Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai "Perawan" di Castricum Green Beach, Belanda Utara

28 Oktober 2014   20:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Pantai yang Arie mau kami datangi untuk makan malam kami memang cantik! Di sekitar jam 8 malam, pantai itu masih cantik. Matahari masih bersinar cerah, walau sudah menurun, hampir tenggelam. Sinarnya berbeda dengan sinar tengah hari. Kuning cerah yang semakin memerah.

Aku dan anak2ku diturunkan di titik terdekat dari restoran tempat kami akan makan malam, karena parkir mobil cukup jauh. Aku melesat memarkir mobilnya, entah dimana. Dan Clara, istri Arie justru mengendarai sepeda untuk makan bersama di resto tepi pantai. Dan kami duduk menunggu di bench, steetscape fasilitas lingkungan disana, sambil melihat2 dan mengamati sekeliling kami.

Jam 8 malam itu memang masih cerah dan meriah. Banyak keluarga2 dengan anak2 mereka, juga muda mudi untuk bercengkerama bersama dalam satu ikatan kasih, menghabiskan waktu di pantai itu. Menurut Arie, pantai indah ini memang tidak di blow up untuk wisatawan, karena ini murni sebagai fasilitas lokal bagi warga disekitar sana.

14144766171719675351
14144766171719675351

14144766511537819837
14144766511537819837

Menunggu yang menyenangkan .....

Suasana yang cukup gaduh membahagiakan. Teriakan2 anak2 saling berkejaran bahagia, terus sayup2 terdengar. Ayah2 mereka banyak yang menggendong anak2 mereka duduk di pundaknya, berkejaran dengan anak2 mereka yang sudah lebih besar. Dam ibu2 mereka membawa tas2 dan peralatan makan dan bermain mereka, juga sambil tertawa2, menuju mobil atau menuju ke resto untuk makan malam.

14144766961735694348
14144766961735694348

14144767711307740285
14144767711307740285

Parkir sepeda adalah parker terdekat dengan pantai. Entah, dimana parker untuk kendaraan bermotor

Aku tersenyum2 membayangkan bahwa dulu pun aku seperti mereka. Ketika anak2ku masih kecil, kami sering bersama ke pantai. Anak2 sibuk bermain pasir, membuat istana2 mereka. Ayahnya sibuh menggoda mereka sampai mereka berteriak2 dan berkejaran masuk ke laut dan berteriak2. Aku menyiapkan pakaian2 mereka sesuai kegiatan mereka, permainan mereka sampai persiapkan makanan mereka jika sewaktu2 mereka berteriak,

"Maaaaaa, aku hausssssss"

"Maaaaaa, aku laparrrrrr"

"Maaaaaa, ganti baju donk, ada pasir di punggungku, geliiiiii ....."

Hahaha, memori indah di benakku, membuatku terus tersenyum bahkan tertawa sambil bercerita masa2 indah itu kepada anak2ku .....

14144768341966249645
14144768341966249645

1414476869145876348
1414476869145876348

Keluarga atau muda mudi Belanda, terus keluar masuk pantai ini, memanfaatkan waktu liburannya, di hari Minggu itu ..... banyak yang membawa anjing dan kucing peliharaannya untuk bermain di pantai .....

*** Pantai itu cukup 'perawan'. Hanya sebuah resto makanan lokal cukup besar untuk fasilitas wisatanya. Tidak ada hotel atau penginapan, tidak ada toko2 yang berjualan segala macam fasilitas berenang. Hanya pantai saja! Pantai dwngan pasih putih, banyak tersebar kerang2 cantik. Pantai pasir putih yang cantik tanpa sampah sedikitpun.

Kegiatan mereka disana sebenarnya tidak luput dengan makanan dan sampah2, karena mereka memang sedang berekreasi. Tetapi mereka masih menyempatkan diri mereka untuk tetap menjaga kebersihan. Sampah2 mereka buang langsung ke tempat2 sampah di sekeliling mereka. Suatu paduan yang baik, ketika mereka hidup di alam yang modern, tetapi anak2 mereka diajarkan taat pada peraturan. Bukan ke-modern-an itu justru dilakukan tanpa tanggung jawab .....

14144769251277539306
14144769251277539306

1414477073177843644
1414477073177843644

Tak sedikit pun sampah terlihat disana .....

1414477117109002209
1414477117109002209

Michelle sempat bermain di pasir putih bersama Arie .....

Angin sejuk menjelang malam, terus semilir mengalir, cukup kencangn menerbangkan rambut2 kami. Kecapean setelah kegiatan kami seharian itu, membuat kami hanya duduk2 saja sambil menunggu Arie dan Clara dan menikmati sekeliling kami. Tetapi aku tidak hilang akal. Kamera Lumix merah dengan lenca Leica- ku yang di di zoom 24x, mampu memotret cukup detail di sekeliling kami. Foto2 cantik ku cukup bisa 'bercerita', walau aku tidak mendatangi tempat itu sendiri. Apalagi, jika aku memakskan kursi rodaku melewati pasir tebal, itu tidak mungkin ......

Air laut di bibir pantai pun terus berbuih, menandakan sering terjadi ombak. Pantai ini memang bukan untuk surviing yang baik, tetapi mungkin ada kalanya, muda mudi disana belajar ber-surving. Airnya besih, biru, memantulkan sinar langit biru. Membuat aku itu merasakan kesejukan yang luar biasa!

Deburan ombak pun sekali2 terdengar, termasuk dari tempat kami duduk, yang berjarak sekitar ratusan meter dari bibir pantai. Pokoknya, pantai ini melambangkan kebahagiaan keluarga dan kesejahteraan warga lokal disana. Puji Tuhan .....

*** Ketika semakin kesini, anak2ku semakin besar, aku semakin tua dan semakin susah untuk melakukan keluarga2 disana, ternyata aku mendapatkan kenangan manis masa2 beberapa belas tahun lalu.

Ketika aku pun bisa melakukan semuanya, bercanda dengan keluarga serta menyiapkan segala sesuatunya untuk mereka terkasih, memori itu tertancap dalam2 di hati dan benakku.

Dan ketika itu terjadi disana waktu itu, aku tetap bersyukur untuk semuanya, bahwa aku pernah mengalami itu semua, bahkan mungkin kebahagiaanku dulu lebih sempurna dengan aku sudah bisa melihat anak2ku semakin bertumbuh dewasa dan luar biasa .....

Dan aku berjanji untuk terus berusaha mendapatkan kebahagiaan kami bersama, lewat doa dan pengucapan syukur serta percaya, bahwa 'inilah yang terbaik untuk kami' .....

Sebelumnya :

Kehidupan Desa Belanda dengan Hewan Ternak dan Bunga-Bunganya

'Zaanse Schans', Wisata Desa dengan Cantiknya Kincir Angin Belanda

Desain Unik Salah Satu Jembatan di Zaan River, Belanda

Hari Terakhir di Holland, Sebelum Melanjutkan ke Switzerland .....

Dari Pelukis Jalanan, Becak Indonesia, Pasangan Usia Lanjut yang Selalu Mesra di 'Grand Place' .....

'Belgian Waffle', Menggoyang Lidah Hanya dengan 1 Euro, Masa' Sih?

2 Jam di Landmark 'Grand Place' Brussels

'Atomium' : Molekul Raksasa yang Berpenghuni

Perjalanan Menuju Brussels, Belgia .....

'New Madurodam' di The Hague: Miniatur Park Kebanggaan Belanda

Di The Hague [Den Haag], ada 'Javastraat' dan 'Restaurant Garoeda' .....

'Royal Delft Blue' : Keramik Cantik Khas Belanda

Delft, Kota Pelajar yang menjanjikan Ketenangan dari pada Eforia dan Hura-Hura

Dari Rotterdam ke Delft : Hijau Rerumputan, Mahasiswa dan Kota Pelajar serta City Hall

Rumah Kubus 'Kubuswoningen' : Seni Arsitektur untuk Sebuah Tempat Tinggal

'Euromast Tower', Rotterdam : Apa Saja yang Bisa Dilakukan Disana?

360 Derajat Memandang Kota Rotterdam di 'Euromast Tower'

Rotterdam, Holland : Kota Seribu Wajah

Perjalanan dari Amsterdam ke Rotterdam

Parade Foto : Burung-Burung itu Hinggap di Tangannya .....

Mencoba Sepatu Kayu ala Noni Belanda

'Wooden Shoes Factory' di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik .....

Selamat Datang di Marken, Selamat Tinggal Volendam

Bahkan Burung-Burung itu Tetap Bisa Makan .....

'Fish & Chips' : Makanan Khas Kota PenghasilIkan

'Fotograaf de Boer' : Kenangan Terindah dari Volendam

Keju, Keju, Keju dan Keju di 'Cheese Factory' Volendam

Ke 'Cheese Factory' di Gerimis Volendam

Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum

Sisi Lain 'Volendam', Selain Sebagai Desa Nelayan

[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami .....

'Molen De Gooyer' : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij .....

Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata 'Hop-On dan Hop-Off'

Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!

Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat

The FEBO 'De Lekkerste' : Kedai Burger Otomatis di Holland

'Perburuan' itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam .....

[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah .....

Mahasiswa 'Cool' Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam

Piala Dunia ... Ooo ... Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam

Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik

Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja .....

'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam .....

'The Parrot' : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat

'Kalverstraat' : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman

'Canal Cruise' : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!

'Canal Cruise' : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam

Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname

Dunia Prostitusi 'De Wallen' Amsterdam, yang Sebenarnya .....

'Red Light District', Wisata Prostitusi di Amsterdam : Hahaha ..... Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya

Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!'

'Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya

'Basiliek van der H. Nikolaas' : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18

Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam

Selamat Datang di Amsterdam!

Menuju Amsterdam ... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!

Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata .....

Horeeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba!

Ketika  Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun