By Christie Damayanti
Toko Filateli di Amsterdam berlantai 3 .....
Hari sudah sedemikian panjang. Walau 'sore' di Amsterdam baru mulai jam 10.00 malam, dan waktu itu sudah jam 8.00 malam, tubuh kami, terutama aku, mulai capek.
Summer di Eropa memang aneh. Jam 4.30 pagi disana adalah jam 6.00 pagi di Jakarta. Dan 10.00 atau jam 11.00 malam disana adalah jam 18.00 sore di Jakarta. Malah di hari terakhir, kami masih berkeliaran di downtown Amsterdam jam 12.00 malam karena masih seperti jam 18.00 sore di Jakarta .....
Sepertinya, Arie pun enggan berpisah dengan kami, sehingga jam 8.00 malam waktu itu, Arie masih mengajak kami ke toko filateli, tempat teman baiknya berjualan barang2 filateli, setelah kami keluar dari universitas Amsterdam.
Wow! Tentu aku senang sekali! Dan anak2ku tetap mengerti kebahagiaan mamanya, jika sudah 'bergaul' dengan benda2 filateli .....
Jadi, sepanjang jalan menuju kesana, kami banyak berbincang tentang koleksi2 kami. Sangat menyenangkan.
Setelah 'wonderful gift' dari Arie tentang 1 album pangko bertema Princess of Wales, Arie juga ingin membuat aku sangat bahagia! Ssalah satunya dengan membawa aku ke took temannya yang menjual benda2 filateli ini .....
Wonderful gift dari Arie, 1 album prangko bertema Princess of Wales .....
Toko itu terletak di pojokkan jalan ( hook ). Bangunan sedikit muda, tetapi desainnya berbaur dengan bangunan2 tua Amsterdam. Jalan itu terletak di sisi salah satu kanal Amstel River. Waktu itu, hanya kami yang mengunjunginya. Karena memang sudah malam dan orang2 Eropa jam malam lebih memilih untuk bercengkerama dengan keluarga atau mitra2nya di rumah, cafe atau resto. Makanya, sebenarnya sebagian besar toko2 di Eropa, Australia dan Amerika, tutup pada jam 6.00 sore. Hanya toko2 di Asia saja yang membuka tokonya sampai jam 9.00 malam, bahkan ada yang sampai tengah malam!
![14077491331909998594](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14077491331909998594.gif?t=o&v=700?t=o&v=770)
Aku di depan took filateli di Amsterdam
Tokonya tidak besar. Hanya seperti ruko di Jakarta, lebar 6 meter ( karena berada di hook ), berlantai 2. Arsitektur standard Amsterdam. Didalamnta benar2 penuh dengan benda2 filateli. Bahkan tangga ke lantai 2 pun, penuh dengan prangko. Mungkin si pemilik toko, makan prangko, ya? Hihihi .....
Pemilik toko adalah seorang tua yang ramah, seperti Arie. Matanya memandang dalam2 dan senyumnya membuat aku nyaman. Arie bercerita tentang aku dalam bahasa Belanda, dan si pemilik toko membawakan beberapa album prangko, dimana berisi tentang fauna, berbagai macam binatang.
Mataku tak berkedip, dan dia menuntunku untuk membuka2 lembarannya, untuk memulai perburuanku.
![1407749322440516860](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1407749322440516860.gif?t=o&v=700?t=o&v=770)
![14077494051512256874](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14077494051512256874.gif?t=o&v=700?t=o&v=770)
Selain menjual prangko dan 'sahabat2' nya toko ini juga menjual uang2 kuno dari coin sampai uang kertas dari seluruh dunia. Sayang, aku tidak mengumpulkannya .....
Tapi sayang sekali, harga mahal sekali! Aku cukup kecewa, sehingga aku hanya memilih beberapa set prangko yang sesuai dengan uang saku-ku. Cukup senang, karena aku bisa menemukan beberapa set prangko fauna yang aku dambakan, terima kasih Arie .....
Sambil 'memburu' prangko, kami pun mengobrol dengan santai. Suara tertawa terus membahana. Bahkan anak2 dengan sabar menunggu kami, yang gila filateli.
Arie berkata pada anak2,
"Kalian tidak bosan menunggu mamamu? Kalau anak2 saya, pasti sudah kabur!"
Dennis menjawab,
"Maunya sih kabur, tapi aku ga tahu mau kabur kemana? Wong, ga tahu jalan dan ga bisa tanya2".
Hehehe ....., kami tertawa. Ya, sebagian besar warga Eropa sangat bangga dengan bahasa mereka sehingga mereka lebih memilih berbahasa negeri mereka, dari pada 'menjamu' turis asing dengan bahasa yang tidak mereka kenal, temasuk bahasa Inggris!
Wajah anak2 tetap sumringah walau hampir 1,5 jam kami bercengkerama. Akhirnya. Arie mengajak kami pulang ke hotel. Karena jam 5.00 besok paginya, dia akan setir mobil sendirian menuju Paris untuk berpameran koleksi2nya disana, sampai tanggal 22 Juni 2014 ......
![14077495571426209444](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14077495571426209444.gif?t=o&v=700?t=o&v=770)
Perburuanku, prangko2 fauna untuk melengkapi koleksiku .....
Hari ini, tanggal 18 Juni 2014, ditutup dengan kebahagiaan, kepuasan dan suka cita yang teramat sangat! Ditemani oleh anak2ku terkasih, Arie sahabat baru kami dan menjadi keluarga kami di Holland, serta keramah-tamahan warga Amsterdam, membuat liburan kami di hari pertama ini semakin bermakna.
![1407749691910610894](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1407749691910610894.gif?t=o&v=700?t=o&v=770)
Kotak surat di Amsterdam, sudah jarang berfungsi karena mereka lebih memilih surat elektronik, seperti hamper di seluruh dunia ......
Sekali lagi, terima kasih Arie. Sampai bertemu dihari terakhir mkami di Holland ini. Kami berjanti untuk bertemu lagi pada hari terakhir di Amterdam, tanggal 23 Juni 2014. Arie akan ke hotel ksmi, tepat jam 10.00 pagi untuk mengajak kami lagi ke tempat2 yang tidak akan kami kunjungi jika tanpa Arie .....
Excited!
***
Masuk kamar hotel, kami ingat untuk makan malam karena perut kami keroncongan. Sehingga, Dennis keluar lagi dan mencari makan malam. Kepikiran adalah hamburger dari Mc.Donald. Terserahlah. Aku ditemani Michelle menunggu di kamar kami.
Ketika Dennis kembali, dia bercerita tentang sebuah kedai hamburger, bersebelahan dengan resto Mc.Donald di Damrak Straat, yang cukup unik, sehingga besoknya aku mengajak anak2 untuk makan disana.
Namanya Febo Hamburger. Apa uniknya?
Cerita itu akan ada di artikel2 selanjutnya ....
Sebelumnya :
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah .....
Mahasiswa 'Cool' Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia ... Ooo ... Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja .....
'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam .....
'The Parrot' : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
'Kalverstraat' : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
'Canal Cruise' : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
'Canal Cruise' : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi 'De Wallen' Amsterdam, yang Sebenarnya .....
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'
'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
'Basiliek van der H. Nikolaas' : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Menuju Amsterdam ... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata .....
Horeeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/5564404d0423bd3d028b4567.jpeg?t=o&v=770)