Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Boleh kan, Jika TPU Menjadi Program Rencana 30% RTH Jakarta?

13 Maret 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RTRW 2010 - Jakarta

Jika dilihat dari foto diatas ( RTRW 2010 ), terlihat agak 'jomplang'. Jakarta 'gemuk' ditengah tetapi RTH nya sebagian besar berada di selatan Jakarta. Padahal justru RTH yang dibutuhkan Jakarta untuk penyerapan air serta untuk paru2 kota.

Bagaimana Jakarta bisa sehat dengan RTH yang sebagian besar di selatan Jakarta?

Melihat Jakarta sekarang ini, memang tidak sehat dengan RTH yang ada. Apalagi RTH ini dibutuhkan untuk salah satunya penyerapan air. Bagaimana Jakarta tidak banjir?

Jadi, pemda memang tidak melulu salah dalam menata kebijakkan. Bahkan aku melihat sebagai urban planner, konsep-konsep Jakarta itu sudah baik, dan sudah sesuai dengan kebutuhan semuan warga Jakarta (ini kebutuhan, bukan keinginan). Tetapi yang sudah dikonsepkan pun meleset dengan banyak hal dan alasan. Karena warga Jakarta sendiri tidak mau peduli dengan lingkungannya.

Menuju RTH 30%, memang pemda harus pandai-pandai berkreatifitas. Jika belum ada dana dan kesempatan untuk asung masuk ke pokok permasalahan, mengapa pemda tidak berkreatif sendiri dulu?

Jadikan TPU sebagai program rencana menuju RTH 30%, sekarang ......


Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun