By Christie Damayanti
Siapa yg tidak kenal Adam Malik? Beliau adalah salah satu favoriteku. Wajahnya kebapakkan dan senyumnya membuat aku seperti melihat senyum papaku.
Beliau lahir di Sumatra Utara, 22 Juli 1917 dan setelah lulus HIS beliau diminta untuk memimpin sebuah toko di sbelah bioskop dan beliau selalu membaca berbagai buku untuk memperkaya pengetahuan dan wawasannya. Ketika masih belasan tahun, beliau menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar ( 1934 - 1935 ) dan ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Keinginannya untk maju dan berbakti kepada bangsa, mendorong Adam Malik merantau ke Jakarta.
Sekitar tahun 1937, beliau berkantor di Jl.Pinangsia 38 Jakarta Kota untuk menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional, dengan berbekal 1 meja tulis tua dan 1 mesin tulis tua, bersama teman2nya diantaranya, Armin Pane. Dan di jaman Jepang, Adam Mali aktif bergerilya dengan pemuda2 untuk memperjuangkan kemerdekaan. Dan menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, Adam Malik pernah melarikan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Adam Malik dengan kaca matanya yang khas, pada waktu itu ( tahun 1966 ).
Tahun 1945 - 1947 Adam Malik sebagai Ketua III yg bertugas untuk meyiapkan susunan pemerintahan. Dan akhir tahun 1950-an, atas penunjuakkan Soekarno, Adam Malik masuk ke pemerintahan untuk menjadi duta besar luar biasa berkuasa penuh untuk Uni Soviet dan Polandia dan beliau menjadi ketua Delegasi RI dalam perundingan Indonesia-Belanda untuk penyerahan Irian Barat tahun1962. Tahun 1965 Adam Malik memegang jabatan Menko Pelaksana Ekonomi bersama Roeslan Abdulgani dan Jendral Nasution.
Sewaktu terjadi pergantian Orde Lama di tahun 1966, beliau menyatakan keluar dari Partai Murba dan 4 tahun kemudian beliau bergabung daengan partai Golkar. Sejak tahun 1966 sampai 1977, beliau menjabat sebagai Wakil Perdana Mentri II / Menlu ad Interim dan Menlu Republik Indonesia. Tahun 1967, Adam Malik memelopori terbentuknya ASEAN dan dipercaya menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York. Tahun 1977 menjadi Ketua DPR / MPR dan tahun 1978, terpilih menjadi Wakil Presiden RI yang ke-3.
Adam Mali meninggal di Bandung pada tanggal 5 September 1984 karena kanker lever dan keluarganya mendirikan Museum Adam Malik dan Pemerintah banyak memberikan berbagai tanda kehormatan.
Adam Malik menerima banyak penghargaan untuk pengabdiannya untuk bangsa dan negara Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------