By Christie Damayanti
[caption id="attachment_353693" align="aligncenter" width="640" caption="www.nieuw-volendam.nl"][/caption]
Keluar dari Museum Volendam, gerimis masih saja membasahi bumi. Memang ringan, tetapi jika kita terus berjalan tanpa payung, tetap saja jadi basah. Sehingga, aku menyiapkan syal besarku sebagai penutup kepala, dan anak2 memakai topi. Dan kami siap mengikuti tour guide kami.
Permukaan jalan memang tidak rata. Berbatu2 besar, mwembuat aku tidak nyaman duduk di atas kursi roda. Apalagi gerimis, membuat semua berjalan dengan kecepatan lebih, dan semakin aku tidak nyaman di dorong oleh Dennis dengan cukup cepat. Tapi, mau diapakan lagi?
Sebenarnya, pemukiman padat desa Volendam tepi laut ini, sangat menarik. Biasanya aku bisa berjalan2 dengan santai, berfoto di depan rumah2 cantik yang kosong. Dan membayangkan betapa nyamannya aku jika bisa tinggal disana, ditemani anak2ku dan berkegiatan dengan nyaman dan santai .....
Tetapi karena gerimis, aku tidak sempat membayangkannya dan justru minta mempercepat dorongan kursi rodaku, supaya jika gerimis berubah menjadi hujan, kami sudah berada di pelabuhan Volendam untuk makan siang.
Naik turun desa dan bergumul dengan gerimis dan dingin, membuat kepalaku sempat bergoyang. Berat. Tetapi tidak tega untuk menghentikan rombongan kami. Sehingga aku hanya diam, lebih merapatkan mantel dan syalku, memeluk tasku untuk meredakan beratnya kepalaku, dan berdoa supaya Tuhan menemaniku, untuk tetap tegar!
Perjalanan dari Museum Volendam ke pelabuhan, ditengah gerimis dan permukaan jalan con-blok dan berbatu2, membuat kepalaku terus bergoyang ..... Aku didorong Dennis .....
Lumayan jauh kan, dari Museum Volendam sampai pelabuhan. Terakhir, aku harus turun dari kursi roda karena harus menaiki tangga panjang dan cukup terjal tanpa ramp. Tidak masalah sebenarnya karena aku tetap bias berjalan, kan? Tetapi dengan berjalan secara lambat, membuat aku semakin tertinggal dari serombongan teman2ku di 1 bus kami. Dan gerimis yang terus menitik dan angin dingin melengkapinya! Brrrrr .....
Akhirnya, dengan perlahan aku menapaki tangga terjal itu. Mengikuti tour guide kami. Aku dituntun Michelle dan Dennis dibantu seorang turis berkebangsaan Australia, membawa kursi rodaku. Terima kasih, Rushell. Begitu nama turis Australia yang membantu Dennis. Dan sejak itu, Rushell terus membantu kami untuk membawa kursi rodaku jika buruh bantuan.