'Rumah idaman' anak2 TK di jamanku, ternyata menjelma di semua rumah2 di desa Volendam ..... Jendela tanpa teralis, hanya 'virtage', gordin tipis, dan kita leluasa mengintip ke dalamnya.
2 jendela besar berderet dengan 1 pintu. Atapnya segitiga runcing dan tinggi, tanpa hiasan kanopi atau apapun. Dan gambar rumah itu ternyata menjelma di desa Volendam ini .....
Kadang2 aku bisa melihat, kucing2 atau anjing2 peliharaan mereka, hanya duduk, berbaring atau tidur di bagian dalam rumah mereka, di sisi jendela besarnya. Tidak ada si empunya, dan seperti tidak ada kehidupan, tenang, damai .....
Jendela2nya pun tidak berteralis. Tidak memakai 'kaca hitam' atau rayban dan gordin nya tidak tertutup, membuat kami bisa melihat isi ruang dalamnya, dengan leluasa! Cantik! Rumah2 itu memang sangat sederhana, tetapi mereka menata nya serta memeliharanya dengan sangat baik dan indah!
'Pusat kota' Volendam. Tidak tampak penduduk, tetapi tampak mobil2 yang terparkir di sekitar bangunan2 umumnya.
Hujan masih rintik2. Bus kami pun berjalan lambat, membuat aku sangat bisa mengamati keindangan rumah dan lingkungan pedesaan Volendam ini, dengan leluasa. Aku tidak melihat warga desa, sama sekali. Mungkin anak2nya masih bersekolah ( masa sih? Ini kan summer holiday? ). Mungkin ayah mereka masih melaut (?). Mungkin ibu mereka berbelanja atau membantu ayah mereka melait (?). Aku tidak tahu. Sama sekali tidak terbayang, apa yang mereka lakukan sehari2, terutama hari itu.
Kucing dan anjing memang bukan hewan  liar, di hampir semua negara Eropa, Australia dan Amerika. Sehingga, kucing dan anjing pun tidak ada seekorpun. Mereka dipelihara, denga nmemakaikan 'peneng' di leher mereka bertuliskan nama dan alamat si empunya. Desa Volendam yang aku lihat waktu itu, dan waktu2 sebelumnya ketika aku bertandang kesana, adalah sebuah desa yang sepi, tetapi sangat rapi, indah dan cantik!
Anak2ku sibuk dengan pikirannya masing2. Mata mereka jauh kedepan, menatap desa cantik itu. Aku tidak tahu, apa yang ada di pikiran mereka. Kening mereka berkerut. Serius. Entahlah. Tetapi yang jelas, wajah puas dan bahagia terpancar dari senyum mereka .....
*** Hujan mulai reda dan bus masuk ke pelataran parkir khusus untuk turis. Perlahan kami turun. Aku paling terakhir karena pasti aku terlama. Udara menyeruak sangat dingin begitu pintu bus terbuka. Sedikit menggigil, aku merapatkan mantelku. Mantel besar dari bahan tenun NTT merah, besar dan berat, tetapi hangat. Aku juga merapatkan syal hangatku yang juga terbuan dari kain NTT senada dengan mantelku.