By Christie Damayanti [caption id="attachment_104128" align="aligncenter" width="680" caption="www.google.com"][/caption] Lalu apa jawabku, ketika Yesus telah mengorbankan nyawa NYA untukku dan dunia ini ? Apa balasanku untuk DIA ? "Sahabat yang baik adalah sahabat yang tidak akan pernah meninggalkan sahabatnya dalam kesusahan". Seperti Yesus, sahabatku dan sahabat kita semua. DIA tidak pernah meninggalkan aku dan kita semua walau aku sering 'meninggalkan NYA' sewaktu aku terlalu sibuk untuk ' berbicara' kepada NYA .... DIA tidak hanya sekedar sahabat, tetapi DIA melayani ku, bahkan bukan hanya melayaniku ..... DIA 'menghambakan diri NYA' untukku  dan DIA rela mati untuk ku ......
Yerusalem pada hari itu
Para prajurit mencoba untuk menghapus jalan sempit
Tetapi orang banyak di paksa untuk melihat
MANUSIA dikutuk untuk mati di bukit Kalvari
DIA berdarah dari pemukulan, ada garis-garis pada punggung NYA
DIA memakai mahkota duri di atas kepala NYA
DIA menanggung setiap langkah
Celaan dari orang-orang yang berteriak untuk kematian NYA
Via Dolorosa disebut jalan penderitaan
Tetapi DIA memilih untuk berjalan menuju penyalib-annya
Cinta NYA untuk ku dan kita semua
Membersihkan jiwa-jiwa semua orang
Lalu ? Bagaimana aku membalas NYA ? DIA tidak ingin aku menadi hamba NYA, DIA tidak ingin aku member I semua kebutuhan NYA ..... DIA hanya ingin aku berserah dan percaya kepada NYA. DIA ingin aku pasrah dan selalu memikul 'salib NYA' ..... Memikul salib NYA ? Bagaimana caranya ?
Ku setia tetap ikut jalan salib, meski diriku pun dicela Satu saat kelak ku dibawa pergi, ke tempat kemuliaan Nya Menjunjung salib Tuhan adalah melakukan perbahan besar yang mendasar dalam hidupku. Aku harus berusaha dan terus berusaha untuk selalu hidup dengan kepercayaan penuh kepada NYA. Aku harus selalu hidup lebih baik dan lebih baik lagi. Mungkin, sebelum ini, hidupku adalah sebuah kesedihan bagi NYA. Mungkin dulu hidupku merupakan manusia2 jahat yang membuat Tuhan menangis. Tetapi DIA tetap mau bersahabat denganku. DIA tetap memilih aku untuk tetap hidup bersama NYA. Dan mulai saat ini, aku akan terus mau dan selalu hidup menjadi manusia yg berbeda, walau dunia selalu mencibir kita .....
Meski salib itu di cela dan di cerca bagiku tiada taranya Salib ituku junjung penuh, hingga tiba saat ajalku Salib itu kurangkul teguh, dan mahkota kelak milikku Yesus bukan sekedar pelayan, tetapi seorang hamba yg mau merendahkan diri serendah2nya di hadapan orang banyak, bahkan sampai mati. Ketika banyak orang ingin selalu dipermuliakan setinggi2nya, aku harus bisa lebih 'rendah' dari NYA. Lihatlah DIA ! Lihat .... Rendah hati seperti Yesus .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H