4.      Mengoptimasikan produktivitas kota
5.      Mengembangkan bdaya perkotaan
6.      Menyerasikan kehidupan perkotaan dengan lingkungan hidup
Sumber : 'Jakarta City Planning Gallery', 2014.
Masalahnya adalah belum ada sinkronisasi antara pemda dengan warga Jakarta. Bahkan pemda nya sendiri belum mempunyai KETEGASAN untuk menjalankan aturan2 yang sudah dibuatnya sendiri! Sehingga, warga kota pun merasa bebas dalam meanggar aturan2 pemda. Misalnya, di tulisanku Fenomena 'Makan Buah Simalakama' untuk Jakarta.
Tujuannya jelas sekali, yaitu untuk terciptanya ruang kota dengan kualitas kehidupan yang berproduktif dan inovatif. Tentu saja, itu yang akan membuat Jakarta lebih bermakna bagi warga kota bahkan Indonesia. Jika kota Jakarta nyama untuk berkegiatan ( misalnya, kemacetan terkurangi atau banjir juga terkurangi ), pastilah Jakarta mampu lebh bersaing dengan kota2 dunia yang lain.
Tujuan yang lain untuk terwujudnya pemanfaatan kawasan budidaya kota secara optimal demi peningkatan produktifitas dan nilai tambah perkotaan. Sebuah kota itu bukan hanya sekedar sebuah kota. Apalagi Jakarta adalah ibukota negara besar. Sehingga, nilai2 lebih sebuah kota Jakarta akan mempengaruhi tatanan perkotaan. Jika Jakarta mempunyai 'nilai lebih' ( seperti Singapore, misalnya sebagai kota kecil dari sebuah negara kecil, tetapi mempunyai nilai lebih sebagai kota yang rapi, taat aturan serta berteknologi, membuat Singapore mempunyai BRANDING menjadi kota dunia ), maka Jakarta juga mempunyai BRANDING khusus sebagai kota dunia yang spesifik!
Jakarta pun ingin melayani semua prasaraa dan sarana kot yang berkualitas, layak, berkeinambungan serta bisa diakses oleh seluruh warga Jakarta! Begitu juga Jakarta ingin menciptakan fungsi2 kawasan khusus yang mendukung perannya sebagai ibukota negara secara optimal. Ya, itu yang aku katakan di ulasa diatas, bahwa Jakarta harus mempunyai nilai lebih untuk sebuah 'BRAND' yang spesifik demi sebuah kebanggaan nasional!
Tetapi semuanya sangat tergantng dari warga kota itu sendiri. Pemda dengan desain kotanya secara detail, sudah mengungkapkan keinginan2 Jakaarta sendiri untuk membawa warga kota lebih baik lagi. Ketegasan2 pemda dalam menjalankan aturan2 yang dibuatknya sendiri, harus terus digalakkan!
Terwujudnya keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang2 darat, laut dan udara Jakarta harus terus dipertimbangkan kondisi2 Jakaarta dalam daya dukung alamnya serta lingkungannya. Ini yang harus ditegaskan, bahwa sebuah kita itu bukan hanya di desain secara fisik kota dengan bangunan2 yang futuristik. Mega2 bangunan yang tidak sesuai dengan tatanan Indonesia sbagai negara yang berbudaya tinggi, tidak memerlukan semuanya itu! Budaya Indonesia, khususnya Jakarta mempunyai konsep tersendiri, seharusnya. Bukan bangunan2 modern dengan konsep2 fuuristik, yang membuat Jakarta hanya bisa disamakan dengan kota2 dunia yang lain, tetapi tidak ada 'nilai lebih' nya ......
Jakarta sendiri juga ingin mewujudkan keterpaduan penataan ruang wilayah dengan wilayah2 lain yang berbatasan. Misalnya, wilayah hulu, Bogor dan Puncak, dimana air akan terus turun ke Jakarta dan jika daerah itu tidak mempunyai penyerapan serta sungai Jakarta yang sudah dangkal serta mengecil, akan menambah permasalahan Jakarta dengan banjir.