Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat pada Waktunya...

20 November 2014   18:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalahnya lagi, kartu kreditku memang baru di upgrade lebih tinggi dengan back up lebih banyak. Dan aku belum menerima "pin withdrawl" untuk ambil uang cash di negara manapun. Padahal aku memang meng-up grade kartu kreditku sesaat sebelum berlibur ini. Sebuah kartu platinum untuk kebutuhan kami yang semakin meningkat. Bukan hanya untuk berlibur saja, tetapi juga berhubungan dengan hidup kami selanjutnya.

Cukup lama aku termangu melihat lembaran2 Euro kami. Berpikir keras, bagaimana mengatasinya. Karena ketika aku menelpon semua bank yang mengeluarkan kartu kreditku, mereka mengatakan bahwa "pin transaksi" di Indonesia, baru bisa dipakai secara resmi tanggal 1 Januari 2015! Dan tidak ada pengecualian, termasuk untukku, walau aku terancam kehabisan uang di Eropa, tanpa bisa aku meminta bantuan kepada siapapun!

creditcard.cimbclicks.co.id

Tidak ada yang mengingatkan ini kepadaku, menurutku seharusnya bank yang mengeluarkan kartu kredit men-sosiaisasikan kepada nasabahnya, apalagi jika nasabahnya memang berencana untuk memakai kartu kredit lebih dari yang biasanya. Apalagi, aku sudah meminta up grade dan kenaikan limit pinjaman untuk liburan ini .....

Bayangkan! Aku hanya sendiri di Eropa, tanpa keluarga. Mama ku sendiri sedang di Amerika, ke rumah adikku disana. Tidak ada yang bisa membantuku, misalnya mengirim uang untuk pinjamanku. Jika hanya beberapa Euro, mungkin aku bisa mengusahakannya. Tetapi jika 2 minggu lebih masih harus kami lalui di Eropa, bayangkan, berapa ribu Euro yang harus aku cari untuk menutupinya?

Ditambah lagi, jika pun ada seseorang bisa meminjamkan uang sebenyak itu, harus dikirim lewat mana? Jika aku menetap, bisa diusahakan lewat jasa pengiriman uang. Jika tidak? Merekapun tidak bisa menerimanya. Pun jasa pengiriman uang itu, jauh dari Zurich, yang norebene aku harus naik taxi, dengan dana yang minim, karena cash ku semakin menipis ( jika semuanya gagal ).

Mitra kerja papa almarhum, sebenarnya susah mengiyakan untuk meminjamkan kami uang, tetapi dia bingung untuk mengirimkan kemana. Valentino pun mencari akal untuk membantuku. Alhasil, seharian dengan menelpon kesana kemari, aku menghabiskan pulsa sekitar 9 juta ( Zurih - Jakarta saja ), yang seharusnya tidak ada dalam pengeluaran bulananku! Beruntung, aku memakai kartu pasca-bayar untuk telp ku dan dibayar bulanan lewat kartu kreditku.

Aku sangat gamang dengan keadaan ini. Kami, berada di Eropa, kehabisan dana tanpa ( mungkin ) bisa memakai kartu kredit. Dengan 500 Euro, bagaimana kami harus hidup? Untuk makan saja, bertiga bukan makanan mahal, sekali makan adalah 50 Euro. Gamang. Anak2 tidak mungkin membantu dan tidak ada yang bisa melindungiku ( kami ) .....

Rencana kami ( khususnya aku ) beristirahat, justru aku menjadi stres dan tidak tahu harus berbuat apa. Anak2 hanya bisa prihatin, dan mereka terluhat mulai sedih. Kasihan mereka dan mereka tidak bisa membantu apa2.

So? What?

Sesaat aku melihat wajah anak2ku yang ikut prihatin, tiba2 pacaran Roh Kudus bersinar dari hatiku .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun