Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

'Fish and Chips' ala Resto Mahal di Pantai Castricum

19 November 2014   20:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:23 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Hari terakhir di Belanda. Dinner terakhir di Belanda dan Arie mengajak kami bertiga untuk makan malam di pantai Castricum. Sebuah pantai 'perawan' yang memang sengaja tidak untuk turis, melainkan hanya sekedar pantai bagi fasilitas lingkungan disana, bercanda dengan keluarga dan sahabat .....

Makan malam kali itu adalah Fish and Chips dalam versi yang berbeda. Biasanya untuk Fish and Chips adalah makanan 'ringan'. Ga ringan2 amat sih, tetapi biasanya dijual di resto2 atau kedai2 'jalanan'. Karena awalnya adalah nelayan yang menggoreng atau membakar ikannya untuk disantap di pinggir jalan.

Tetapi dengan kemajuan jaman dan dengan kebutuhan lingkungan, ternyata Fish and Chips melanda juga di resto2 mahal. Dengan beberapa tambahan menu serta beberapa variasi, jadilah menu Fish and Chips ala resto mahal. Dan itulah yang kami pilih di resto mahal ini .....

Resto itu apik. Khas resto pantai yang separuhnya berada di outdoor dan separuh nya lagi indoor memakai AC. Sebenarnya, kami ingin berada di outdoor tetapi penuh. Waktu itu jam 8.00 malam, dan matahari masih bersinar dengan anggunnya. Sinarnya masih terik, tetapi terselimur dengan udara yan sejuk, sehingga sinar kuning yang menggigit itu tidak bisa menembus kulit kami menjadi panas. Bahkan kami masih merasa sedikit kedinginan, ketika angin berhembus.

Suasana sekitar jam 8.00 malam di pantai Castricum. Di resto bagian outdoor, matahari masih cukup terik menyengat tetapi udara dan angin cukup dingin untuk kami .....

Tampak sebagian besar adalah keluarga. Sebagian kecilnya adalah kaum muda bergerombol dan kaum tua atau lansia, juga bergerombol. Sebagian besar dari keluarga adalah keluarga muda dengan anak2 dibawah 15 tahun. Sebagian lagi adalah keluarga menengah dengan anak2 remaja,yang masih mau mengikuti orang tuanya untuk bertamsya ke pantai seperti ini. Hanya sebagian kecil saja, pasangan muda mudi. Karena resto ini memang sangat terbuka dengan konsep keluarga dan meja2 besar, Jadi tidak ada tempat untuk berpacaran, hihihi .....

Suasana resto indoor. Konsepnya memang 'bar' tetapi untuk keluarga. Banyak keluarga dengan anak2 dibawah 15 tahun.

Aku, Arie dan Clara memesan Fish and Chips dengan beberapa varian berbeda. Denni memesan steak dan Michelle memesan sate. Aku tidak tahu nama ikannya, tetapi dari bentuknya dengan irisan daging serta hampir 'tanpa duri', sepertinya adalah ikan Dori. Tapi entahlah, apakah ikan ini berada di dua tempat berjauhan (Indonesia - Belanda).

Budaya Indonesia memang berbeda dengan budaya Belanda. Ketika kami memesan makan ikan, justru si pelayan menekankan tentang minumnya. Minuman2 berakohol ringan maupun berat, ditunjukkan kepada kami. Kami menggelengkan kepala. Kami hanya minum softdrink, coklat, the, susu atau juice. Dan si pelayan tersenyum sambil mundur teratur dan mencatat yang kami pesan. Seperti biasa, aku memesan teh susu hangat, Dennis sebotolCoca Cola dn Michelle memesan coklat hangat.

Teh susu hangat kegemaranku, dan coklat hangat kegemaran Michelle .....

Berbeda dengan Arie dan Clara. Mereka memesan Fish and Chips juga, tetapi minumannya adalah berakohol, walaupun ringan. Entah apa namanya, mereka memesan minuman yang berbeda jenis.

Untuk Fish and Chips nya, diberikan ekstra kentang dan sayur sesukanya, dengan memesan set ikan panggang atau goreng. Begitu juga dengan steak dan satenya, dengan kentang dan sayur mayur mentah untuk salad, yang bisa ditambah sesukanya. Kami menunggu makanan itu dengan banyak tertawa dan mengobrol ngalor ngidul.

Secara jam itu memang jam makan setelah berenang tanpa lelah di laut untuk pengunjung selain kami, pasti cukup lama pesanan kami datang. Sehingga, Arie mengajak Dennis dan Michelle berjalan2 ke pantai. Berjalan2 ke pantai tidak mungkin untukku. Mengapa? Karena kakiku tidak mampu untuk berjalan dengan pasir tebal. Kakiku mampu swcara kakiku tidak cacat, tetapi otakku tidak mampu untuk menggerakkannya .....

Terlihat, Arie dan Michelle berjalan di pasir pantai .....

Ari bermain dengan Dennis dan Michelle di pasir, sedangkan aku dan Clara hanya mengobrol di meja. Sesekali Dennis memanggil kami, berteriak dan kami melambaikan tangan kami kearah mereka.

Ya ..... lama sekali karena masih banyak mja yang belum mendapatkan makan malam mereka. Tetapi kami sabar menunggu. Justru untukku sendiri, aku ingin terus berlama2 dengan mereka, keluargaku di Belanda. Aku sepertinya tidak ingin pergi. Aku ingin berada dengan mereka. Sambutan hangat mereka membuat aku nyaman .....

Tetapi penantian itu pun harus berakhir. Satu persatu, pesanan kami pun datang. Dari ikan panggang ku dan Arie,ikan panggang berselimut mayonnaise untuk Clara. Lalu 1 tusuk sate sapi cukup besar untuk Michelle dan steak panggang untuk Dennis. Masing2 ditambahkan kentang dan sayur untuk salad. Sementara minum kami sudah sejak beberapa menit lalu, sebelum makanan kami datang.

Ikan panggang pesanan kami. Coba lihat, menggiurkan sekali kan? Apalagi jika kita mencium bau harumnya, serta melihat dengan mata kepala sendiri ..... yummy ..... ikan2nya gemuk2, tanpa duri dan rasanya ....... Wowowwwww .......

Sate hanya 1 tusuk tetapi kenyang sekali ... *mereka tidak tahu, sate kita di Indonesia pasti 10 tusuk, itupu belum tentu kenyang, hihihi .....Kentang, sayur untuk salad dan buah untuk masing2 dari kita .....

Hmmmmm ...... tercium bau aroma ikan panggang berselimur aroma jeruk lemon dan mayonnaise panggang. Juga bau hangat steak dan sate panggang. Banyak sekali masing2 porsinya. Aku menggelengkan2 kepalaku, melihat 2 ekor ikan panggang ku dihadapanku. Kupikir, aku tidak mampu menghabiskannya. Tetapi ternyata ..... semua aku habiskan, hihihi ...... ternyata ikan ku sangat lezaaattttt ...... yummy ..... entah di perciki bumbu apa, tetapi yang jelas sepertinya hanya dipanggang biasa saja, walaupun rasanya luar biasa! .....

Kami makan dengan lahap. Aktifitas kami seharian di rumah Arie dan keluargnya, membuat kami lapar. Seketika saja, makanan di depan kami pun tandas. Tetapi kami masih terus bersenda gurau dan terus melahap kentang2 yang terus bisa disandingkan ke meja2 kami, karena kentang dan salad bisa dipesan terus menerus, asal tidak dibawa pulang.

Setelah kekenyangan, barulah kami bersiap2 untuk pulang. Walau dalam hatiku, aku masih ingin bersama mereka dalam 1 keluarga yang utuh di Belanda. Arie dan Clara, aku anggap sebagai orang tuanku, dan opa dan oma Dennis dan Michelle. Dan kami bahagia dengan mereka .....Besok, kami harus melanjutkan perjalanan kami berkeliling di beberapa negara lain di Eropa Barat ini. Dan aku berdoa, suatu saat kami bisa bertanddang lagi ke Belanda dalam sebuah suka cita liburan .....

Sebelumnya :Pantai 'Perawan' di Castricum Green Beach, Belanda Utara Kehidupan Desa Belanda dengan Hewan Ternak dan Bunga-Bunganya 'Zaanse Schans', Wisata Desa dengan Cantiknya Kincir Angin BelandaDesain Unik Salah Satu Jembatan di Zaan River, BelandaHari Terakhir di Holland, Sebelum Melanjutkan ke Switzerland .....Dari Pelukis Jalanan, Becak Indonesia, Pasangan Usia Lanjut yang Selalu Mesra di 'Grand Place' .....'Belgian Waffle', Menggoyang Lidah Hanya dengan 1 Euro, Masa' Sih?2 Jam di Landmark 'Grand Place' Brussels'Atomium' : Molekul Raksasa yang BerpenghuniPerjalanan Menuju Brussels, Belgia ..... 'New Madurodam' di The Hague: Miniatur Park Kebanggaan BelandaDi The Hague [Den Haag], ada 'Javastraat' dan 'Restaurant Garoeda' ..... 'Royal Delft Blue' : Keramik Cantik Khas Belanda Delft, Kota Pelajar yang menjanjikan Ketenangan dari pada Eforia dan Hura-Hura Dari Rotterdam ke Delft : Hijau Rerumputan, Mahasiswa dan Kota Pelajar serta City Hall Rumah Kubus 'Kubuswoningen' : Seni Arsitektur untuk Sebuah Tempat Tinggal 'Euromast Tower', Rotterdam : Apa Saja yang Bisa Dilakukan Disana? 360 Derajat Memandang Kota Rotterdam di 'Euromast Tower' Rotterdam, Holland : Kota Seribu Wajah Perjalanan dari Amsterdam ke Rotterdam Parade Foto : Burung-Burung itu Hinggap di Tangannya ..... Mencoba Sepatu Kayu ala Noni Belanda 'Wooden Shoes Factory' di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik ..... Selamat Datang di Marken, Selamat Tinggal Volendam Bahkan Burung-Burung itu Tetap Bisa Makan ..... 'Fish & Chips' : Makanan Khas Kota PenghasilIkan 'Fotograaf de Boer' : Kenangan Terindah dari Volendam Keju, Keju, Keju dan Keju di 'Cheese Factory' Volendam Ke 'Cheese Factory' di Gerimis Volendam Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum Sisi Lain 'Volendam', Selain Sebagai Desa Nelayan [Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami ..... 'Molen De Gooyer' : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij .....Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata 'Hop-On dan Hop-Off'Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk StraatThe FEBO 'De Lekkerste' : Kedai Burger Otomatis di Holland 'Perburuan' itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam ..... [Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah ..... Mahasiswa 'Cool' Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam Piala Dunia ... Ooo ... Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja ..... 'The Begijnhof' : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam ..... 'The Parrot' : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat 'Kalverstraat' : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman 'Canal Cruise' : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut! 'Canal Cruise' : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname Dunia Prostitusi 'De Wallen' Amsterdam, yang Sebenarnya .....'Red Light District', Wisata Prostitusi di Amsterdam : Hahaha ..... Anak-Anakku Cepat Belajar dari LingkunganyaKetika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan 'Excited!''Coffee Morning' : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya'Basiliek van der H. Nikolaas' : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di AmsterdamSelamat Datang di Amsterdam!Menuju Amsterdam ... Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata .....Horeeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba! Ketika  Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun