By Christie Damayanti
[caption id="attachment_358153" align="aligncenter" width="534" caption="Dokumen mba Indah Noing"][/caption]
Koleksi mba Infah Noing: Anak-anak mba Indah Noing sangat antusias untuk mulai membenahi prangko-prangko yang aku bagikan kepada mereka, di rumah .....
Sebelumnya :
Siapa bilang anak-anak tidak tertarik prangko? Kita tinggal membimbing dan mengarahkannya saja koq .....
Aku tidak tahu, apa yang salah. Katanya, anak-anak tidak peduli dengan yang namanya hobi jadul ini. Tetapi dari sekian banyak pameran-pameranku, aku mengamati bahwa anak-anak itu sangat excited dalam mengamati prangko-prangko yang aku pamerkan. Seperti misalnya pada pameran 'Wonderful Philatelic & Collectibles of Disney - 1' di TMII tahun 2012 lalu. Ketika aku menggelar pameran selama 10 hari di sana, ternyata anak-anak benar-benar mengamatinya.
Mungkin benar, mereka mengamati karena gambarnya, mungkin bukan prangkonya. Mereka tekun, melihat lembar demi lembar, mungkin mulai tertarik dan pikirannya mulai terinspitasi. Coba lihat tulisanku:
Pameran Tunggal-ku yang Pertama : 'Wonderful Philatelic & Collectible of Disney' Teknologi Modern Tetap Terkalahkan, dengan Lomba 'Jadul' Seperti Ini .....
Pameran Tunggal 'WonderfulPhilatelic & Collectibles of Disney ke-1' di TMII, Agustus 2012
Ketika tahun 2012 lalu, aku menggelar pameran tunggal di TMII sangat terlihat anak-anak tertarik. Dan aku berada di sana setiap hati. Jadi ketika mereka bertanya banyak tentang prangko, aku bisa menjelaskan apa itu prangko, bagaimana menggunakannya, kapan digunakan dan untuk apa digunakan. Mereka sangat antusias!
10 hari aku pameran di sana, aku mencoba untuk anak-anak makin tertarik tentang prangko. Sehingga aku menggelar lomba mewarnai untuk anak-anak dari tingkat TK sampai SMP. Beberapa kategori pemenangnya aku berikan beberapa hadiah, barang koleksi Disney, yang khusus aku belikan untuk mereka.
Syaratnya hanya mereka harus datang ke pameran, mengamati tokoh-tokoh Disney yang aku pamerkan dan mereka harus mewarnai tokoh-tokoh Disney tersebut sesuai dengan contoh di prangko-prangko tersebut. Gambarnya aku siapkan untuk beberapa tokoh. Dan mereka sangat antusias untuk mengamati dan mewarnai...
Begitu juga ketika aku menggelar Pameran Tunggal ke-2 'Wonderful Philatelic & Collectibles of Disney', yang sekarang ini di Mall of Indonesia(MOI) dari tanggal 6 September sampai tanggal 13 September 2014. Separuh dari yng hadir pada pembukaan adalah anak-anak karena memang 'pasar' nya adalah anak-anak. Dari mulai datang sampai selesai, anak-anak antusias untuk berkeliling di area museum itu. Baik mengamati ini Museum MURI yang menampilkan semua rekor nasional sampai pameranku, koleksi Disney.
Anak-anak yang bangga mambawa souvenir dari kami: Prisma Bp. Jaya Suprana, album mini, SP dan kartu pos serta used-stamps. Seorang anak yang meminta tanda tanganku di atas SP, yang akan menjadi koleksi seorang filatelis ...
Bahkan seorang anak, Daniel (anak Mba Indah Noing, Kompasianer) sangat tertarik melihat 'cowboy', di area 'Toys Story' dalam prangko.
Koleksi Primus - Kompas.com
"Aku suka cowboy", katanya ...
Sekali lagi, mungkin Daniel hanya melihat gambarnya saja, bukan prangkonya. Tetapi ini adalah awal mula mereka menyukai prangko. Awalnya hanya gambarnya, lalu mungkin mereka akan bertanya tentang arti angka-angka di prangko tersebut. Dan mungkin juga mereka akan tertarik dan terinspirasi untuk mulai mengumpulkan ...
Viki, putri mba Indah Noing di depan karakter Disney kesukaannya. Ke-3 anak-anak Mba Indah sedang belajar untuk memasang prangko-prangko yang aku berikan pada mereka...
Pada pameran ini, aku bukan hanya pamerannya saja untuk memamerkan koleksi Disney-ku, tetapi aku ingin memulai langkah awalku untuk merangkul anak-anak generasi muda filatelis, untuk mulai menyenangi prangko. Konsep itu jelas, sehingga aku berupaya untuk mengadakan mini album dan 1 set prangko-prangko bekas (used-stamps) untuk dibagikan kepada anak-anak yang sedianya berminat untuk mulai mengumpulkan prangko, dan itu merupakan awal koleksi mereka.
Puji Tuhan, doaku dijawab oleh-NYA. Filateli Bandung dengan senang hati mengirimkan mini album untuk aku bagikan sebanyak 20 album. Used-stamps-nya pun aku berdua dengan Mba Novie. Aku masukkan ke plastik-plastik kecil, sebanyak 50 set. Dan ketika kami membagikannya, terlihat anak-anak sangat senang. Beberapa dari mereka membuka mini albumnya, memasukkan prangko-prangkonya dan berlari ke sana kemari ......
Ketika aku beristirahat di ruang Mba Ayla untuk makan siang setelah tamu-tamu yang datang pada saat pembukaan, ada seorang anak kelas 6 SD Reihan namanya, datang kepadaku. Dia ingin bertanya-tanya tentang prangko dan ingin tahu apakah cara penyusunannya sudah bisa dianggap betul. Aku tersenyum.
Reihan yang membawa mini albumnya serta bertanya-tanya tentang prangkonya. Aku sedang menerangkan tentang cara melepas prangko dari amplopnya...
"Tanaman itu sudah mulai tumbuh", pikirku.
Dan aku dengan senang hati menjawabnya. Bahkan ketika temanku yang menemaniku ada di sisiku, dia memberikan lagi prangko-prangko bekas yang masih menempel pada amplopnya. Celin, sahabatku yang menemaniku mendemonstrasikan cara mengambil prangko dari amplopnya. Dengan mencelupkan pada air sampai basah, kemudian perlahan mengambil prangkonya lalu dikeringkan. Dan Reihan sangat takjub!
Dari sini aku mengambil banyak kesimpulan. Bahwa anak-anak itu ternyata masih peduli tentang prangko (apa pun), jika kita memamerkannya. Anak-anak masih peduli dengan menulis surat, bahkan anak-anak masih sangat tertarik dengan prangko, JIKA KITA MEMBIMBING DAN MENGARAHKANNYA !!!
Lihat tulisanku :
Remaja Ikut Lomba Menulis Surat? Ga Salah? Dijaman Modern Ini?
Ketika anak-anak kita selalu dibimbing dan kita merangkulnya kepada apa yang kita inginkan, apalagi anak-anak kecil, mereka akan mengikuti kita. Sampai mereka memang tertarik atau bosan, mereka bisa menjadi apa yang kita inginkan. Tetapi jika kita tidak merangkul mereka dan membiarkan mereka untuk hidup sekehendak hati mereka, mereka pun akan berbuat sekehendak hati.
Dalam proporsi sebuah hobi yang sebenarya sangat menginspirasi, yaitu hobi filateli, sebagai filatelis (bahkan filatelis senior), kita bisa memantau anak-anak kita untuk mulai mencintai hobi ini. Memang tidak mudah. Bahkan anak-anakku pun tidak tertarik dengan hobi ini. Tetapi aku sudah mencobanya. Berbagai cara aku mengajak anak-anakku untuk melihat dan membantu aku untuk melakukan hobi ini, tetapi setelah sekian tahun, mereka memang tidak tertarik.
Ya, untuk menanam pasti ada yang tumbuh subur. Ada yang tumbuh asal-asalan, dan ada yang sama sekali tidak tumbuh. Anak-anakku adalah tanaman yang sama sekali tidak tumbuh, mereka 'tumbuh' dengan hobi yang lain. Tetapi setidaknya, aku sudah berusaha untuk mengikuti jejakku.
Untuk generasi muda filatelis memang harus mulai diberdayakan. Kita yang sekarang terjun di dunia filateli ini harus terus mengupayakan untuk bisa merangkul anak-anak calon filatelis Indonesia.
Aku tidak tahu, seberapa banyak teman filatelis bahkan pemerintah peduli dengan re-generasi filatelis-filatelis Indonesia. Yang aku tahu setelah aku 'dekat' dengan Kemen Kominfo di bidang Pos Indonesia, mereka sudah berusaha untuk mengadakan banyak lokakarya atau pameran-pameran di kota-kota di seluruh Indonesia.
Tetapi jika pemerintah saja yang peduli tanpa ada kepeduian warganya untuk melakukan itu, tidak akan tercapai. Kita bersamalah yang akan membuat generasi-generasi muda filatelis akan mengharumkan nama Indonesia. Wakau mungkin tidak mudah, karena anak-anak kita sudah hidup di dunia modern dan dunia gadget.
Tetapi dengan tantangan ini, aku yakin seyakin-yakinnya akan bisa terjadi JIKA KITA BENAR-BENAR KONSISTEN untuk merangkul anak-anak calon filatelis muda Indonesia, seperti aku konsisten untuk mengumpulkan berbagai macam 'collectibles' Disney selama 40 tahun, yang membuahkan sebuah Rekor Nasional, MURI...
Terima kasih, sahabat-sahabatku sudah menuliskannya untukku:
Koleksi Disney Christie Damayanti Diganjar Rekor MURI oleh Primus dari Kompas.com
Hobi Kompasianer Ini Akhirnya Berbuah Penghargaan dari MURI oleh mba Indah Noing - Kompasianer
Salam Filateli...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H