By Christie Damayanti
[caption id="attachment_143588" align="aligncenter" width="555" caption="anzaa.tk.com"][/caption]
( Katanya ) Perempuan lebih banyak dari lelaki. 2/3 manusia adalah perempuan dan 1/3 nya adalah lelaki. Secara logika, wajar bila 1 lelaki bisa mempunyai lebih dari 1 orang perempuan, yaitu perempuan sebagai istrinya dan perempuan sebagai WIL ( wanita idaman lain ) ditambah perempuan2 yang bisa di 'pakai' sebagai selingannya .....
Tak terkecuali sahabatku, seorang wanita yang baik dan tegar, sebut saja Chika, yang berkali2 di khianati suaminya, sebut saja Tinus, seorang lelaki bejad yang tidak bisa dan yang belum pernah bersyukur ..... Tidak hanya sekali Tinus mengkhianati istrinya, tetapi beratus kali dalam perkawinannya menjelang 15 tahun. Hidup perkawinan mereka sebenarnya tidak ada permasalahan, dengan keduanya bekerja sampai ke jenjang eksekutif senior, materi cukup dan anak2nya cantik dan pintar. Hanya 1 yang merupakan momok dalam perkawinan mereka, yaitu Tinus merupakan seorang maniak seks ..... Chika pernah mengatakan, bahwa
"Semua yang berbau perempuan di sebadani oleh Tinus, apalagi wanita ..... ", aku terbengong2 dengan ucpannya, tetapi ketika aku melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa Tinus menyebadani perempuan lain selain Chika, otakku langsung buntu dan hatiku hancur, mengikuti kehancuran Chika, sahabatku .....
Suatu ketika Chika datang ke kantorku, menangis dan minta aku mendengarkan ceritanya. Aku mengajak Chika ke mall sebelah proyekku dan disana Chika menceritakan segalanya dan dia memintaku untuk mengurus segala sesuatunya yang berhubungan dengan Tinus, suaminya. Hati berkecamuk, tetapi aku tetap mengatkan bahwa Chika harus bisa mengatasi kehidupan pribadinya, walau aku akan tetap mendampinginya. Terbukalah kehidupan pribadi Chika dengan Tinus sebagai suaminya .....
Mereka menikah menjelang 15 tahun ketika Chika menceritakan ini kepadaku. Awal2 tahun perkawinannya, mereka sudah dihadapkan kepada realita bahwa Tinus adalah seorang lelaki 'sakit' bukan hanya senang dengan perempuan, tetapi juga gila seks. Sebenarnya, Tnus tidak pernah memaksa Chika untuk berhubungan intim dengannya, justru Chika heran bahwa Tinus 'ogah2an' berhubungan intim dengan istrinya karena Chika tahu bahwa Tinus sangat sengang berhubungan seks. Tetapi lama kelamaan, Chika mengerti mengapa Tinus tidak memaksa Chika, mungkin karena Tinus mempunyai banyak WIL dan permpuan2 simpanan .....
Anak mereka masih kecil2 dan ketika anak kedua mereka belum ada 1 tahun, Chika melihat dengan kepalanya sendiri bahwa Tinus menyetubuhi ..... pembantunya yang sedang mengasuh si kecil !!! Astagaaaaaaa ...... Chika menangis histeris ketika menceritakan hal ini dan aku memeluknya dan menepuk2 punggungnya. Tubuhnya bergetar hebat dengan isakannya serta bicaranya kacau, menandakan hati dan otakknya dilanda depresi yang amat sangat ! Bayangkan ..... seorang istri melihat sendiri, suaminya berselingkuh ( bukan hanya berpegangan tangan, tetapi bersetubuh dengan pembantunya ) ..... istri mana yang bisa kuat menghadapinya???
Aku tidak membeda2kan manusia. Jika Tinus masih lajang, dia bebas memilih siapa yang menjadi pendampingnya, termasuk pembantunya sebagai istrinya. Tetapi jika sudah beristri, Tinus harus tetapi setia sampai akhir hayanya, sesuai Sakramen Pernikahannya.
Lebih dari 2 jam kami bicara dan ketika Chika mulai bisa mengatur nafasnya dan mulai tenang, aku menawarkan Chika untuk pulang dan ternyata Chika mau. Dengan bermobilku, kami menuju ke rumah Chika di Jakarta Timur.
Sesampainya kami disana, anak2 Chika sedang tidur, dan Chika melanjutkan cerita tentang keluarganya. Chika mengusir pembatunya dengan caci maki dan Setelah itu, barulah Chika mengetahuinya bahwa pembantunya sudah 'cuap2' ke teman2 pembantu di sekitar rumahnya serta sesama pembantu di sekolah anak Chika yang pertama, bahwa dia sudah 'dilamar' oleh Tinus dan akan menikah resmi jika Chika sudah diceraikan Tinus. Astagaaaaa ..... pikiran dari mana ini??? Tinus lebih memilih pembantu dibanting Chika, sahabatku??? Memang, aku akui, pembantu Chika cantik, bekas penari ronggeng di kampungnya, tetapi menikah dengan pembantu yang tidak tamat SD  dibanding Chika yang jebolan dari sebuah universitas di luar negri? Dan si pembantu sudah merusak hubungan Tinus dengan Chika .... Ga salah ??? Kepalaku mendadak pusing .....
Banyak cerita yang disampaikan oleh Chika tentang suaminya. Yang ini saja aku sudah pusing, gimana aku bisa berkonsentrasi dengan kata2 Chika? Aaahhhh ....., pasti aku akan tanyakan lagi teetang Tinus karena aku tidak mendengarkan cerita Chika. Pasti Chika mau mengerti.
Kejadian itu tidak membuat Chika menyerah. Dia memang mencintai suaminya dengan sangat dan selalu mendoakannya untuk bisa berubah. Aku tidak mau terlalu ikut campur terlalu dalam, tetapi aku selalu mendampinginya. Chika yang begitu tegar, ketika bukan hanya 1 pembantu dan beberapa wanita di sekelilingi Tinus melainkan Chika melihat 2 pembantu disebadani Tinus ( yang ketahuan ) ... dan ada seorang pembantunya yang melahirkan di kampungnya ... mungkin itu adalah anak Tinus, suaminya .....
Pria dengan perempuan2 di sekelilingnya, selain istrinya, mungkin adalah wajar, walau itu tidak diperbolehkan jika sudah menikah. Apalagi perempuan2 itu ada di lingkungan pekerjaannya atau teman2nya. Tetapi jika seorang eksekutif muda mempunyai istri ang juga ada di komunitas eksekutif muda juga ditambah dengan perempuan2 sebagai ... pembantu2nya ... apa yang harus aku katakana selalin Tinus adalah pria 'sakit' dan gila seks ??? Jika Tinus di nasehati semua keluarganya, tetap semua dianggap salah, yang benar hanya Tinus seorang ....
Dan bagaimana Chika menghadapi prahara rumah tangganya? Aku angkat jempol untuknya ! Chika tetap menjadi istri dan ibu yang baik walau ratusan kali Tinus mengkhianatinya dan ratusan kali juga Chika memaafkannya ....
Dan kisah ini bukan  hanya Chika saja yang mengalami tetapi banyak 'Chika2' lain yang mengalaminya. Seks memang dibutuhkan dalam kehidupan perkawinan, tetapi seks bukan segalanya. Ada banyak hal diluar seks untuk membina hubungan keluarga. Salah satunya adalah cinta kasih dan perharapan, pengertian, pengorbanan dan kesetiaan. Dan yang yang paling penting adalah KASIH untuk saling memiliki dalam TUHAN .....
Dan selalu bersyukur dalam semua lini kehidupan, merupakan cara untuk selalu bahagia bahwa Tuhan akan membuat yang tarbaik untuk kehidupan kita .....
Tulisan2 yang lain yang berhubungan dengan pengamatanku tentang topic kaum eksekutif dengan permasalahnya :
[Based on True Story] Kehidupan Seorang Pemuja Wanita
'BBS' dan Cinta Sesaat: Sebuah Fenomena Para Eksekutif Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H