Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Konsep Pengendalian Lalu Lintas Jakarta: Bagaimana Supaya Tidak Macet ?

31 Oktober 2011   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:15 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096071791943036955

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_145402" align="aligncenter" width="615" caption="Dari Google"][/caption]

Manajemen lalu lintas adalah upaya2 pemanfaatan semaksimal mungkin sistim   jaringan jalan dan bisa menampung lalu lintas sebanyak mungkin dan memperhatikan keterbatasan dan kapasitas lingkungan, memberikan prioritas untuk kelompok pengguna jalan tertentu dan penyesuaian   kebutuhan kelompok pemakai jalan lainnya serta menjaga kecelakaan lalu lintas sekecil mungkin.

Konsep manajemen lalu lintas diajarkan dalam program S1 di Fakultas Teknik Sipil. Bahwa manajemen lalu lintas juga mengatur hubungan dengan ilmu2 lain, seperti ilmu arsitektur, ilmu lingkungnan atau ilmu hidrolika dan sebagainya. Misalnya, untuk membuat sebuah jalan raya, harus juga mengetahui bagaimana air yang mengalir dan bagaimana untuk membuat penampungan air itu, atau bagaimana lingkungan sekitarnya jika ingin membuat jalan, tidak hanya menebang pohon tanpa membuat feasibility study-nya, serta aspek2 sosialnya.

Untuk membuat jalan raya di sebuah daerah atau kota, dan melakukan pengendalian jarak pendek, harus mengrti tentang gerak manusia dan kendaraan secara ' safety' dan efisien serta selara dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan kearifan lokal melalui koordinasi berbagai keilmuan, sehingga tidak bertentang satu dengan yang lain, bahkan bila memungkinkan elem2 itu bisa saling memperkuat.

Adapun tujuan pengendalian lalu lintas disebuah kota adalah :

1.       Efektif dan efisiensi untuk transportasi, baik jalan raya, kendaraan seta manusianya.

2.       Aksesibilitas bagi kendaraan

3.       Keselamatan lalu lintas

4.       Bagaimana 'menyelamatkan' lingkungan alam serta lingkungan sosial

Sebuah pembangunan memang pasti menyebabkan 'kerusakkan' walu kerusakkan itu bisa di minimalisir dengan sebuah konsep manajemen. Begitu juga dengan dampak adanya lalu lintas di Jakata. Dampak dari penerapan lalu lintas di kota2 besar, antara lain adalah :

1.       Bagaimana dengan jumlah total lalu lintas ?

2.       Bagaimana dengan kebutuhan jalan raya dengan kebutuhan kendaraan ?

3.       Bagaimana dengan lokasi jalan raya serta bagaimana dengan waktu beroperasinya jalan raya ?

4.       Bagaimana dengan kendaraan2 berat, seperti truk dan bis luar kota serta kendaraan2 umum ?

5.       Bagaimana dengan kecepatan kendaraan2 pribadi ?

6.       Bagaimana kondisi dari jalan2 raya ?

7.       Bagaimana dengan maintenance jalan raya serta kebutuhan dan penambahannya ?

8.       Dan sebagainya .....

Lalu, sebenarnya apa yang menyebabkan kemacetan di kawasan Jakarta ? Beberapa diantaranya adalah :

1.       Adanya urbanisasi, dengan selalu meningkatnya manusia di perkotaan sehingga akan meningkatnya kendaraan, baik kendaraan pribadi termasuk peningkatan angkutan missal

2.       Meningkatnya penghasilan warga, sehingga daya beli kendaraan bormotor akan meningkat

3.       Setelah kebutuhan kendaraan meningkat, pemda Jakarta ternyata tidak 'aware' tentang kebutuhan jalan raya, sehingga peningkatan kendaraan berbanding terbalik dengan peningkatan jalan raya

4.       Adanya kelompok warga kaya di Jakarta merpakan titik fokus sebagai konsentrasi lalu lintas. Jangankan penambahan jalan di sekitar Jakarta, penambahan jalan di Jakarta pun belum memadai

5.       Adanya ruang jalan dengan kualiats rendah dengan sistim jaringan yang tidak / kurang tepat

6.       Penggunaan berbagai kendaraan ( pribadi, angkutan massa atau kendaraan proyek serta kendaraan luar kota ) bertumpuk menjadi satu dalam jalan2 di Jakarta. Tdak adanya penindakan tegas dari aparat dengan banyaknya 'pungli' serta penyogokan yang makin semarak.

7.       Dan yang sangat 'krusial' adalah perencanaan yang tidak konsistem dan komprensif dalam upaya untuk pengembangan sistim angkutan umum

8.       Dan sebagainya .....

Masalah2 lalu lintas identik dengan masalah2 perkotaan termasuk Jakarta. Memang, tidak menutup kemungkinan bahwa pemda harus 'memprioitaskan' dalam kehidupan antar warga kota. Tetapi, apakah prioritas akan menghambat pembangunan? Semua pasti merupakan prioritas. Misalnya, kebutuhan jakan raya di Jakarta sangat urgent tetapi kebutuhan menanggulai banjir juga urgent ! Terus bagaimana menyelesaikannya? Ditambah lagi, pemda biasa untuk melakukannya bila saatnya akan tiba atau karena sudah SANGAT SANGAT mendesak, seperti membuat gorong2 baru karena udah masuk ke musim hujan .... Juga karena kemacetan sudah tidak bisa di tanggulangi lagi. Juga, dengan melakukan penambahan dan perbaikan2 itu dalam waktu tergesa2 karena masalah 'priorotas', bagaimana bisa mendesain yang 'KOMPREHENSIF?'. Pasti tidak ! Pasti tidak aka nada desain yang komprehensif ! ..... sangat memprihatinkan .....

Jadi bagaimana ? Apakah Jakarta hanya bisa seperti ini saja ? Bagaimana caranya mengatasi lalu lintas dengan menambah jalan ? Tidak bisa hanya seperti ini saja ! Coba lihat beberapa dan apa yang di'tawarkan' pemda dengan HANYA menambah jalan raya saja :

1.       Tentu sangat mahal. Seperti jalan Casablnca berupaka jalan diatas jalan, yang mahal. Sebenarnya, jika konsep Jajarta yang komprehensif, seharusnya pemda yang sebelum2nya mengerti tentang konsep perkotaan di kota2 megapolitan dunia, bahwa JIKA WARGA KOTA BERTAMBAH DAN PENDAPATAN BERTAMBAH, PASTI LALULINTAS TERUS BERTAMBAH. Hukum ini terus berulang juga untuk generasi mendatang. Tetapi? Apakah pemda ada yang 'memikirkan'nya? Saya yakin, pasti ada yang memikirkannya, tetapi terbentur dengan 'politik' dan 'prioritas2' itu tadi .....

2.       Jika ada jalan baru, pasti akan membangkitkan dan bertambahnya kendaraan bermotor. Lalu, bagaimana untuk bisa tidak menambah kendaraan bermotor? Sekali lagi, apakah pemda sudah memikirkan dampak2nya?

3.       Semakin bertambahnya jalan akam menyebabkan berkurangnya moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sehingga polusi Jakarta juga meningkat

[caption id="attachment_145403" align="aligncenter" width="555" caption="conceptmagz.com"][/caption]

Lalu bagaimana? Apakah mungkin dengan bertambahnya kendaraan tetapi tidak menambah jalan raya ? Memang, semua sudah terjadi. Jika pemda memikirkan jauh2 hari dengan membuat semua desain perkotaan yang komprehensif, tentau ini tidak akan terjadi, atau setidaknya sudah bisa sedkit diatasi, tidak seperti sekarang. Beberapa yang ( mungkin ) dapat dilakukan, dimana tidak hanya menambah jalan raya, yatu dengan penerapan rancangan dasar manajemen lalulintas :

1.       Tetapkan dan proteksi hirarki jalan pada masing2 kawasan

2.       Terapkan dan lakukan 'street management', yaitu 'ruang jalan'. Misalnya, dengan memisahkan lalu lintas menerus dengan lalu lintas lokal

3.       Prioritaskan untuk angkutan umum, termasuk konsep2 untuk memperbaiki angkutan umum. Misalnya, bagaimana tentang rencana MRT atau monorail? Bagaimana dengan konsep Trans Jakarta? Trans Jakarta masih amburadul dan pemda sepertinya idak tuntas untuk membereskan konsep ini ... sayang sekali .....

4.       Jangan lupa kaitkan manajemen lalulintas dengan 'Urban Tranffic Control' karena konsep perlalulintasan sangat berkaitan dengan konsep 'Urban and City Planning'

5.       Dan untuk pejalan kaki, merupakan bagian dari manajemen lalulintas. Sebelum memberikan tempat untuk pergerakan kendaraan bermotor, fasilitas pejalan kaki harus di rapihkan terlebih dahulu

Contoh konsep pedestrian, karena pedestrian di Jakarta jauh sekali dengan konsep ini .....

Lalulintas dan jalan raya memang sangat krusial di perkotaan, termasuk di Jakarta. Banyak konsep yang bisa diterapkan asal pemda mau lebih memahami serta mau lebih peduli tenang Jakarta dan warganya. Jika legislative atau pemda berkesempatan meninjau ke kota2 megapolitan dunia, tidak hanya berjalan2 saja, cobalah mengamati per-lalulintasan disana, dan saya yakin bila beliau2 ini mau datang ke pemerinta daerah disana, pasti mereka juga berkesempatan berdiskusi dengan desainer2 perkotaan mereka. Dengan demikian, negara bisa mengambil manfaat demi Jakarta, bukan hanya menghambur2kan uang saja .....

Jika kita tidak mau peduli tentang Jakarta, siapa lagi yang bisa diharapkan ???

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun