'Atas nama penghidupan', memang sangat sensitif. Salah2 tulisanku ini pun akan di demo, ketika pembaca tahu bahwa aku merupakan salah satu warga yang 'sesuai dengan peraturan'. Bukan karena aku tidak peduli dengan masyarakat marjinal, tetapi justru aku ingin mereka bisa mengangkat derajat mereka sendiri sesuai dengan aturan pemda serta keinginan keras diri sendiri untuk 'MAU BERUBAH!'
Memang tidak gampang, apalagi berhubungan dengan 'perut'. Tetapi jika Pemda sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik, dengan resiko2nya serta berkorban dan berjuang untuk membenahi kota dan masyarakatnya, mari ... marilah kita bersama salling mendukung. Jika PKL di Tanah Abang yang merasa penghasilannya berkurang waktu masih menjadi PKL, berdiskusilah dan bergotong royonglah untuk mencari celah.
Tetapi juga untuk masyarakat umum yang maunya enaknya saja ( tidak mau masuk ke pasar, lebih memilih PKLÂ karena tidak jauh ), tolonglah! Jika sudah berlangganan dengan PKL2 itu, masuklah ke pasar, mencari PKL2 langganannya, jangan malas demi kebersamaan dan kota kita!
Dan jika kebersamaan ini terus ada, Jakarta akan semakin baik! Saling mendukung, saling menghargai! Karena peraturan ada untuk warga, tetapi jika warga tidak peduli serta mengabaikan peraturan bahkan bukan hanya melanggarnya, Jakarta bukan hanya 'statis' saja, tetapi semakin terpuruk .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H