Pekerjaan dimulai pada Dam Olmos dan bypass saluran pada tahun 1926, namun San Antonio Conservation Society berhasil memprotes pilihan selokan beraspal. Ada rencana besar datang tahun 1929, ketika San Antonio dan arsitek asli Robert Hugman mengajukan rencananya tentang apa yg akan diperbuat dengan sungai ini.
Di area ini, banyak 'pengamen' Mexico dan Indian. Ini adalah dari salah satu suku Indian dari Pegunungan Andes. Musiknya, ya ampunnnnn ........ indah dan romantic sekali ......
Untuk jalan2 di area ini saja, bukan di mal nya ( River Center ) memakan waktu bisa 2 hari karena tempatnya indah sekali. Hari masih pagi dan jalan2 belum banyak pengunjung. Kesempatan ini aku pergunakan untuk mengamati arsitektur dan lingkungan. Jalan2nya dari conblok dan sebagian lagi adalah batu2an. Tumbuhan2 banyak yg liar, tetapi dipangkas sehingga menjadi 'point of esthetic'.
Ada beberapa jembatan, dan sungai San Antonio ini bisa dilalui tepi sisi kanan dan kirinya. Dan karena aku sengaja mengamati arsitektur dan lingkungan, aku berlali menyeberang kesana kemari. Coba lihatlah, dengan suasa seperti ini, bagaimana aku tidak merasa sesuatu yg romantic?
Beberapa pohon2 liar ( tidak sengaja ditanam ; terlihat tidak ditata dengan desain khusus ), tetap menjadi pemandangan yg sangat romantic, bukan? Kapan ya, Jakarta seperti ini ?
Beberapa jalanan dari conblok dan bberapa lagi dari batuan alam, menanbah indahnya tempat ini dan lebih kelihatan kental 'berwawasan alam'nya ..... Coba lihat, ada pohon yg miring, kelihatan bahwa memang tidak didesain khusus dan tumbuh liar, tetapi tetap menjadi focus estetik .....