Trauma!
Sebuah kata pendek tetapi resikonya bisa seumur hidup. Ketika seorang anak TK yang dilecehkan, sampai dia ketakutan terus menerus, aku tidak bisa membayangkan, entah sampai kapan truma itu ada dalam dirinya.
Aku trenyuh sekali! Sangat sedih! Ketika anak2 yang bahkan sampai sekarang, berusaha aku lindungi dari taruma sejak di dalam kandungan dan TIDAK mengalami pelecehan dan pengaiayaan oleh orang lain saja, masih membutuhkan perlindungan. Apalagi bocah TK yang dilecehkan oleh orang lain!
Jadi, jika keluarganya menuntut ganti rugi sedemikian besar, bahkan terkesan 'wow', untukku sangat masuk akal! Karena trauma itu bisa saja sampai seumur hidup dengan terapi yang terus menerus. Secara fisik, jelas ada materi untuk bimbingan dokter dan konseling. Tetapi secara psikis, memang tidak terlihat, tetapi nyata didalam hati anak tersebut .....
Trauma itu akan terus bergayut pada anak itu. Biayanya sebenarnya tidak terhingga! Tidak bisa dihitung dengan uang. Anak2 adalah matahari kita! Anak2 adalah 'hidup' kita! Tidak ada barang atau orang lain yang bisa menggantikan anak2 kita! Tidak akan pernah! Anak2 kita adalah harta yang tidak ternilai!
Tuntutan orang tua si anak, sangat masuk akal. Ketika aku melihat di layar TV ku tentang kasus tersebut yang menyorot rumah anak tersebut, dia terlahir sebagai anak dari orang tua berpunya, bahkan kalau mau dibilang 'kaya'. Dimana aku yakin mereka tidak mencari uang dalam kasus ini.
Tetapi, dengan tuntutannya yang lebih dari 100 milyar jika dirupiahkan, aku yakin bahwa ini lebih kepada 'efek jera' untuk sebuah swkolah yang sebenarnya mampu melindungi anak2 didiknya dari orang2 yang tidak bertanggung jawab.
Menurutku, 'efek jera' itu yang sangat penting, disamping kenyataannya bahwa anak2 adalah harta yang tak ternilai! Sehingga, selain sebuah sekolah harus menjadi 'rumah kedua' bagi anak2 dan pelajar, sekolah juga harus bertanggung jawab, sama dengan tanggung jawab orang tua! Janganlah karena sekolah mempunyai puluhan atau ratusan anak yang harus di didik, maka keselamatannya diabaikan, bukan?
Apapun yang terjadi, trauma itu sudah bergayut pada anak tersebut, bahkan kemungkinan juga keluarganya. Aku tidak mengerti tentang hukum, tetapi yang jelas, ada beberapa kemungkinan besar pada tumbuh kembang si anak tersebut, jika tidak ditangani secara tepat dan terus menerus.
1.      Yang pertama, dia akan semakin trauma dan penakut. Mungkin menjadi tertutup, susah diajak berkomuniasi karena ketakutannya. Mungkin dia akan menjadi anak yang berlindung di belakang orang tuanya saja dan tidak berani untuk 'keluar' dari kepompongnya. Lalu bagaimana jika otang tuanya atau keluaarganya tiada?
2.      Yang kedua, si anak justru menjadi anak yang beringas. Dia mungkin akan membalas demdam kepada si pelaku, entah bagaimana caranya, atau membalas dendamnya kepada teman2nya, atau juga membalaskan dendamnya kepada anak2 kecil ketika dia justru sudah dewasa. Dia akan menjadi 'generasi yang hilang' bagi sebuah bangsa, karena trauma yang berkepanjangan .....
3.       Yang ketiga, si anak bisa 'melupakan' traumanya karena kasih sayang dari keluarga dan lingkungannya. Tetapi, walau bagaimanapun, trauma itu pasti masih ada ( dan mungkin selamanya ), secara anak TK ( berarti balita ) mempunyai otak yang baru bertumbuh ( golden periode ) dan trauma itu terbentuk bersama dengan bertumbuhnya otak si anak .....