Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemanasan Global Bumi, Perubahan Pola Hidup dan Sisi Pantai, Penyakit, sampai RTH untuk Jakarta

13 Maret 2014   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang .....

Beberapa tahun lalu, pemerintah mengatakan bahwa banjir badang di Jakarta itu rutin 5 tahun sekali. Ya, hanya 1 kali yang 5 tahun sekali ( tahun 2002 ke tahun 2007 ). Selebihnya, tiap tahun banjir badang Jakarta. Bahkan 1 atau 2 tahun ini, setiap hujan ( bukan berhari2 lho, bahkan hanya beberapa jam saja ) pasti Jakarta di beberapa titik akan tergenang air, dari hanya sebatas mata kaki hingga 1 meter atau lebih ......

Itu cerita banjir Jakarta yang banyak aku ulas di banyak artikel2ku tentang Jakarta. Belum lagi cerita tentang rob ( air laut pasang ). Jika tidak banjir karena hujan, Jakarta bagian utara banyak tergenang karena rob. Daerah Pluit dan Pademangan. Seringkali tiba2 tergenang dan tidak kunjung surut.

Hujan lokal Jakarta pun ditambah dengan luapan sungai Ciliwung akibat 'banjir kiriman' dari Bogor, bertambah Jakarta sarat denan banjir. RTH Jakarta sangat kurang. Bahkan RTH Bogor dan sekitarnya pun semakin lama semakin sedikit, menyusul pembabatan hutan lindung Bogor - Puncak. Lihat tulisanku tentang ini Puncak Terus Menjadi Obyek Bisnis, Lalu Bagaimana dengan Hutan Lindung dan Banjir Jakarta?

Dengan pemanasan global bumi serta kegiatan rutin alam dari musim hujan, kemarau serta musim pancaroba, warga Jakarta memang harus siap untuk mengalami 'bencana ekologis' ......

Tahun 2010, permukaan air laut sudah mencapai bertengahan Jakarta dibawah tanah. Pekiraan tahun 2020 sebagian kawasan Bandar Soetta akan tergenang laut. Tahun 2050, kawasan Monas akan terendam air laut dan sisi pantai Jakarta bergeser ke Dukuh Atas ( sumber : RTH 30% : Resolusi Kota Hijau ). Dan untukku sangat mengerikan! Mungkin tahun 2050 aku sudah dipanggil Tuhan, tetapi aku ingin anak2ku serta generasi2 penerusku tidak akan mengalami Jakarta seperti itu. Bagaimana membuat Jakarta lebih baik?

Konsep2 Jakarta tentang inipun sudah sangat bagus untuk memerangi bibir pantai Jakarta pada Dukuh Atas. RTH 30% memang cukup iedal, sepanjang warga Jakarta mau peduli dengan lingkungannya.

Coba lihat foto dibawah ini :

[caption id="" align="aligncenter" width="442" caption="RTRW 2010 - Jakarta"]

RTRW 2010 - Jakarta
RTRW 2010 - Jakarta
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="RTRW 2010 - Jakarta"]

RTRW 2010 - Jakarta
RTRW 2010 - Jakarta
[/caption]

Jika kita melihat foto diatas, untukku sendiri agak 'aneh'. Dalam menyelaraskan kebutuhan kehidupan manusia dengan lingkunganya sebenarnya perhitungan jakarta cukup baik, yaitu RTH 30%. Tetapi ada yang 'aneh'. Bahwa mengapa RTH berada di ujung selatan Jakarta? Mengapa tudak merencanakan secara menyebar? Bahkan sebenarnya RTH dengan pepohonan seharusnya berada di tengah2 kota dan menyebar sebagai paru-paru kota .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun