By Christie Damayanti
Pantai yang Arie mau kami datangi untuk makan malam kami memang cantik! Di sekitar jam 8 malam, pantai itu masih cantik. Matahari masih bersinar cerah, walau sudah menurun, hampir tenggelam. Sinarnya berbeda dengan sinar tengah hari. Kuning cerah yang semakin memerah.
Aku dan anak2ku diturunkan di titik terdekat dari restoran tempat kami akan makan malam, karena parkir mobil cukup jauh. Aku melesat memarkir mobilnya, entah dimana. Dan Clara, istri Arie justru mengendarai sepeda untuk makan bersama di resto tepi pantai. Dan kami duduk menunggu di bench, steetscape fasilitas lingkungan disana, sambil melihat2 dan mengamati sekeliling kami.
Jam 8 malam itu memang masih cerah dan meriah. Banyak keluarga2 dengan anak2 mereka, juga muda mudi untuk bercengkerama bersama dalam satu ikatan kasih, menghabiskan waktu di pantai itu. Menurut Arie, pantai indah ini memang tidak di blow up untuk wisatawan, karena ini murni sebagai fasilitas lokal bagi warga disekitar sana.
Menunggu yang menyenangkan .....
Suasana yang cukup gaduh membahagiakan. Teriakan2 anak2 saling berkejaran bahagia, terus sayup2 terdengar. Ayah2 mereka banyak yang menggendong anak2 mereka duduk di pundaknya, berkejaran dengan anak2 mereka yang sudah lebih besar. Dam ibu2 mereka membawa tas2 dan peralatan makan dan bermain mereka, juga sambil tertawa2, menuju mobil atau menuju ke resto untuk makan malam.