By Christie Damayanti
[caption id="attachment_351767" align="aligncenter" width="567" caption="www.mercure.com"][/caption]
Sebelumnya :
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja .....
'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam .....
'The Parrot' : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
'Kalverstraat' : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
'Canal Cruise' : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
'Canal Cruise' : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi 'De Wallen' Amsterdam, yang Sebenarnya .....
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'
'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
'Basiliek van der H. Nikolaas' : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Menuju Amsterdam ... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata .....
Horeeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh
***
Rumah Amsterdam merupakan bangunan yang sangat khas dan spesifik. Tidak terdapat di belahan dunia manapun. Bahkan, selain kota2 besar di Holland, hanya sedikit rumah2 khas itu disana. Memang tetap ada, tetapi di Amsterdam.
Ada beberapa rumah yang cukup spesifik, indah dan sedikit 'aneh' sabagai rumah khas Amsterdam. Sedikit aku eksplorasi, untuk banyak orang ikut menikmati keindahan kota Amsterdam, negeri pertama yang aku datangi di liburan ke Eropa Barat tahun ini.
Sebenarnya, rumah dan bangunan di Amsterdam sangat terkenal dengan batu batanya. Batu bata itu terbuat dari pasir berwarna tanpa pewarna. Ada yang berwarna merah bata, merah tua atau kekuningan. Warna2 itu terjadi dari masing2 lokasi dimana sangat khas.
Tetapi ternyata tidak semuanya rumah dan bangunan kecil di Amsterdam, terbuat dari batu bata. Bangunan-bangunan abad pertengahan yang asli terbuat dari kayu, tetapi setelah kebakaran yang menghancurkan sebagian kota Amsterdam pada tahun 1421 sampai 1452, sebagian besar rumah-rumah tidak lagi diizinkan untuk dibangun dengan kayu kayu. Dan pada tahun 1669, konstruksi kayu dilarang dipakai sebagai bahan dasar rumah dan bangunan.
Sekarang ini hanya ada dua rumah kayu di Amsterdamn yaitu di Begijnhof 34 dan Zeedijk 1. Walau masih banyak rumah2 Belanda memakai kayu di Voelndam, di sisi rumah2 nelayan di tepi pantai, dicat warna warni dan di pelihara dwngan sangat baik.
[caption id="attachment_351769" align="aligncenter" width="300" caption="www.dbnl.org"]
[caption id="attachment_351770" align="aligncenter" width="300" caption="en.wikipedia.org"]
Begijnhof 34
Rumah kayu tertua di Amsterdam adalah Begijnhof 34, yang dikenal sebagai Houten Huys ( The Wooden House ), juga merupakan rumah tertua di Amsterdam, yang dibangun sekitar 1425. Bangunan ini berada di 'komunitas perempuan religius' Begijnhof ( lihat tulisanku 'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam ..... ) Dengan gaya arsitektur Gothic. Begijnhof 34 adalah rumah tertua, tetapi bangunan tertua di Amsterdam adalah Oude Kerk ( Gereja Tua ), ditahbiskan sebagai Gereja tahun 1306.
[caption id="attachment_351772" align="aligncenter" width="300" caption="geugenvannederland.nl"]
Zeedijk 1
Rumah ini sekarang difungsikan menjadi café dan bar, bagi kaum muda Amsterdam
Itu adalah rumah tertua di Amsterdam? Bagaimana dengan rumah tersempit? Rumah terbesar?
Seperti yang aku tahu, semua di dunia sangat 'pelit' dengan bangunan besar atau rumah2 besar, karena tanah di perkotaan lebih diminati sebagai bangunan bisnis. Pertokoan. Perkantoran. Mall. Atau yang lain, bukan untuk rumah pribadi. Sehingga, harga tanah semakin mahal dan pajak semakin tinggi, untuk per-pribadi pindah ke rumah2 di tepi kota. Itu adalah wajar.
Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk orang2 kaya. Mereka bisa membeli tanah yang mahal, dan pajak yang tinggi. Tidak masalah, bukan?
Tetapi peraturan setempat atau peraturan di masing2 kota dan negara itu berlainan. Di Amsterdam pun demikian. Mereka yang sudah mempunyai tanah di Amsterdam, tetap terbentur dengan peraturan perkotaan. Sehingga jika ada yang ingin membeli tanah di perkotaan di Amsterdam, harus ssesuai dengan tata aturan untuk membangun rumah. Dan hasilnya, mereka hanya boleh membeli tanah beserta bangunannya, yang tidak boleh di ratakan untuk dibangun kembali ......
Berapa luas yang boleh dibangun? Walau mereka berusaha membangunrumah mereka dengan senyaman mungkin, tetap saja rumah mereka harus lebih panjang dan sempit ( mungkin rata2 rumah disana lebarnya antara 4 meter samppai hanya 6 meter per-kavling ) dan bukan melebar ( seperti ruko di Jakarta ).
Jika mereka ingin membeser rumah mereka, mereka harus membeli 1 atau 2 rumah di kanan kirinya, untuk menjadi lebar 8 meter sampai 12 meter. Jangan lupa, rumah2 di Amatersdam sudah terbangun sejak lebih dari abad pertengahan, dan pemerintah sama sekali tidak memperbolehkan membongkar bangunan2 tersebut. Mereka hanya dijinkan untuk merenovasi dan membangun sistim dan fasilitas modern dan interior nya saja.
Salah satu rumah tersempit di dunia adalah di Singel 7 Rumah dengan hanya 1 meter ( satu ) lebar.
Hihihi ..... Coba bayangkan, untuk apa rumah dengan lebar 1 meter? Walau panjangnya mungkin beberapa belas meter, tetap apa yang bisa dilakukan dengan perabotan yang nyaman dalam rumah selebar 1 meter?
[caption id="attachment_351775" align="aligncenter" width="425" caption="vanermanar.nl"]
Singel 7
Ukuran lebar 1 meter x entah berapa dan hanya 2 lantai tanpa loteng + basement ( biasanya untuk laundry dan service area ). Desain interiornya harus pinta2 memanfaatkan ruang sebagai kebutuhan hidup. Tidak gampang memang, dibutuhkan kelihaian khusus sebagai seorang arsitek untuk pemanfaatan ruang bagi penghuninya .....
Tapi, ternyata tidak demikian! Arie banyak bercerita padaku, bahwa penampilan bisa menipu. Apa yang tampak seperti pintu masuk sebenarnya bagian belakang rumah. Karena biasanya, rumah2 di Amsterdam khususnya ( atau di Holland ) itu mempunyai 2 sisi. Bagian depan dan bagian belakang. Dimana di bagian belakang pun mempunyai 'jalan belakang' yang juga berada di jalan2 besar!
Apakah bisa dibayangkan?
Begini :
Jika di Jakarta khususnya, untuk ruko2 dimanapun, hanya mempunyai 1 pintu masuk, yaitu di tampak depan ruko atau rumah. Dan bagian belakang ruko atau rumah itu, hanya dinding. Jika di perkampungan kota pun, memang ada jalan tetapi hanya berupa jalan kecil, sempit dan tidak nyaman, hanya untyk mencapai rumah2 penduduk di kepadatan Jakarta.
Tetapi tidak demikian di kota2 besar dunia, khususnya di Amsterdam. Tata letak dan desain perkotaan sudah memikirkan semuanya dan penduduk ( yang 'mungkin nakal' ) tidak bisa membangun rumah2 yang tidak jelas sampai membangun jalan2 kecil yang pasti tidak disetujui oleh pemda.
Poros antar jalan sudah terdesain dengan baik. Semua bisa tersambung dan aku melihat tata kota mereka, hampir tidak terdapat 'jalan buntu'. Walau jalan2 kecil di Amaterdam banyak, tetapi benar2 rapi, cantik, bersih dan semua sesuai dengan rencana tata kota!
Oude Hoogstraat 22
Ukuran 2.02 meter x 6 meter x 3 lantai + loteng ( tingginya setinggi atap pelananya dan biasanya untukgudang atau kamar kecil ) + basement ( biasanya untuk laundry dan service area )
Rumah terkecil yang lainnya adalah di Oude Hoogstraat 22, sebelah Timur India House, berdiri hanya 2.02 meter lebar dan dalam 6 meter. Hehe ..... Total hanya sekitar 12 meter persegi.
Eh, tetapi jangan lupa!
Rumah2 Amsterdam mempunyai 3 sampai 5 atau 6 lapis lho. Dari 3 sampai 6 lantai. Jadi, walau hanya 1 atau 2 meter lebar saja, mereka tetap bisa menympan barang2 mereka di beberapa lantai diatasnya .....
Rumah terluas di Amsterdam adalah The Trippenhuis ( Trip House ) dibangun pada 1666Â dengan lebar 22 meter, menjadikannya tempat tinggal itu yang paling luas di Amsterdam!
[caption id="attachment_351781" align="aligncenter" width="470" caption="home.ewi.vante.nl"]
The Trippenhuis
Menurut Arie, rumah ini sekarang dipakai oleh Walikota Amsterdam. Desainnya sangat klasik. Dari lantai 2, façade nya menggunakan batu bata serta banyak terdapat patung2  kepala .....
Rumah2 di Amsterdam bergaya Gothic. Untuk rumah2 yang dibangun dibawah than 1900-an, biasanya mempunyai fasade ( tampak depan ) lebih khas dengan adanya pilar2 besar yang untuk si empunya, membanggakan. Dan mereka pun memberikan rumah2 mereka nama2 khusus!
Misalnya, rumah di Keizersgrach 123, merupakan contoh yang sangat bagus sebagai sebuah rumah otentik khas Amsterdam.
[caption id="attachment_351784" align="aligncenter" width="475" caption="commons.wikipedia.org"]
Keizersgrach 123
Khas Amsterdam dengan dinding bata dan kepala2 patung …..
Rumah2 di Amsterdam memang semuanya mempunyai ke-khas-annya masing2. Hampir semua mempunyai nama dan tahun pembuatannya, yang tepampang di fasade depan. Dan antara yang dibangun dibawah tahun 1900-an bahkan yang terbsngn di Abad Pertengahan, dan rumah2 yang relative baru ( diatas tahun 1900-an ), tidak mempunyai batasan desain. Semuanya hamper sama saja. Bedanya adalah detail pasangan batu batanya, serta dari mana batu bata itu dibuat, apakah dari pasir sungai yang ssekarang tetap masih bias dipergunakan, atau dari pasir atau tanah bumi lama, yang mungkin tidak bias diambil lagi .....
Catatan :
1.      Rumah2 di negara bermusim dingin,biasanya mempunyai basement untuk 'perlindungan' terhadap dingin dan untuk gudang makanan. Sisanya untuk laundy dan service area.
2.      Kadang2 rumah2 disana juga mempunyai loteng, dengan fugsi untuk gudang atau ruangan khusus ( private = ruang tidur, ruang kerja atau untuk mainan anak2 ).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H