memang harus disesuaikan dengan gaya rambutnya. Untuk gaya rambut sering hanya seperti dipotong seenaknya saja tanpa memperhatikan cara bergaya rambut. Hehehe ..... apa yang mereka lihat ya dengan potongan rambut seperti itu? Dan di Jepang, walau mereka, orang2 muda yang memang suka 'Harajuku Style', mereka tidak segan2 selalu memakai busana dan rambut seperti itu. Lain jika mereka hanya ikut2an saja, mereka belum berni melakukannya seperti orang2 muda dari Harajuku, selain memang dandanannya yang aneh2, juga mereka yang memang dari Harajuku, ternyata harus mendandani rambut dan make-up mereka di salon ! Dan itu tidak sedikit biayanya ! Aku pernah ke salon disana, bukan untuk memotong rambut ( hihihihi ..... ), tetapi untuk melihat harganya : mendandani rambut ala Harajuku bisa sampai ( dalam rupiah ) 1 jt - 2 jt setiap hari ! Astagaaaaa ..... Ya, memang, jangankan bergaya Harajuku, untuk makan saja di Jepang memang sangat mahal ......

Salah satu salon di  Harajuku dan 'Harajuku's girls' sedang berdandan.

Beberapa model rambut khas Harajuku, dari medol punk sampai gaya gothic, termasuk gaya 'Naruto' untuk orang muda cowo .....

Ah, ternyata mengenal budaya dari negara lain belum tentu membuat kita lebih baik dan tidak menjadi lebih bersahaja. Tetapi hal2 yang seperti itu, ternyata justru 'digandrungi' orang2 muda dunia, dan walau di Indonesia tidak banyak 'melirik' budaya Harajuku, tetapi tetap kita was2 untuk orang muda Indonesia. Tetapi jika masih bis ditolerir, tidai menjadi masalah, seperti belajar menggambar kartun Manga, nonton kartun Jepang atau makan makanan Jepang dan belajar bahasa Jepang.

Tidak semua efek akulturasi budaya itu berbahaya juga, seperti 'Harajuku Style', asalkan kita masih bisa menempatkan pada tempat yang semestinya dan tidak berlebihan. Apalagi kalau sudah menyinggung masalah etika, moral dan lebih lagi agama .....

Sumber gambar : beberapa dari Google

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun