Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tonkotsu-Ramen di Sebuah Kedai yang 'Jepang Banget!' Yummy...

16 Mei 2014   22:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:27 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Walau sekarang aku dibatasi untuk makan makanan yang aku suka, bukan berarti hobiku sebagai penikmat 'wisata kuliner', menjadi terhenti. Ya, memang untuk makanan2 tertentu sangat dibatasi ( yang berkolesterol tinggi ) atau bahkan dilarang sama sekali ( yang ber-natrium tinggi, contoh daging kambing ).

Tetapi dalam 4,5 tahun aku sebagai insan pasca stroke, kondisi tubuhku mantab membaik! Bahkan terakhir aku cek-up untuk memulai hiburanku Juni - Juli ini, kondisi tubuhku benar2 prima! Bayangkan, ketika sebelum sakit ini, kandungan kolesterol dalam darah sempat hampir menembus angka 400 ( yang seharusnya tidak boleh diatas angka 200 ), perlahan membaik dan cek-up terakhir kandungan kolesterol ku dalam darah hanya 125.Sehingga dokter justru menyarankan bisa memakan makanan2 kesukaanku, walau aku harus tetap 'tahu diri' .....

Tetapi dalam 4,5 tahun ini aku sudah bisa menyesuaikan diri ku untuk memakan makanan2 sehat, yang dimasak oleh mama ku sendiri, setiap saat, kecuali tiap weekend saja, ketika jalan2 dan makan bersana dengan keluarga. Itupun tetap tidak ke resto2 yang benar2 'full kolesterol', seperti resto seafood.

Salah satu yang baru2 ini aku suka adalah ramen, mie Jepang. Aku memang suka masakan Jepang, apalagi Sushi dan Sashimi ( lihat tulisanku 'Sushi dan Sashimi' : Kuliner Jepang Favorite dan Kuliner 'Anak Gurita' : Sensasi Tentakelnya, Hmmmmm ..... ). Tetapi aku belum mendapatakan Ramen ( mie kecil ) atau Udon ( mie besar ) yang cocok dengan serelaku. Selama ini menurutku, ramen dan udon berasa amis dan 'aneh', di resto manapun di Jakarta. Bahkan ketika aku sempat beberapa kali ke Jepang, aku pun tidak atau belum mendapatan makan ramen atau udon yang enak!

***

Beberapa minggu lalu, sepupuku posting di Facebook. Dia memang gila 'wisata kuliner'. Di Facebook nya hanya makanan, makanan dan makanan terus! Membuat aku sering tergiur untuk mencobanya. Dan waktu itu dia sering posting bermacam2 Ramen di banyak resto Jepang.

Mulanya aku benar2 tidak tertarik. Aku sudah merasakan sendiri ramen2 di banyak resto Jepang dan seperti yang aku katakan, tidak ada yang sesuai dengan keinginanku. Sehingga postingan sepupuku tentang ramen, sama sekali tidak menyentuh dari dan seleraku.

Tetapi ketika ada sebuah postingan yang sangat menarik minat dan seleraku adalah semangkok ramen yang masih mengepul, dengan kuah seperti susu atau full-cream dan daging besar membuat air liurku ingin menetes. Hmmmm ..... sepertinya ramen itu yummy sekali .....

Lalu aku komen di postingan itu dan aku tahu tempat itu. Sebuah resto jepang baru di Lotte Avanue Ciputra World. Resto jepang yang 'benar2 Jepang', dengan konsep dan interior seperti resto2 di Jepang dan foto2 serta semua asesoris dari Jepang. Tulsan2 di dindingpun dari Jepang dan bumbu2 tambahan di meja makan, seperti bubuk cabe dan kecap asi dan sambal khusus Jepang, benar2 dari Jepang. Mungkin inilah salah satu yang membuat resto ini menjadi cukup mahal, ketimbang resto2 jepang yang lain.

Suasana 'Menya Sakura', bahkan plang resto nya seperti di kedai2 kecil di Jepang sana, memakai plastik dan diberatkan denan batu. Bangkunya pun seperti kedai murah di Jepang.

Asesoris 'Jepang banget' dengan tempat penjualan sesuai dengan aslinya ..... menarik!

Namanya 'Menya Sakura'. Aku langsung jatuh cinta dengan tata interiornya. Mengingatkan aku ketika beberapa kali di Jepang. Resto seperti ini di Jepang hanya sebuah kedai pinggir jalan, bukan resto mahal. Seperti cafe tenda di Jakarta.

Bubuk capai dari Jepang dan menu ramen andalannya ......

Konsepnya memang hanya menyediakan 1 atau 2 menu masakan yang cepat. Di 'Menya Sakura' memang hanya ada Ramen, walau 'asesoris' ramennya cukup banyak. Ada ramen babi, ayam, sapi. Dan tambahannya adalah goreng2an. Minumnya memang cukup banyak. Favoritenya adalah ocha, teh hijau khas Jepang yang berbau2 rumput laut. Dan menurutku, ocha di Menya Sakura lain dari pada yang lain. Baunya tidak seperti ocha dan airnya pun sedikit keruh, tetapi justru tidak amis seperti ocha di resto2 Jepang yang lain, yang bening hijau .....

Beberapa Ramen, menu yang memang sangat menerbitkan air liur .....

Aku memesan Ramen dengan kuah dan daging babi, diberi wijen. Kuahnya memang sedikit diberi susu, sehingga menghasilkan Ramen 'terenak di dunia', menurutku, hihihi ..... Ramen yang aku pesan namanya Tonkotsu-Ramen.

Ramen ( mie kecil ) ditemani oleh beberapa potong daging, irisan jamur kuping serta ½ telur dan diberi bubuk wijen. Yammyyyyyy sekali!

Anakku juga Raamen daging dan kuah babi tetapi yang pedas, disebut Spicy Tonkotsu-Ramen. Hanya melihat kuahnya pun, asam lambungku naik, kelihatannya sangat pedas! Dan kata Michelle memang pedas sekali! Skala lebih dai 5! Ckckck ..... kalau aku, lambungku pasti bollong2, hihihi ..... dasar lebay ......

Spicy Tonkotsu-Ramen

Dennis memilih Tsuke-Men Special. Adalah Ramen dengan potongan daging ayam, ½ telur, irisan jamur kuping dan selembar rumput laut. Kuahnya tersendiri, lebih kental walau tetap diberi suu cream dan disajikan dalam mangkok lebih kcil dan begitu aku mencobanya, aku sama sekali tidak menyukainya! Karena selain terlalu pedas, rasa kuahnya 'Jepang banget' yang sama sekali tidak memadukan rasa2 Indonesia. Sama sekali tidak enak, hihihihi .....

Tsuke-Men Special, sebelum dituang kuah dan setelah dituang kuah. Seperti bumbu ketoprak, tetapi rasanya benar2 'Jepang banget!'.

Semangkok ramen disana benar2 banyak! Untukku sebenarnya bisa untuk berdua. Kenyang sekali. Dan untuk menu pencuci mulutnya kami memesan eskrim dengan mochi diberi bubuk ala Jepang. Kami makan bersama, karena semua sudah kekenyangan ......

Mochi + eskrim sebagai menu pencuci mulut.

Setelah itu, kami sudah 3 kali makan bersama disana, 'Menya Sakura' menjadi salah satu resto favorite kami, walaupun harganya agak mahal. Untuk 1 mangkok ramen, harganya berkisar dari 50 ribu sampai 95 ribu. Ocha nya enak, hanya 15 ribu dan bisa re-fill. Menu2 penunjang lainnya harganya standard tetapi sepertinya kami belum ingin membelinya karena semangkok ramen pun sudah sangat membuat perut kami kekenyangan .....

***

Tidak salah jika kita mencari2 kegiatan yang membuat hati kita senang. Untukku, weekend adalah sebuah kesempatan yang selalu membuat hatiku senang. Yaitu berjalan2 dan makan bersama dengan keluargaku.

Mencari makanan pun tidak perlu yang aneh2. Hanya lewat referesi, kita bisa mencobanya. Siapa tahu makanan tersebut akan menjadi menu favorite kita. Dan kebahagiaan kita bersama keluarga akan melengkapinya .....

Selamat mencoba, dan percaya deh ..... enak banget!

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun