Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

'Mereka' pun Berbaur Bersama Masyarakat Luas, Termasuk Pejabat Swasta dan Kementerian

25 Februari 2014   19:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti


4 nara sumber dan 7 insan pasca stroke dalam event 'ICT for Disabled' - Sabtu, 22 Februari 2014

Sebelumnya :

Undangan Inspiratif untuk kompasianer

Live Streaming untuk "ICT for Disabled"

Empat Motivator Penyandang Disabilitas akan Mengunjungi 34 Propinsi di Indonesia

Cacat? Disabilitas? Mimpi Kita Semua Sama, Koq!

Ratusan undangan aku sebarkan ke semua teman2ku lewat beberapa grup Facebook atau pun Twitter. Untuk yang ingin mendapatkan proposalnya, aku kirimkan lewat email. Begitu juga dengan teman2 IPS. Lewat grup khusus IPS ( Insan Pasca Stroke ), lewat rumah sakit2 serta dokter dan terapist, aku ingin menghimpun untuk kita semua merasakan inspirasi yang sama, bahwa KITA BISA!

Sekitar jam 8.30, aku sampai di lobby utama Indosat. Ternyata sudah banyak yang datang. Mereka belum naik karena acara kami di lantai 4 Auditorium Indosat. Termasuk sahabat2 IPS.

Begitu aku masuk ke ruangan, aku melihat pak Windu Hernowo menyongsong ku. Aku mengenal beliau ketika aku diminta berbicara sebagai IPS di Kementerian Kesehatan pada tanggal 29 Oktober 2011 dalam rangka Hari Stroke Internasional, dengan kata2ku yang masih agak sulit. Dan beliau aku ajak masuk ke Kompasiana, yang sekarang beliau merupakan salah satu 'tokoh' Desa Rangkat, salah satu komunitas di Kompasiana. Lihat tulisanku Merajut Kemandirian bagi 'Stroke Survivor' : Sarasehan Hari Stroke sedunia - 29 Oktober 2011.

13933044191289489921
13933044191289489921

Aku dengan pak Windu Hernowo, sedang memperlihatkan karyanya di smartphone-nya.

Aku memeluk beliau, secara kami sudah cukup dekat. Begitu juga pak Berry, IPS usia lanjut dengan lumpuh 1/2 tubuh kirinya, tetapi beliau masih mampu setir sendiri! Aku pun belum bisa seperti beliau, nyetir sendiri dengan kelumpuhan ½ tubuh seperti aku. Bedanya beliau lumpuh ½ tubuh sebelah kirinya. Dan itu yang menginspirasiku, untuk bisa setir sendiri lagi! Lihat tulisanku Mungkinkah Aku Setir Mobil Lagi, Walau Aku 'Cacat Tubuh?'

1393304462107767141
1393304462107767141

Aku dan pak Berry, IPS lanjut usia tetapi masih setir mobilnya sendiri! Luar biasa!

Beberapa IPS yang lainpun berdatangan, walau hujan terus mengguyur Jakarta. Mas Aji, sahabat IPS ku yang tergabung dalam 'kelompok pendukung' di grup Facebook, juga mas Oki yang baru aku kenal dan bergabung juga di 'kelompok pendukung' atau sahabat2 IPS yang lain, membuat aku bahagia untuk terus berbagi dalam keterbatasan. Oya, termasuk pak Didin yang diantar oleh Yordan, putranya, seorang IPS lanjut usia yang luar biasa! Bisa dibaca dalam tulisanku Pak Didin, Stroke Survivor yang Mulai Bangkit Dengan Keterpurukkannya.

1393304610155768802
1393304610155768802

13933046741377347503
13933046741377347503

Pak Didin, yang seperti papaku saja. Bersama dengan Yordan, putra terkasihnya .....

Memang, beberapa IPS sahabatku batal datang karena hujan dan ada juga yang sakit. Tetapi mereka tetap menghubungiku untuk meminta maaf, tidak bisa datang. Aku tetap berterima kasih dan meng-apresiasi nya untuk dukungan dan doa2nya.

Sebelum acara dimulai, aku sempat berbincang lama dengan pak Windu. Beliau bercerita banyak tentang buah karyanya. Menarik, sampai aku mulai berpikir untuk cari tahu, bagaimana karya beliau bisa menjadi sebuah karya nyata bagi banyak orang.

Aku bergerak lagi, pak Didin sudah datang, kan? Aku mencari tempat duduknya. Diantar oleh Yordan, anaknya dan mendorongnya di kursi roda, aku memeluk pak Didin dan beliau juga memelukku dengan kasih. Aku seperti melihat papa disana, senyumnya yang lembut, dan selalu tertawa menyambutku. Kami sering berkomunikasi dengan beliau, dan sudah beberapa kali siaran di RPK 96.3 FM. Lihat tulisanku Dalam 3 Hari Saja, Pak Didin Insan Pasca Stroke sudah 'Sembuh!

Yordan pun kulihat sangat peduli dengan papanya, bahkan yang aku tahu, mereka berdua menjadi sebuah tim untuk membangun alat2 musik baru, setelah pak Didin mulai bangkit lagi dalam keterpurukannya. Bahkan tim kecil mereka sudah membuat Menpora mengapresiasi alat2 musik mereka dan mensponsorinya. Puji Tuhan!

Memang belum banyak yang aku bersama sahabat2 IPS ngobrol bersama karena aku harus berbicara sebagai salah satu nara sumbernya. Sehingga, dengan mereka mau datang, berinteraksi dengan sesama disabled dan berbaur bersama semua kalangan yang ada disana non-disabled ( mulai dengan anak2 dan remaja, aktifis, orang tua, instansi swasta bahkan pejabat2 dari beberapa kementrian ) merupakan kebahagiaan yang tak terhingga untukku! Seorang peempuan biasa bisa menyatukan dalam ikatan pertalian kasih dalam Tuhan .....

Setelah acara selesai dan mulai beramah tamah, saling sharing, mengisi inspirasi bahkan bertukar kartu nama anatar disabled dan non-disabled, itu memang merupakan momen2 yang berharga. Bahwa ini merupakan salah satu tujuan acara : yaitu 'pembobolan' dinding pemisah antara disabled dan non-disabled. Antara kelompok 'eksklusif' dengan kelompok peduli dalam pembauran. Antara pejabat instansi swata, pemerintah bahkan kementrian dengan masyarakat biasa! Dan IDKITA berhasil dengan konsep2nya, bersama IDCC dan KartuNet, untuk masing2 personal membuka diri dalam berinteraksi demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Baik disabled-nya maupun masyarakat non-disabled. Puji Tuhan!

Khusus untuk IPS, sebenarnya agak berbeda dengan disabled pada umumnya. Begini :

Disabled pada umumnya merupakan sekelompok masyarakat yang memang  mempunyai kendala tubuh yang berbeda. Mungkin sejak lahir, atau sakit atau juga karena kecelakaan. Mereka sebagian besar sudah dalam keterbatasan sejak kecil. Bahkan mereka banyak yang tidak pernah merasakan fungsi anggota tubuhnya secara sempurna. Dan jika mereka tumbuh dewasa, mereka akan berjuang dari nol demi masa depannya yang lebih baik. Seperti sahabat2ku, Habibie, Dimas dan Riqo.

Bagaimana dengan msyarakat IPS? Kami berbeda. Biasanya, orang2 yang stroke sudah berumur. Walau beberapa tahun belakangan ini, stroke bukan untuk kalangan orang2 yang berumur saja, melainkn dibawah 30 tahun pun, banyak yang terserang stroke, salah satunya adalah mas Ajie, salah satu sahabat IPS ku.

Sahabat2 IPS ku sendiri, sebagian besar merupakan masyarakat berumur, diatas 55 tahun. Bahkan beberapa sudah diatas kepalan 70 tahun. Awalnya, seperti akupun, mereka sempat 'galau'. Tetapi kegalauan mereka umurnya berbeda2. Aku sendiri, sangat galau dan tidak percaya kalau aku terserang stroke berat, walau hanya selama 1 atau 2 jam saja, dan setelah itu aku memecut semangatku dari titik terendah sampai naik sedikit dibawah puncak gunung tertinggi .....

Ada yang 1 atau 2 tahun mengalami deprsi dalam keterpurukan. Salah satunya adalah mas Ajie. Atau 5 bulan depresi dan terus menangis dan marah2 karena depresi, tetapi begitu semangat, beliau langsung berkarya dengan sangat luar biasa! Seperti pak Didin.

13933047301377908322
13933047301377908322

Bersama mas Ajie ( paling kanan ) dengan pejabat Kominfo

Bagi IPS sendiri seperti aku, kami sudah mempunyai kemapanan dalam hidup. Sudah bekerja dan mempunyai karir. Beberapa punya keluarga dan hidup dengan baik. Tiba2 terserang stroke, dan lumpuh ½ tubuh atau lumpuh total, sesuai dengan derajad kecacatannya ( lihat tulisanku 'Derajat Kecacatan'Akibat Serangan Stroke, Seperti Aku ..... ).

Aku sendiri adalah hanya seorang perempuan kecil, dan sekarang merupakan bagian dari masyarakat disabled, tetapi masih mempunyai mimpi2 yang sama. Aku tetap berjuang untuk penghidupanku, dan  mempertahankan alur dalam bersosialisasi di semua lapisan masyarakt secara inklusi. Seperti dalam cerita hidupku di tulisanku Dua Kali Titik Balik Hidupku, Menjadi 360 Derajat.

Untukku, walau aku tergolong 'muda' dalam komunitas IPS dan pernah mempunyai 'segalanya' sebelum terserang stroke, tetapi ternyata itulah titik balik hidupku. Dan Tuhan membentuk hidupku serta terus merendanya dalam rencana NYA. Sehingga, apapun yang terjadi, seburuk2nya pun hidupku, aku percaya ini adalah rencana Tuhan dan itulah yang terbaik untukku. Sehingga, aku tetap berusaha untuk mengikut Tuhan, melayani NYA, lewat sesama, termasuk komunitas disabled. Dan aku yakin dan percaya, aku bisa menjadi salah satu kepanjangan tangan Tuhan untuk terus berkarya .....

Salam inklusi dan Tuhan berkati!


Profil | Tulisan Lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun