Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kisah 'Narsis' Seorang Ibu: Bermusik sejak Dini

4 Mei 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:05 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Sepertinya, tidak ada orang tua yang tidak bangga pada anak2nya walau kenyataannya tidak bisa manjadi kebanggaan keluarga. Apalagi ibu2. Biasanya ibu2 lebih membanggakan anak2nya ketimbang bapak2 ( benar tidaknya belum dibuktikan ), terlihat dengan ibu2 selalu dekat dengan anak2nya karena ibu tetap selalu mendampingi sewaktu menghadapi kehidupan. Dan ibu yg mengandung dan melahirkan anaknya. Cerita ini adalah tulisan seorang ibu yang sangat bangga akan anak2nya dan selalu mengatakan bahwa 'anaknyalah yang terbaik di dunia' .....

Sejak beberapa tahun lalu, sewaktu anakku yg besar kelas 5 SD dan yang kecil kelas 3 SD, mereka minta untuk mengikuti les musik. Anakku yg besar, laki2 ingin belajar biola, suatu alat musik yg dulu aku ingin belajar tetapi tidak kesampaian karena waktu itu biola sangat mahal dan aku sudah les piano. Sedangkan anakku yg kecil, perempuan, ingin belajar piano, seperti aku.

Sewaktu sedang senang2nya, kedua anakku selalu memperdengarkan 'musik'nya di seantero rumahku, sampai terdengar ke luar. Si kecil, Michelle, memainkan piano yg belum bisa, 'ting tong ting tong' dan si besar, Dennis, memainkan biolanya yg juga belum biasa 'ngak ngek ngok', tetapi heran ..... kami tidak merasakan berisik walau sebenarnya bikin pusing ..... hihihihi ...... tentu itu karena mereka sangat bersemangat memainkan alat2 musiknya dan aku terlalu bangga terhadap mereka !

Karena Dennis belajar memainkan biola yg notebene bisa dibawa kemana2, dia sering mencoba2 biolanya sebelum les dan akhirnya dia bisa memainkannya walau baru beberapa minggu les. Dia bisa memainkan beberapa Minuet yang sederhana dan mulai mempelajari lagu2 masa kini yang dia suka dan lagu2 rohani. Kelihatannya, dia memang berbakat menjadi pemain biola ..... hihihihi ..... ibu yg narsis yaaa .....

Dennis benar2 menikmati biolanya. Kemana2 dibawa dan mencoba2 untuk mempelajari lagu2 baru. Dia mulai menjadi ABG ( anak baru gede ), dan setelah dia SMP, keinginannya bertambah banyak. Dia memang ikut aktif di Gereja kami dan sering diminta untuk menjadi pemusik yg melatar belakangi jemaat bernyanyi, baik di tempat orang2 dewasa juga di Sekolah Minggu Remaja. Dan aku benar2 bangga menjadi ibunya .....

Dennis di biola, mengiringi kebaktian remaja di Gerejaku.

Mulai kelas 2 SMP, dia mulai mencari2 kesempatan untuk mempelajari gitar dan meminta aku mendaftarkannya di sekolah music yang sama. Dia merasa lebih pantas untuk memegang gitar dari pada biola. Memang, dia tetap les biola tetapi lebih konsentrasi ke gitarnya. Dan dia terlihat lebih bisa 'memahami' sahabatnya, yaitu si gitar. Waktu belajar biola memang aku minta, "Belajarlah biola klasik dan nanti akan bisa dengan sendirinya untuk mempelajari pop", dan untuk gitar, dia minta untuk les gitar pop.

Dennis di gitar dan Michelle di vianika, mengiringi pujian di kebaktian di Gerejaku.

Sejak saat itu, Dennis lebih sering membawa gitarnya ketimbang membawa biolanya, dan dia tidak mau lagi les biola tetapi tetap memainkannya untuk pelayanannya di Gereja kami.  Dia mulai mempelajari dengan sungguh2 teori2dan prakte dengan gitarnya. Dan dia selale mencari not lagu2 yang dia suka ; lagu2 rohani  ( Hillsong, Nikita,  dll ) dan lagu2 masa kini yg aku tidak tahu ..... Setiap hari, petikan gitarnya menggema di seluruh rumahku ...... sangat membanggakan dan membahagiakan .....

Lain lagi dengan Michelle. Dia memang selalu mengikuti aku ; dari model rambutku, 'tidak suka makan'ku, kurusku, 'mau jadi arsitek seperti mama' dan juga dia memang mau menjadi pianis amatir seperti aku sebelum tangan kananku tidak / belum bisa digerakkan karena stroke ( lihat tulisanku ..... ). Dulu, kami sering mencontohkan 'bagaimana menjadi pianist', bagaimana ketukan2 yg tertera di buku Beyer, Kuhlau, Bertini, Bach, atau Sonatina yang baru dia pelajari. Dan Kami bermain bersama di iringi dengan ketukan 'metronome' untuk menjaga ketukan tidak 'lari' .....

Michelle latihan organ. Waktu itu pianoku suaranya 'sember', sehingga dia memakai organ untuk latihan.

Selain itu, mereka juga diajarkan di sekolahnya bermain suling dan vianika. Beberapa kali mereka memainkan alat musik ini di sekolah atau ensemble di Gereja kami. Dan memang ada bakat musik mereka, walau aku tidak tahu darimana mereka dapatkan .....

Dennis tampil ensemble ( suling ) dengan kolaborasi dengan teman2nya.

Dennis di biola dan Michelle di piano serta mamaku menyanyi, memuji Tuhan di Gereja kami.

Dennis di biola dan Michelle di piano mengiringi mamaku di ulang tahun Gereja kami.

Ketika anak2ku sudah siap untuk 'dimunculkan' bersama, kami banyak memainkan duet dengan piano dan bioa atau dengan piano atau gitar. Sesekali, aku juga memainkan bersama antara piano, organ dan biola atau dengan piano, organ dan gitar. Duhhhh, bahagia rasanya ..... dengan anak2, ber-duet atau trio ..... Terima kasih Tuhanku .....

Sewaktu Michelle kelas 3 SD ( sekarang sedang ujian SD ), dia diminta tampil di konsert anak2 di sebuah mall di Jakarta untuk memeriahkan ulang tahun sekolah musiknya. Wahhh ..... betapa bangganya aku ... karena dulu, aku diminta tampil di konsert waktu aku SMP. Hatiku berbunga2 dan aku meminta banyak temanku untuk hadir di acara konsert itu .....

Michelle dengan organnyaserta ensemble vianika teman2 di sekolahnya, mengiringi kebaktian Natal.

Michelle kelas 3 SD, tampil di konsert di sebuah mall di Jakarta, bertepatan dengan ulang tahun sekolah musiknya. Sangat membanggakan .....

Aku memang selalu mengajarkan anak2ku disiplin tinggi, termasuk untuk latihan music paling tidak 1 jam sehari. Dan mereka mematuhinya, walau kadang2 mereka sembunyi2 untuk 'keluar' dari jalur it, aku tidak apa2. Mungkin mereka bosan atau ada kegiatan sekolah, dan 'namanya juga anak2', begitu aku meresponnya. Dan konsep hidup kami tetap berjalan dengan baik hingga hari ini ....

Dan ketika aku sakit stroke 1,5 tahun lalu ( tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan 'Berteman' dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan...( Bagian 1 ) ), anak2ku tidak pernah malu dengan keadaanku, bahkan dengan sayang dan bangga, menyambutku dan menggandengku jika aku berkesempatan berjalan dengan mereka. Juga jika aku memakai kursi roda, mereka dengan sayang mendorongku bergantian .....

Mimpiku untuk mereka tentang musik ini, adalah mereka berkesempatan berkolaborasi dengan banyak pemusik di konsert yang dihadiri banyak pencinta musik di dunia. Mereka harus lebih baik dari aku dan membuat Indonesia bangga terhadapnya.

Anak2 kita adalah pelita bagi kita semua, termasuk bagiku. Anak2 kita pasti yg paling dibanggakan untuk kita, juga aku. Jika aku boleh mengatakan, bahwa anak2ku ( kita ) adalah anak2 yg sangat membanggakan dan mereka adalah anak2 yang terbaik di Indonesia, bahkan di dunia .....

Salamku .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun