Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nonton Banjir dan Balapan Motor di Jalan Layang Kalibata, yukkkk...

14 April 2014   20:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="" align="aligncenter" width="610" caption="kompas.megapolitan.com"][/caption]

Sebuah bangunan, itu harus memakai dasar2 untuk bisa dibangun. Paling tidak untuk membangun ( apapun itu, baik fisik maupun sosial masyarakat ), harus mempunyai dasar aturan ( peraturan ) dan konsep2, sesuai dengang tata sosial masyarakatnya. Tidak boleh tidak. Karena jika misalnya kita mau membangun sebuah rumah di bantaran sungai, pasti dilarang! Karena tidak sesuai dengan aturan. Atau juga konsepnya apa? Mengapa membangun rumah di bantaran sungai?

*Masalahnya adalah warga kota yang memang tidak mempunyai uang untuk membeli rumah, pastilah mereka tinggal di ( misalnya ) bantara sungai, walau dilarang.

Tetapi yang jelas, sebuah bangunan ( terutama fisik ) memang ada aturanya dan mempunyai konsep yang sesuai dengan sosial masyarakat dan arsitekturalnya. Apalagi bangunan di kota Jakarta.

Di Jakarta ini, paling tidak menurut, banyak bangunan2 yang tidak mempunyai aturan ( peraturan di langgar ) dan tidak mempunyai konsep. Terutama bngunan2 menengah, tidak terlalu besar, termasuk rumah2 yang bukan berada di real estate. Karena yang aku tahu dan yang berhubungan dengan pekerjaanku sebagai arsitek, beberapa pemilik proyek pribadiku sengaja membangun tanpa ijin. Jika demikian adanya, aku langsung mengundurkan diri sebagai konsultannya. Biarkan mereka mencari konsultar arsitektur sendiri, yang mau membangun tanpa ijin. Dan pasti mereka minta biaya konsultasi dan desain yang cukup mahal!

Lihat tulisanku 'Arsitektur' untukku : Bagian dari Keselarasan Hidup dan Idealime

Ok. Aku tidak mau bercerita tentang proyek2 pribadiku. Yang mau aku ceritakan adalah sebuah jalan layang di Kalibata, yang menuruku brnar2 tidak mempunyai konsep.

Jalan layang di bangun pasti mempunyai tujuan yang jelas, karena jika tidak, itu akan hanya sekedar 'buang2 uang saja'. Karena tidak murah untuk membangun jalan layang.

Di Kalibata ada sebuah jalan layang yang dibangun dengan tujuan untuk bisa melancarkan lalu lintas. Karena perempatan di bawah jalan layang tersebut memang agak sedikit crowded, kumuh dengan PKL2nya serta jika hujan pasti banjir atau sekedar banjir kiriman dari Bogor. Jadi jalan layang disana memang sudah di programkan untuk dibangun, dan memang sesuai dengan tujuannya.

Jalan itu sudah ada dari sejak beberapa tahun lalu. Secara fisik, jalan layang sudah ada, pengendara nyaman bermobil disana. Malasahnya adalah, DETAIL fungsi, arsitektural serta peraturannya masih samar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun