Mohon tunggu...
Christie Kirana
Christie Kirana Mohon Tunggu... Lainnya - Mengucap Syukur Dalam Segala Keadaan

Kompasianer sejak tahun 2017

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Diwisuda Sarjana Bareng Mama

6 Desember 2020   19:50 Diperbarui: 6 Desember 2020   20:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Peduli Pendidikan PISA Indonesia (Mama di tengah)

Mama sedang persiapan membuka Kantor Advokad. Aku sedang menyusun thesis Master  Tsinghua University Beijing dengan beasiswa  Kominfo. Adikku Andre 16 tahun memulai kuliah di Universitas Indonesia. Oya, kami berdua tidak pernah ikut bimbel dan sejenisnya, cukup belajar dari Homeschooling Mercy Smart d/a Sekolah Megana. 

Tim Peduli Pendidikan PISA Indonesia (Mama di tengah)
Tim Peduli Pendidikan PISA Indonesia (Mama di tengah)

Sejak November 2020, Mama bersama Tim TV Megana Peduli Pendidikan mempersiapkan modul pembelajaran berkualitas lewat video gratis di internet dan televisi satelit  --untuk siswa tanpa  ponsel serta akses internet.  Visi dan Misi Tim adalah mendongkrak kualitas pendidikan, terutama  siswa SMP SMA di Daerah 3T;  Mendongkrak nilai PISA (Programme for International Student Assessment) mereka agar setara  siswa di kota-kota besar Indonesia.  

Semoga visi dan misi Tim Megana mendapat dukungan  dana dari berbagai pihak filantrofis dan Pemerintah lewat Kemdikbud;  Mengingat saat in kualitas Pendidikan Indonesia dinyatakan tertinggal 30 tahun dari negara maju.  

Begitulah Mamaku, Sekolah Pertamaku.  Aku berdoa Mama panjang umur, sehat, sejahtera, dan terus menjadi berkat di usia +50 tahun dan 16 tahun sebagai Singlemom. Semoga kisah nyata ini menginspirasi para Ibu, termasuk  para Singlemom agar tidak menyerah, melainkan bergandengan tangan bersama komunitasnya untuk terus belajar menjadi Guru Pertama bagi anak-anaknya.  

Akhirnya teruntuk Mama,  Ibu, Sekolah Pertamaku (dan Sekolahku selamanya),  ijinkan aku mengutip Kahlil Gibran. 


Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri

Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan

Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh. Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan. Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Referensi :

https://www.kompasiana.com/nikensatyawati/55de52da8023bd4f15c24580/andre-christoga-hacker-termuda-di-hackathon-merdeka-adalah-seorang-kompasianer?page=all

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun