By Christie Damayanti
[caption id="attachment_323535" align="aligncenter" width="575" caption="www.skmecca.com"][/caption]
Bisakah dibayangkan? Bagaimana aku bisa bekerja lagi, sementara berbicara saja aku tidak bisa? Bagaimana aku tidak stress? Bagaimana aku tidak depresi? Aku, yang notebene sudah berumur 40 tahun ( ketika itu tahun 2010 ), single parent denan 2 anak SD dan SMP ( waktu itu ), bisa membiayai anak2 dan keluargaku? Sangat tidak mungkin! Itu yang aku pikirkan, seharian tanggal 9 Januari 2010.
Hari itu adalah hari ke-2 aku terserang stroke. Aku baru sadar, bear2 sadar, bahwa masa depanku terancam! Bukan, bukan terancam karena ada yang mengganggu hidup kami, tetapi terancam karena kemungkinan besar aku tidakakan bisa bekerja lagi untuk membiayai hdup kami dan biaya sekolah anak2ku! Pikiranku melayang2 dengan kesakitan yang luar biasa, ketika aku memaksa untuk berpikir dengan cacat otak kiri yang masih 'basah', karena memang darah masih menggenang di sana .....
2 minggu aku dirawat di sebuah rumah sakit Katolik di San Francisco, aku belajar berbicara. Dari 1 kata2, lalu 2 kata2 sampai membentuk sebuah kalimat sederhana. Pun aku tetap belum mampu melafalkan nama anak2ku secara ssempurna.Hanya sedikit bergumam dalam bahasa Inggris 'cadel', seperti anak SD yang baru belajar bahasa Inggris pertama kalinya.
Kemudian aku diterbangkan ke Jakaarta, tempat tinggalku dari San Francisco, menempuh waktu seitar 21 jam. Dengan kepala berat dan selalu vertigo karena otak kiriku pun masih basah karena genangan darah merah itu tetap masih terkumpul disana. Diantar seorang bruder dari Alaska, Bruder Frank namanya. Dia sediit mengajarkan aku untuk berkata2 dalam bahasa Inggris, dan mulai bisa melafalkan nama anak2kku, Dennis dan Michelle. Untung nama anak2ku tidak ada huruf 'R' nya, karena sampai sekarang pun, aku belum sempurna untuk melafalkan huruf 'R' di setiap kosa kata .....
1 bulan aku dirawat di sebuah rumah sakit Kristen di Cikini, dan disanalah aku benar2 belajar hidup! Ya, aku 'belajar hidup!'. Mulai belajar makan dan minum dngan baik, bekajar 'pipis' dan membuka serta memakai celana dan baju, belajar bangun dan belajar jalan.Itu yang terutama, kebutuhan dasarku sebagai manusia.
Kemudian, au mulai belajar berkata2 dlam bahasa Indonesia. Karena aku mulai belajar kata2 dalam bahasa Inggris, aku 'lupa' untuk berkata2 dalam bahasa Indonesia. Maklum, aku stroke dan yang di serang adalah otak, sehingga otak akan 'melupakan'yang sebelumnya ada jika aku tidak di'ingatkan' lagi dengan terapi .....
Kosa kasa pertama ku adalah tentang keluargaku, tentu. Pertanyaan2 untuk anak2ku. Belajar bernyanyi lagu2 Kidung Pujian, membuat aku menjadi tenang. Itu lah kosa kata2ku yang pertama, sehingga dengan Kidung Pujian, Tuhan terus membuat aku bersemangat serta kata2ku terus bertambah.
Ketika aku sudah berpikir tentang untuk dapat bekerja lagi demi membiyai anak2ku, aku pun mengatakan kepada dokter dan terapist2ku, supaya dipersiapkan untuk segala hal. Jadi,aku pun harus belajar berhitung, sesuai dengan kedudukanku di pekerjaanku ......
Terapist bicara ( speech therapy ) ku tip hari datang ke Unit Stroke dan aku belajar berbicara seperti anak kecil. Belajar menulis dengagn tangan kiri dan belajar berhitung. Suatu saat, dia meminta aku untuk menulis 1 + 1. Dan aku menuliskannya dengan tangan kiriku. Setelah itu, dia berkata,