Â
By Christie Damayanti
Â
Hari ketiga di Ancol .....
Pedestrian di kota itu biasa. Tetapi pedestrian di laut memang baru, walau di luar negeri, pedestrian selain di laut adalah pedestrian di udara ( di atas Niagara Falls atau di area wisata Grand Canyon ). Di Teluk Jakarta terdapat pedestrian laut, tepatnya di Ancol Timur, bersebelahan dengan Pantai Carnaval.
Aku dan keluargaku beberapa menginap di Putri Duyung dan beberapa kali aku berjalan2 disini pagi2 melihat 'sunrise' dan sore2 melihat 'sunset'. Pagi2 sebelum jam 6, terlihat laut yang indah dan hanya riak2 ombak kecil. Banyak pemancing disana, untuk ikan2 kecil. Â Biasanya pemancing yg iseng bermalam disana. Belum ada wisatawan. Jika pada sore hari, tempat ini dipenuhi oleh wisatawan lokal. Pemancing2 banyak yang mencari kepiting dibandingkan ikan.
Pedestrian ini, lebih menyerupai dermaga untuk tempat kapal. Tetapi ini memang di desain sebagai 'pedestrian' untuk berwisata. Bentuknya seperti 1/2 lingkaran atau seperti hati ( makanya, di sebut dengan 'Dermaga Hati ) dan di ujung yang terjauh, terhadap restaurant di sebut 'Le Bridge', yang menyajikan makanan ala barat.
Sebelum ada restaurant Le Bridge.
Desainnya merupakan konstruksi dari kayu besi dengan kekuatan dermaga. Lebarnya sekitar 2 meter. Di beberapa tempat, terdapat area 'istirahat'. Biasanya ini untuk memancing atau yang mau duduk2 dengan teman2nya.
Kita bisa duduk2 disini, menikmati udara laut yang segar bersama dengan banyak teman. Beberapa dibuatkan tempat 'istirahat' untuk jika banyak orang. Bahannya dari kayu besi yang tidak lapuk di terjang ombak, walau sudah puluhan tahun.
Area terjauh yang untuk restauran Le Bridge, memang di tutp untuk umum kecuali untuk yang makan disana. Tetapi sang desainer membuat tempat untuk yang hanya berjalan memuntar. Di dekat ini, terdapat sebuah panggung terbuka dengan beton diatasnya. Biasanya untuk seperti pertunjukkan musik di lepas pantai. Atau beberapa kali dipakai oleh pernikahan. Pemandangannya cukup indah, apalagi terdapat 'Dermaga Hati' dengan tanda 'hati' dan banyak gembok yg melambangkan cinta dengan pasangan masing2.
Adalah sebuah restaurant di tengah laut dengan berpemandangan bebas ke laut lepas dan bisa melihat sunrise dan sunset. Didesain di atas 'dermaga' dan beberapa beralaskan kayu, walau ada beberapa beralaskan beton.
Sedikit pemandangan dari dalam restaurant Le Bridge.
Restauran ini didesain dengan struktur tenda dan terbuka untuk bisa melihat ke seluruh lautan lepas.
Aku mulai menapaki pedestrian lain, dari aera timur menuju area barat. Restauran Le Bridge terlihat sedikit jauh ke tangah lautan, sekitar 100 meter di tengah laut. Berjalan dengan semangat, melihat ikan2 kecil di bawah sana, dan beberapa burung camar laut serta sesekali kepiting kecil muncul ke permukaan. Inilah yang di cari oleh pemancing2 kepiting .....
Seorang pemancing kepiting menunjukkan asil pancingannya, beberapa kepiting kecil. Tetapi ada 1 ekor kepiting yang cukup besar, hasil tangkapannya. Walau kepiting2 ini tidak terlalu besar, tetap beratnya lumayan, itu karena kepiting2nya memang gemuk / berlemak atau bertelur. Di kalangan penikmat makanan kepiting, itu adalah 'surga kuliner' ..... kepiting yang berlemak dan bertelur.
Seekor kepiting yang cukup besar yang diperlihatkan, badannya gempal dan berat, sudah diikat oleh si pemancing karena capitnya besar.
Seekor rajungan ( rajungan dan kepiting berbeda, Rajungan jika dijual emang harus mati sebelum dimasak. Tetapi kepiting harus hidup sebelum dimasak. Jika kepiting mati, menjadi beracun. Rajungan kaki dan kelepak untuk berenang berwarna biru, tetapi kepiting berwarna sama dengan tubuhnya ).
Para pemancing yang hilir mudik untuk mencari tempat yang strategis menurutnya untuk memancing.
Tempat bebatuan ini sering dipakai untuk memancing, jika para pemancing tidak menemukan tempat yang cocok di pedestrian laut ini. Daerah ini bisa ditemui di area masuk dan keluar pedestrian laut ini.
Sebuah kapal nelayan, jika pagi hari, nelayan2 itu membawa ikan dari hasil melaut dan ditawar2kan kepada wisatawan untuk langsung di bakar di pantai. Mengasikkan .....
Suasana di pedestrian ini sangat menyatu denga suasana laut. Angin laut yang berdesau ringan dengan ombak yang berkejaran, membuat suasana hatiku sangat tenang, walau aku berjalan jauh. Jika pagi hari sebelum jam 9, tidak terlalu panas dan jika sore hari, sangat sejuk setelah jam 4 sore. Anak2 berlarian atau bersepeda keliling area ini.
Daerah untuk pagelaran musik atau pernikahan yang ingin 'lain dari pada yg lain'. Mungkin daerah ini bisa cukup untuk 500-an orang.
Sore hari di pedestrian ini, menuju sunset, merupakan saat2 menyenangkan. Banyak orang datang kesini untuk menyaksikan sunset. Mereka duduk2 di railing pedestrian ini sambil bersenda gurau.
Dan ketika sunset datang, menjadi pemandangan yg sangat  menarik.
Pedestrian ini jika malam hari sangat romantis dan membuat hati kita damai. Laut yang tenang dan hanyak sedikit ombak yang berlung2 kecil, dan angin yg semilir lembut membuat banyak orang terpukau untuk selalu kesana di lain hari.
Sunset di pedestrian tengah laut.
Suasana malam di pedestrian tengah laut, sangat memukai dengan restaurant Le Bridge sebagai 'focus if interest'.
Suasana malam di restaurant. Tanpa AC tetapi sejuk dengan semilir angin dan ombak2 yg bergulung2 kecil.
Beberapa kali aku berjalan di pedestrian laut ini, tidak menemukan adanya kealahan konsep. Daerah ini benar2 perfect untuk berwisata ; hanyak berjalan2 atau menikmati wisata kuliner, dan untuk memancing ikan atau kepiting.
Suasana yang jauh dari keramaian Jakarta dan tempat yang sangat menarik serta suasana yang eksotis bisa membuat daerah ini menjadikan salah satu andalan Ancol untuk 'merebut' wisatawan. Dengan konsep yg apik, walau harus sedikit sentuhan perawatan ( karena masih ada yg tidak peduli tentang corat coret di beberapa daerah, area tiang lampu dan railing ), Â Ancol harus bisa terus tetap berusaha membuat warga Jakarta untuk dapat lebih bisa berkreasi dan berwisata dan tidak harus ke luar kota bahkan ke luar negeri .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H