De Wellen, berada di tengah-tengah Kota Amsterdam. Sangat strategis.
Mari kita bersikap jujur. Prostitusi telah menikmati tradisi panjang toleransi di Amsterdam. Keselamatan adalah kunci di sini. Selain mencegah prostitusi paksa, tujuannya adalah pendekatan terbuka dan jujur. Bukan hanya kepada warga Negara dewasa saja, tetapi juga warga remaja dan anak-anak. Menurut mereka, semuanya harus terungkap dan jujur untuk kehidupan yang terbuka.
*Menurutku, agak aneh dan tidak sesuai dengan akal sehatku.
Kenyataan itu awalnya sangat pahit! Di mana sebagian besar dari mereka benar-benar bergantung kepada Tuhan dan beragama dengan tekun, 'dipaksa' melihat kota mereka menjadi tempat prostitusi ilegal! Pasti sangat pahit!
*Aku tidak menemukan referensi, kapan Red Light Distict di Amsterdam dibuka atau dilegal kan. Tetapi aku yakin, itu sudah lama sekali, karena sejak jaman SMP aku ingat sekali, pernah baca tentang ini di sebuah majalah turis di pesawat.
Pekerja seks (baik perempuan dan lelaki yang minoritas) di sini memiliki serikat mereka sendiri, banyak perlindungan polisi, pusat informasi (bagi pengunjung juga), sering pemantauan dan pengujian dan standar profesional. Pekerja seks memiliki ijin dan seperti pekerja-pekerja yang lain.
'Aquarium' penjaja sex dan sex-shop, yang berjajar di daerah ini.
Pusat Kota Amsterdam memiliki citra romantis. Dan De Wallen benar-benar di pusat Kota Amsterdam. Namun di balik itu, ada yang sangat menarik dan tidak konvensional, 'anything goes' menjadikan ciri citra pusat kota mengintai realitas yang berbeda.
Pada kenyataan bahwa banyak terdiri dari pekerja-pekerja seks muda sampai yang tua, juga dari perdagangan seks, pelacuran paksa. Ini adalah sesuatu yang kota dan departemen kehakiman berjuang melawan mafia pedagang-pedagang seks illegal! Tetap juga pemaksaan seks bagi remaja-remaja di bawah umur, menjadi pekerja-pekerja seks illegal karena memang masih di bawah umur. Digelandang untuk masuk ke dalam 'aquarium' dan dipaksa untuk melayani lelaki hidung belang.