Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Parade Foto: Burung-Burung Itu Hinggap di Tangannya…

22 Agustus 2014   21:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:50 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Memberi makan burung2 liar?? Di Jakarta, itu tidak mungkin sama sekali, karena sudah tidak ada burung2 liar di Jakarta. Kehidupan Jakarta yang semrawut dan tidak ada pepohonan yang 'memanggil' burung2 liar tersebut.

Tetapi bagaimana di negara lain? Khuhusnya di Holland? Bahkan burung2 liar pun masih berani hinggap di telapak tangan penduduk disana, ketika seorang perempuan memang ingin memverikan makan .....

Mulanya, aku tidak 'ngeh', apa yang ada disana. Aku hanya dusuk di bench, menikmati semilir angin yang cukup dingin, mengamati bebek2 lucu, berjalan megang-megong, dan mendengarkan gemericik air di sisi sebelah kananku.

Dennis membidik kameranya banyak kali ke 'sesuatu'. Dan 'sesuatu' itu justru mendapat sambutan yang meriah dengan tepuk tangan ramai dari teman2 kami sesama wisatawan. Michelle pun berlari mengahmpiri, dan tidak ketinggalan, Rushell mendorong kursi rodaku untuk menghampiri mereka.

Dengan sedikit menyeruak barisan wisatawan didepanku, barulah aku melihat 'sesuatu' itu .....

Adalah seorang ibu2 hippies tua. Ditangannya terpegang sepotong roti lembut, dan disekeliling tangan perempuan tua itu, ada berbagai macam burung2. Bahkan beberapa burung hinggap di tangannya, siap mematuk2i roti itu. Burung2 itu mengambil remah2 roti, memakannya, atau ada juga yang mematuk dan langsung membawanya ke tempat lain.

Berjenis2 burung tersebut terlihat senang, dengan tidak pedulinya dengan wisatawan2 itu di sekeliling perempuan tua itu. Mereka tidak saling mengganggu, tetapi mereka, termasuk aku, saling memberi hormat sesama makhluk kekasih Si Empunya Hidup.

Bahkan bebek2 yang tadinya berada di depan kursi rodaku, sebelum ke tempat perempuan tua itu, ikut2an meminta roti dari perempuan tua itu. Aaahh ..... Sayang sekali, aku tidak mempunyai roti untuk dibagikan, setelah aku celingak celinguk mencari sekeliling untuk membeli sedikit roti untuk mereka .....

14086914872079629565
14086914872079629565

14086915941299779396
14086915941299779396

1408691671989548923
1408691671989548923

1408691771893448438
1408691771893448438

Bebek2 itu pun sangat ingin mendapatkan roti dari si perempuan tua itu …..

Sampai sini, pikiranku sedikit melayang. Jika di Jakarta, kita cepat mencari sekedar roti, di pedagang2 kaki lima, jika ada pemandangan seperti ini, tetapi disana, roti baru bisa didapatka di toko2 roti yang pastinya hanya ada di lingkungan toko2. Atau di cafe2. Tidak ada pedagang keliling atau pedagang kaki lima.

Dennis banyak menjepret titik fokus detail, terlihat si perempuan tua, bahagia memberi makan burung2 itu, dan burung2 itu pun terlihat bahagia dengan kepedulian manusia disana .....

Sepotong roti sebesar sekitar diameter 10 cm ini, dipatuki oleh beberapa jenis burung, memakan waktu sekitar 15 menit, pas banget, ketika tour guide kami mulai memanggil2 kami untuk segera masuk ke bus wisata kami, untuk kami kembali ke Amsterdam.

Sangat indah, ketika kita bisa saling mengasihi antar sesame makhluk. Membantu yang membutuhkan serta berusaha berbuat yang terbaik bagi sesame makhluk …..

Berikut, parade foto tentang burung2 yang hinggap di tangannya untuk mematuki sepotong roti, makanannya …..

14086918501451590431
14086918501451590431

14086919101081499662
14086919101081499662

1408692045712032230
1408692045712032230

1408692088184495488
1408692088184495488

1408692230604146044
1408692230604146044

1408692302799692113
1408692302799692113

14086925111810757339
14086925111810757339

1408692668344276113
1408692668344276113

14086927391777699508
14086927391777699508

14086927961936235835
14086927961936235835

1408692862135872042
1408692862135872042

14086929202041802109
14086929202041802109

Mulanya hanya seekor burung, tetapi lama kelamaan, burung2 yang lain terus berdatangan dan langsung hinggap di atas tangan perempuan tua itu. Dan perempua itu, dengan sabar menunggu burung2 itu untuk mematuki rotinya, dan terus tersenyum …..

Sebuah momen yang sangat berharga untukku, bahkan untuk semmuanya, tentang hubungan antara 2 makhluk Tuhan yang saling mengasihi …..

Sebelumnya :

Mencoba Sepatu Kayu ala Noni Belanda

‘Wooden Shoes Factory’ di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik …..

Selamat Datang di Marken, Selamat Tinggal Volendam

Bahkan Burung-Burung itu Tetap Bisa Makan …..

‘Fish & Chips’ : Makanan Khas Kota PenghasilIkan

‘Fotograaf de Boer’ : Kenangan Terindah dari Volendam

Keju, Keju, Keju dan Keju di ‘Cheese Factory’ Volendam

Ke ‘Cheese Factory’ di Gerimis Volendam

Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum

Sisi Lain ‘Volendam’, Selain Sebagai Desa Nelayan

[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami …..

‘Molen De Gooyer’ : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij …..

Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata ‘Hop-On dan Hop-Off’

Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!

Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat

The FEBO ‘De Lekkerste’ : Kedai Burger Otomatis di Holland

‘Perburuan’ itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam …..

[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..

Mahasiswa ‘Cool’ Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam

Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam

Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik

Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..

‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..

‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat

‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman

‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!

‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam

Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname

Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..

'Red Light District’, Wisata Prostitusi di Amsterdam : Hahaha ..... Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya

Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'

'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya

‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad – 18

Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam

Selamat Datang di Amsterdam!

Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!

Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..

Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!

KetikaAku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun