Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemanasan Global Bumi, Perubahan Pola Hidup dan Sisi Pantai, Penyakit, sampai RTH untuk Jakarta

13 Maret 2014   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="" align="aligncenter" width="589" caption="starsandstripe.blogspot.com"][/caption]

Sebelumnya :

Menuju 30% RTH [Dari Sekarang 11% Saja], Mungkinkah?

Boleh kan, Jika TPU Menjadi Program Rencana 30% RTH Jakarta?

Pemanasan global bumi, apa hubungannya dengan lingkungan hijau? Apa lagi, apa hubungannya dengan Jakarta? Pertanyaan2 yang banyak sekali ditanyakan oleh beberapa teman, bahkan beberapa mahasiswaku.

Pemanasan bumi sangat terkait dengan lingkungan. Pertambahan penduduk pun masuk didalamnya. Termasuk ekosistem yang tidak sesuai lagi dimana banyak hewan terancam punah, atau kebalikannya, hewan2 itu semakin tidak terkendali dalam berkembang biak. Yang mengakibatkan putusnya salah satu rantai makanan.

Iklim tidak menentu, bahan makananpun berubah karena pertanian, perkebunan bahkan peternakan pun berubah. Peningkatan suhu bumi, membuat air lautpun menghangat bahkan memanas. Dan merusak terumbu laut dan habitatya. Sehingga air laut yang menghangat menimbulkan naiknya muka air laut 3 milimeter per-tahun ( sumber : RTH 30% : Resolusi Kota Hijau ), rusaknya kawasan pantai serta menimbulkan abrasi beresiko membuat dataran 'turun' perlahan.

Masih dianggap tidak apa2? Toh hanya turun 3 milimeter per-tahun? Kan nanti kita sudah meninggal, 'ngapain repot?

Ditambah dengan menghangatnya permukaan bumi membuat patasit berkembang cepat dan merebaknya banyak jenis penyakit baru. Dampaknya sangat dashyat!

Apakan kita masih bisa berkata, bahwa bumi kita masih baik2 saja?

Sekarang .....

Beberapa tahun lalu, pemerintah mengatakan bahwa banjir badang di Jakarta itu rutin 5 tahun sekali. Ya, hanya 1 kali yang 5 tahun sekali ( tahun 2002 ke tahun 2007 ). Selebihnya, tiap tahun banjir badang Jakarta. Bahkan 1 atau 2 tahun ini, setiap hujan ( bukan berhari2 lho, bahkan hanya beberapa jam saja ) pasti Jakarta di beberapa titik akan tergenang air, dari hanya sebatas mata kaki hingga 1 meter atau lebih ......

Itu cerita banjir Jakarta yang banyak aku ulas di banyak artikel2ku tentang Jakarta. Belum lagi cerita tentang rob ( air laut pasang ). Jika tidak banjir karena hujan, Jakarta bagian utara banyak tergenang karena rob. Daerah Pluit dan Pademangan. Seringkali tiba2 tergenang dan tidak kunjung surut.

Hujan lokal Jakarta pun ditambah dengan luapan sungai Ciliwung akibat 'banjir kiriman' dari Bogor, bertambah Jakarta sarat denan banjir. RTH Jakarta sangat kurang. Bahkan RTH Bogor dan sekitarnya pun semakin lama semakin sedikit, menyusul pembabatan hutan lindung Bogor - Puncak. Lihat tulisanku tentang ini Puncak Terus Menjadi Obyek Bisnis, Lalu Bagaimana dengan Hutan Lindung dan Banjir Jakarta?

Dengan pemanasan global bumi serta kegiatan rutin alam dari musim hujan, kemarau serta musim pancaroba, warga Jakarta memang harus siap untuk mengalami 'bencana ekologis' ......

Tahun 2010, permukaan air laut sudah mencapai bertengahan Jakarta dibawah tanah. Pekiraan tahun 2020 sebagian kawasan Bandar Soetta akan tergenang laut. Tahun 2050, kawasan Monas akan terendam air laut dan sisi pantai Jakarta bergeser ke Dukuh Atas ( sumber : RTH 30% : Resolusi Kota Hijau ). Dan untukku sangat mengerikan! Mungkin tahun 2050 aku sudah dipanggil Tuhan, tetapi aku ingin anak2ku serta generasi2 penerusku tidak akan mengalami Jakarta seperti itu. Bagaimana membuat Jakarta lebih baik?

Konsep2 Jakarta tentang inipun sudah sangat bagus untuk memerangi bibir pantai Jakarta pada Dukuh Atas. RTH 30% memang cukup iedal, sepanjang warga Jakarta mau peduli dengan lingkungannya.

Coba lihat foto dibawah ini :

[caption id="" align="aligncenter" width="442" caption="RTRW 2010 - Jakarta"]

RTRW 2010 - Jakarta
RTRW 2010 - Jakarta
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="RTRW 2010 - Jakarta"]

RTRW 2010 - Jakarta
RTRW 2010 - Jakarta
[/caption]

Jika kita melihat foto diatas, untukku sendiri agak 'aneh'. Dalam menyelaraskan kebutuhan kehidupan manusia dengan lingkunganya sebenarnya perhitungan jakarta cukup baik, yaitu RTH 30%. Tetapi ada yang 'aneh'. Bahwa mengapa RTH berada di ujung selatan Jakarta? Mengapa tudak merencanakan secara menyebar? Bahkan sebenarnya RTH dengan pepohonan seharusnya berada di tengah2 kota dan menyebar sebagai paru-paru kota .....

Memang, seperti yang aku tuliskan pada link diatas, untuk membangun RTH ideal bagi kota (Jakarta) ini memang tidak mudah. Terkendala dengan dana pembebasan lahan serta SDM nya. Tetapi tidak ada salahnya untuk MERENCANAKAN dalam masterplan Jakarta. Mungkin untuk puluhan tahun lagi, pun tetap bisa direncanakan. Dan jika memang kita merencanakan ini, bertahap pemikiran kita terus berkembang untuk berbuat yang terbaik bagi Jakarta ......

Coba lihat sebuah 'hutan kota' di jantung kota New York, Central Park, lihat tulisanku 'Central Park New York' : Kawasan Hutan Kota dan Bagian dari Paru-Paru Dunia.

[caption id="" align="aligncenter" width="508" caption="site.psu.edu"]

site.psu.edu
site.psu.edu
[/caption]

New York juga merupakan 'kota tumbuh'. Bukan seperti Washington DC, dimana kota itu memang di desain sedemikian rupa sebagai kota ideal. New York termasuk 'kota tumbuh', tetapi kepedulian pemda dan warganya tentang lingkungan sangat luar biasa! Bahkan mereka mampu membangun RTH sedemikian luas bagi warga kotanya!

[caption id="" align="aligncenter" width="495" caption="www.planetware.com"]

www.planetware.com
www.planetware.com
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="507" caption="www.newyork101.com"]
www.newyork101.com
www.newyork101.com
[/caption]

Jangan lupa, New York adalah salah satu kota terbesar dan tersibuk di dunia. Dimana pengembangan tata ruang kotanya akan sangat mengacu kepada dunia. Baik dari segi bisnis dan ekonomi. Sehingga, sebenarnya mereka membutuhkan banyak titik lokasi untuk acuannya. Tetapi mereka tetap mampu membangun RTH yang luar biasa, bahkan disebut adalah HUTAN KOTA, yang benar2 seperti hutan. Dan aku pernah berjalan2 disana, bukan seperti dalam kita ( apalagi New York ), tetapi seperti berada di dalam hutan, tanpa polusi udara dan suara, dengan bau dan suara2 hutan. Banyak hewan hutan disana dengan suara2 burung yang selalu ada. Sangat mnyenangkan .....

Lokasi Central Park benar2 di jantung kota New York, membuat kota ini mempunyai paru-paru yang ideal. Bahkan Central Park ini bisa termasuk paru-paru dunia!

Aku tidak tahu awal pemikiran pemda Jakarta tentang pengembangkan kawasan hijau kota. Mungkin yang perlu aku tanyakan adalah ini. Bahwa justru dalam pengembangan kota tentang realisasinya, memang susah untuk membangun RTH ideal. Jika tidak sekarang, beberapa tahun lagi bahkan pluhan tahun lagi, pun merupakan mimpi bersama bagi warga Jakarta, bukan? Tetapi jika Singapore mampu membangun RTH baru yang luar biasa, mengapa Jakarta tidak bisa? Lihat tulisanku 'Garden by The Bay' : Ruang Hijau Baru yang Menakjubkan Bagi Singapore.

Tidak gampang memang, tetapi MERENCANAKAN yang terbaik, pasti akan menyulut semangat kepedulian untuk memabangun Jakarta yang lebih manusiawi .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun