Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

4 Tahun di Kompasiana: Aku Menjadi "Besar" dan Mendapatkan Semuanya!

18 November 2014   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:28 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Aku di kantor kompasiana, 24 November 2013

Sebelumnya :

Kompasianival 2011: Kejutan Manis dari Tuhan Melalui Kompasiana 3 Tahun di Kompasiana, Apa yang Aku Dapat? Pertanyaan yang Bodoh!

4 tahun (lebih sedikit), aku sidah berada di Kompasiana. Sejak 12 November 2010 sampai saat ini, aku (mungkin) salah satu Kompasianer senior yang masih terus menulis antara 1 sampai 3 artikel dan di posting di Kompasiana.

Jika ada yang masih menanyakan aku, apa yang aku dapatkan menjadi 'member' 4 tahun di Kompasiana, aku akan tetap menjawab: Aku mendapatkan semuanya lewat Kompasiana! Dan dari awal menjadi "Kompasianer of The Year 2011" ini lah, semuanya beruntun membuat aku menghimpun energy positif untuk membangun semangat ...

Aku dan Kang Pepih, setelah penganugerahan "Kompasianer of The Year 2011" di Kompasianival 2011 di FX Plaza

***

Aku tidak mau mengulang cerita dan sejarah tentang bagaimana aku memulai menulis di Kompasiana. Karena semuanya sudah ada di link-link di atas artkel ini. Tetapi aku tetap akan berkata bahwa, aku adalah IPS (Insan Pasca Stroke), dengan tubuh 1/2 lumpuh sebelah kanan, karena otak kiriku pernah terendam darah sebanyak sekitar 20%, yang mengakibatkan aku dalam keterbatasan seperti ini, sampai sekarang.

Sebagai seorang arsitek lapangan, aku sekarang tidak mampu banyak bergerak lagi, karena keadaanku. Tetapi sebenarnya aku tetap ingin terus berkarya. Bagaimana? Berkarya dalam hal apa?

Salah satu cara berarya adalah dengan "Menulis". Karena dengan pikiranku yang sangat 'mobile', aku harus merangkul semua ide-ide serta mimpi-mimpiku dalam banyak tulisan. Dan itu aku lakukan dengan menulis dan di posting di Kompasiana! Dan mengapa harus di Kompasiana? Banyak teman-temanku bertanya kepadaku. Dikatakannya, Kompasiana sekarang ditinggalkan oleh penulis kawakannya dan juga ditinggalkan pembacanya, karena seringnya Kompasiana error.

Tetapi aku mau mengatakan untuk semuanya, bahwa Kompasiana itu ibarat 'orang tua' dan 'sahabat'ku. Aku lahir dan dibesarkan di Kompasiana, dan aku mendapatkan semuanya lewat Kompasiana! Itu yang aku selalu tekankan!

Bermula dari terus menulis artikel-artikelku di berbagai genre, aku banyak mendapatkan kesempatan diwawancarai di berbagai media. Dari puluhan media cetak, belasan radio untuk talk-show, bahkan sejak Januari 2013 aku adalah sebagai narasumber tetap pada program acara khusus untukku "Weekend Spirit", setiap hari Sabtu jam 16.00 - 17.00 di Radio Pelita Kasih 96.3 FM. Dan hampir semua televisi nasional menayangkan wawancaraku tentang kesaksian stroke dan kanker, serta tentang hobi filateli-ku.

Wawancara di The Jakarta Post dan Wawancara pertama dengan media majalah Kartini, Desember 2011. Dari sinilah, banyak media yang menghubungiku dan ingin mewawancaraiku .....

Wawancara pertama denan Majalah Inspirasi, yang membawaku menjadi nara sumber tunggal pada program "Weekend Spirit" di RPK 96.3 FM sejak Januari 2013.

Wawancara dengan Jawa Post yang di share di semua harian local daerah seluruh Indonesia

Aku dengan kang Pepih di Kompas TV dan wawancara untuk acara "Solusi" yang fenomenal, karena masih disiarkan hamper tiap minggu dari tahun 2012 di 3 TV nasional : O'Channel, SCTV dan MNC pada dini hari. Dan sudah membuat banyak orang bertobat dan menginspari. Puji Tuhan!

Ini juga begitu fenomenal, selama 30 menit aku menjadi took sentral pada program "Wanita Hebat" di ANTV. Dan bossku pun berbicara disana .....

DAAI TV dan NetTV, mampu menginspirasi filatelis-filatelis Indonesia, bahwa seorang Christie yang dalam keterbatasan, bisa tetap berkarya, salah satunya di bidang filateli .....

Bahkan aku sudah membuat 3 bukuku tentang kesaksianku. Dibantu oleh Valentino, 3 buku-bukuku menjadikan pelayanan-pelayananku untuk orang-orang yang membutuhkan, menjadi nyata. Karena 100% penghasilanku dari ke-3 buku-bukuku ini untuk Tuhan lewat pelayanan-pelayananku .....

Tetapi kesaksian-kesaksianku tetap terus diminta untuk aku membawakannya di Gereja-geraja atau di komunitas-komunitas yang membutuhkan motivator dalam mengangkat yang terpuruk .....

Dua dari 3 buku-kku tentang kesaksianku yang dijual di internet .....

Bisa dilihat di www.youtube.com/christievalentino. Semua program TV dan beberapa program radio ada di koleksi youtube-ku.

Dari menulis di Kompasiana, aku juga bisa bertemu dengan banyak 'orang penting' di negeri ini. Bahkan aku diundang di acara APEC September 2013 oleh Ibu Linda Gumelar. Dan dari situ aku bisa berkolaborasi dengan banyak acara dengan Ibu Dewi Motik, bahkan menggelar Seminar Nasional "ICT fot Disabled", 2 kali, pada bulan Februari dan Juni 2014 lalu, untuk kepedulian bagi warga disabled Indonesia dalam banyak hal, misalnya pendidikan dan pekerjaan serta fasilitas-fasilitas fisik kota Jakarta.

Aku di Metro TV

Ketika aku mulai menulis tentang kepedulianku untuk Jakarta sejak tahun 2011 lalu, sejarang terus berlanjut yang menghasilkan ratusan artikel dalam sebuah 'fan pages' di Facebook. Sebuah kolom khusus untuk men-share tulisan-tulisanku tentang Jakarta Kota Kita.

Aku tidak tahu,apakah aku GR atau tidak, tetapi yang jelas jika aku menuliskan tentang sebuah keluhat kecil tentang Jakarta setelah Bp Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, 2 atau 3 minggu kemudian keluhanku dieksekusi dan diperbaiki. Sepeerti beberapa tulisanku sebagai berikut :

Si Kijang Totol : Tempatmu Bukan Disini, Sayang .....

Sedikit Konsep Tentang Waduk Pluit untuk Pak Jokowi

Perlintasan Rel Kereta Berhantu? Hiiiii ......

Bahkan tentang Waduk Pluit, konsep ini sebelum pak Jokowi mengerjakannya, tetapi semuanya sesuai dengan angan dan mimpi2ku. GR? Masa bodohlah .....

Untuk Kijang Totol, sekitar 2 minggu postingan ini tersebar, kijang-kijang itu dibawa ke Bogor. Karena aku? Entahlah. Dan tentang perlintasan rel kereta ini, sekitar 2 minggu setelahnya, perlintasan itu benar-benar diperbaiki! Sayangnya, hanya perlintasan itu saja, tidak perlintasan-perlintasan yang lainnya .....

Artikel-artikelku tentang kepedulianku untuk Jakarta menuai banyak HL, dimana namaku semakin melambung. Bukan untuk menyombongkan diri, tetapi aku hanya mau mengatakan bahwa semuanya ini berkat aku menulis di Kompasiana. Bahkan ketika aku dihubungi oleh Metro TV untuk wawancara tenang Sungai-sungai dan Rumah-rumahKumuh di Jakarta, membuat aku semakin semangat untuk terus berkarya walau tetap dalam keterbatasan .....

Dari artikel-artikel di Kompasiana, semakin membuat namaku terus melambung. Sekali lagi, bukan untuk menymbongkan diri, tetapi lewat kompasiana lah semakin banyak media yang ingin mewawancaraiku. Ketika tahun 2011 lalu, sebuah surat kabar internasional 'The Jakarta Post' mewawancaraiku di rumah oleh pak Eman Dapa Loka, namaku terkenal di penjuru dunia lewat link2 surat kabar online dunia. Membanggakan sekali ketika seorang temanku di Amerika memberikan ucapan selamat karena dia membaca artikel tentang aku di Dallas Tribune.

Dan sekitar April 2014 ini, harian Jawa Pos menduplikasi cara itu. Jawa Pos yang bekerjasama dengan banyak harian local seluruh Indonesia menerbitkan artikel2 tentang aku di hamper semua harian local tentang hobi filateli ku, sehingga teman2 filateli di luar pulau sering memberitahukan tentang artikel-artikel tentang filateli-ku .....

Begitu juga dengan Parajournal, yang mewawancaraiku dengan sangat menyentuh, untukku. Mba Andina Dwifatma dengan mas Aulia Latif mewawancara dan memotretku dengan baik dan artikel itu di ku tambah bersemangat! Dari mana ini? Ujung-ujungnya adalah dari K O M P A S I A N A !!!

Dan dari menulis di Kompasiana juga, aku bisa menjadi Juri Nasional sejak 3 tahun ini ( 2012 - 2014 ) untuk lomba Menulis Surat Remaja dan tahun 2014 sbagai Juri Nasional lomba Pameran Filateli Nasional.

1416301084962276400
1416301084962276400

Juri Nasional lomba menulis remaja 2014 dan Juri Nasional lomba Filateli Kreatif 2014 Bisa dibaca di Ketika Menulis Menyembuhkan.

Yang terkahir di tahun 2014 sebelum tutup tahun ini, ketika aku dihubungi oleh Kompas TV untuk sebuah talk-show dengan Bp Jaya Suprana di MOI, aku dating dan sepertinya membuat Bp Jaya Suprana menjadikan aku sebagai sahabatnya. Sehingga, kami sring bertemu di studionya bersama mba Aylawati Sarwono, Direktur MURI. Bercanda, mengobrol sampai bernyanyi bersama ketika Bp Jaya Suprana berlatih piano.

Dari Kompasiana, aku berkenalan denan tokoh2 sentral Indonesia ..... Salah satunya adalah Bp Jaya Suprana .....

Menghasilkan sebuah Rekor MURI untukku, September 2014 ..... Semuanya dari Kompasiana!

Sampai pada akhinya, aku di minta untuk berpameran di Gallery MURI dan tanggal 13 September 2014 lalu,aku dianugerahi Rekor MURI dengan kategori kolektor Disney terlengkap dan terbanyak sejak 40 tahun lalu. Puji Tuhan! Semuanya dari mana? Ya dari K O M P A S I A N A .....

Pameran tantangan Bp Jaya Suprana tentang Indonesia, diganjar lagi dengan penghargaan Rekor MURI yang ke-2, tanggal 8 November 2014. Semangatku semakin bertumbuh dan berkembang. Dan Tahun 2015 besok, aku sudah mengirimkan beberapa konsep dan proposal untuk pameran2 tunggal ku selanjutnya, kepada Kementrian Kominfo. Jika Tuhan berkenan, ada 2 mimpi ( sangat ) besarku yang akan terlaksana .....

Penghargaan Rekor MURI ku yang ke-2, November 2014

Rencanaku di akhir tahun depan, buku ke-4 muncul sebagai trilogy dari perjalananku ke Eropa bersama kedua anak-anakku selama 3 minggu lebih. Bahwa aku, seorang ibu yang cacat ½ tubuh lumpuh, mampu membawa anak2ku berkeliling Eropa, dengan keadaankku yang sangat terbatas, dengan Tuhan pastinya terus berada disisiku. Buku ini bukan hanya mengisahkan tentang perjalanan wisatanya, tetapi lebih kepada penyertaan Tuhan atas kami bertiga.

Sekali lagi, ketika banyak sahabat2ku 'mundur' dari Kompasiana, dan menulis di 'sebelah', aku hanya tersenyum. Untukku, kesetiaan adalah yang terpenting. Aku setia denga apa yang menjadi hidupku, menjadikan ak lebih dan terus bersemangat! Dengan menulis dengan setia di Kompasiana, aku mengumpulkan energi2 positif sebagai dukungan atas fisik dan hatiku.

Seperti juga dengan kesetiaanku pada Tuhan-ku. Aku terus tekun mencari Tuhanku, yang akhirnya berbuah manis. DIA terus setia mengiringiku dan membuat aku mampu menjalankan hidupku ini, walau tetap dalam keterbatasan .....

Apapun yang terjadi, Kompasiana tetap akan menjadi bagian dalam hidupku. Aku tidak akan 'besar' seperti ini, jika tidak ada Tuhanku, dan juga jika tidak ada Kompasiana. Dan Kompasianalah adalah 'orang tua' dan sahabatku, curhatku selalu lewat Kompasiana. Walau sekarang sering error dan pembacaku sangat sedikit, aku tetap akan setia untuk 1 sampai 3 artikel per-hari, untuk terapi otakku dan untuk sebuah penyembuhan hanya hakiki, yaitu kepercayaan untuk sebuah kesetiaan dalam menjalani kehidupanku ini .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun