Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adakah yang Peduli, jika Penurunan Muka Tanah Jakarta Setinggi 6,6 Meter Tahun 2030?

14 Maret 2014   00:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="" align="aligncenter" width="566" caption="www.jakarta.go.id"][/caption]

Sebelumnya :

Menuju 30% RTH [Dari Sekarang 11% Saja], Mungkinkah?

Boleh kan, Jika TPU Menjadi Program Rencana 30% RTH Jakarta?

Pemanasan Global Bumi, Perubahan Pola Hidup dan Sisi Pantai, Penyakit, sampai RTH untuk Jakarta

Seperti yang sudah menjadi rahasia umum, dataran Jakarta terus menerus turun, sehingga sisi pantai utara Jakarta tahun 2050 ini akan berubah menjadi di Dukuh Atas, seperti di link tulisanku di atas. Penurunan muka tanah Jakarta sekarang ini berkisar sekitar 3 cm sampai 5 m per-tahun. Yang artinya, dalam waktu 20 tahun, permukaan tanah Jakarta akan menurun setinggi 60 cm sampai 100 cm! ( Sumber : RTH 30%! Resolusi Kota Hijau, Nirwono Joga dan Iwn Ismaun ). Yang artinya, Jakarta akan berada di muka air laut .....

Sedangkan referensi yang lebih dasyat lagi, ketika ada hasil kajian yang dipaparkan oleh 'Jakarta Coastal Defence Strategy ( JCDF )', Februari 2011, mengatakan bahwa periode tahun 1974 hingga tahun 2010, Jakarta sudah 'turun' hingga 4,1 meter. Dan dirediksi pada tahun 2030 yang akan datang, dataran Jakarta akan mengalami penurunan hingga 6,6 meter! Astaga!

Yang mana yang benar, kta tidak usah pedulikan! Biarkan ahli perkotaan dan ahli2 yang lain saja yang berhitung! Yang kita pedulikan adalah BAGAIMANA KITA BISA MENYELAMATKAN JAKARTA!

Bagaimana amblesnya dataran Jakarta? Berdasarkan banyak riset dan referesi2 yang aku baca, ada beberapa hal yang membuat amblesnya dataran Jakarta :

1. Pengrusakan pembangunan Jakarta secara fisik

Pembangunan Jakarta secara fisik, semisal pembangunan mega2 proyek, apartemen, mall, perkantoran bahkan hanya sekedar rumah tinggal sekalipun, merupakan faktor terutama bagi amblesnya dataran Jakarta. Berhubungan dengan :

a.       Pemancangan pondasi, sehingga tata bentuk tanah dan air tanahpun berubah, lebih2 jika tidak dibarengi dengan kepedulian lingkungan

b.      Penyedotan air bawah tanah yang berlebihan untuk kebutuhan konsumsi warga kota, yang sebenarnya tidak harus dilakukan.

c.       Perubahan penggunaan tanah ( lnd-use ), membuat konsep penggunaan tanah yang seharusnya, menjadi berubah, dan BIASANYA perubahan tersebut ber-esensi menjadi ladang bisnis. Dari pertanian atau perkebunan menjadi perumahan dan ruko, misalnya.

d.      Pertambahan penduduk dan arus urbanisasi, membuat perubahan penggunaan lahan pemerintah menjadi pemukiman kumuh. Seperti bantaran sungai atau danau serta bawah jembatan layang, misalnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="495" caption="RIK 1965-1985 Jakarta"]

RIK 1965-1985 Jakarta
RIK 1965-1985 Jakarta
[/caption]

Rencana Induk Jakarta ( RIK ) 1965 - 1985

[caption id="" align="aligncenter" width="477" caption="RUTR 2005 Jakarta"]

RUTR 2005 Jakarta
RUTR 2005 Jakarta
[/caption]

Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR ) 2005

[caption id="" align="aligncenter" width="442" caption="RTRW 2010 Jakarta"]

RTRW 2010 Jakarta
RTRW 2010 Jakarta
[/caption]

Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) 2010

Dari perbandingan masterplan sejak tahun 1965 sampai tahun 2010 saja untuk perubahan tata hijau kota, sedemikian banyak. Bagaimana dengan masterplsn tahun 2030? Tahun 2050? Bahkan tahun 2100? Artinya, sangat dimunkinkan Jakarta semakin lama semakin memburuk!

Rusaknya susunan tanah Jakarta akibat pemancangan pondasi yang bertubi2, serta penyedotan air bawah tanah merupakan faktor terutama amblesnya Jakarta.

Penurunan permukaan tanah di Jakarta mengakibatkan masalah lingkungan. Pondasi2 yang ditanam guna membangun jalan raya, jembatan dan gedung2, seharusya dibarengi oleh kepedulian lungkungan. Penanaman pepohonan di Jakarta serta pembangunan ruang terbuka hijau ( RTH ), sebenarnya sangat membantu siklus alam.

Karena alam itu adalah cintaan Tuhan, sehingga jika alam 'marah' ( yang notebene adalah Tuhan yang 'marah' ), yang terjadi adalah BENCANA ALAM JAKARTA YANG TIDAK BERHENTI seperti di awal tahun 2014 ini : Banjir besar terus menerus, ataupun kebakaran karena ketidak-pedulian warga kota tentang peraturan2.

2. Kurangnya tanah untuk penyerapan air

Jika faktor pertama adalah penyedotan air bawah tanah yang berlwbih, seharusnya ada imbangan dari air hujan yang turun. Tetapi dengan kurangnya tanah peresapan, dan air hujan terus langsung menuju laut, sehingga air bawah tanahpun berkurang, karena ketidak-peduilian warga Jakarta terhadap lingkungan.

Coba bayangkan ilustrasi gambar dibawah ini :

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="daurbiogeokimia.net"]

daurbiogeokimia.net
daurbiogeokimia.net
[/caption]

Yang hijau adalah dataran Jakarta, puncak gunung adalah Bogor - Puncak dan sekitarnya. Air hujan turun sesuai siklus alam. Ada yang jatuh di Jakarta dan Puncak. Air selalu mengikuti dataran tinggi ke dataran rendah, sehingga dari Bogor - Puncak, akan mengalir ke Jakarta, sampai ke laut utara Jakarta.

Peresapan air harus ideal secara alami ataupun perhitungan desain. Tetapi apa yang terjadi? PERESAPAN DIMANA2 KURANG, karena dimana2 sudah di beton sesuai dengan perubahan penggunaan tanah ( land-use ) itu.

a.       Sehingga air langsung mengalir, baik dari Bogor - Puncak ataupun yang di dataran Jakarta, menuju laut.

b.      Padahal, di utara Jakarta banyak terdapat ribuan hektar reklamasi, sehingga air mengalirpun belum tentu masuk langsung ke laut.

c.       Relamasi2 tersebut sebenarnya harus dibarengi oleh hutan mangrove yang sehat, juga sungai2 Jakarta yang baik. Sehingga air mengalir bisa langsung masuk ke laut atau terserap oleh tanah Jakarta.

Sehingga, dataran Jakarta semakin ambles!

Adakah yang sadar tentang hal ini??? Atau tetap tidak peduli tentang lingkungan???

Beberapa kejadian di Jakarta tentang titik2 amblesnya Jakarta membuat salah satu bukti. Seperti misalnya, penurunan jembatan layang tol Jakarta beberapa tahun lalu. Atau amblesnya beberapa ruas jalan Jakarta dengan penurunan aspal sampai rusaknya jalan. Atau juga tentang amblesnya jalan tol Cipularang beberapa saat yang lalu, adalah salah satu bukti tentang amblesnya dataran Jakarta.

***

Penurunan dataran Jakarta ini, mau tidak mau harus terus diupayakan sehingga Jakarta yang sudah kian rusak dan terdesak, perlahan berubah. Memang tidak cepat. Membutuhkan puluhan tahun dalam penangannya. Tetapi jika pemda Jakarta semakin lama semakin 'lembek' dalam penanganan tentang tata tertib dan peraturan kehidupan kota, semua yang sudah diprediksi oleh ahli2 kota, akan terjadi ......

Misalnya dengan perbandingan tata ruang hijan Jakarta sejak tahun 1965 sampai tahun 2010 sesuai dengan foto diatas, pemda dan ahli2 perkotaan ( bahkan seluruh masyarakat ) harus benar2 'aware' dengan keadaan ini. Ketika-gampangan dengan banyak permasalahan, bukan menjadi sebauh 'penyerahan' dan pasrah dengan prediksi2 yang akan terjadi. Jika di jaman ini sudah menyerah, bagaimana Jakarta selanjutnya?

Bagi kita, warga Jakarta. Setidaknya, untuk diri sendiri, MULAI-LAH PEDULI DENGAN LINGKUNGAN! Itu saja! Tidak usah memikirkan tentang kota! Kita mulai peduli untuk diri sendiri. Misalnya :

a.       Buang sampah dengan baik

b.      Hemat air dan semua energi

c.       Peduli dengan lingkungan : bumi dengan isinya

Tidak banyak yang bisa kita lakukan, secara bumi ini memang sudah 'rusak' dan Jakarta termasuk di dalamnya. Ditambah lagi dengan warga kota Jakarta yang benar2 tidak sadar, apa yang diperbuatnya akan membuah ruang hidup mereka semakin lama semakin rusak ......

Profil | Tulisan Lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun