Tentang Mama, Sekolah Pertamaku
Mamaku tegas dan  berani. Itu membuatku selalu merasa aman bersama Mama.  Mama menjunjung tinggi kejujuran dan mengagumi orang-orang jujur apapun agama mereka;  Mama baik hati, sering menolong tanpa pamrih; tidak mendendam atau membalas. Mama pantang menyerah sekalipun rasanya sudah lelah dan  percaya bahwa hasil tidak pernah mengkhianati usaha dan perjuangan kita. Â
Dalam kesehariannya Mama jarang menonton televisi lokal dan itu menular ke kami berdua.  Sebaliknya, mama bela-belain berlangganan TV kabel yang siarannya bermanfaat bagi homeschooling seperti  TV National Geographic  dan Netflix.  Sekarang ini  kami sekeluarga sering menikmati Serial  "2 days 1 night" yang menyajikan pariwisata dan kuliner Korea dengan penuh gelak tawa.  Jika punya waktu senggang,  mama aktif webinar dan mengikuti blog dan vlog pendidikan dan bisnis.  Sedikit bocoran, di masa mudanya, Mama adalah karateka. Karena itu, sejak usia 6 tahun, kami berdua juga ikut berlatih karate. Mama yakin  latihan bela diri meningkatkan  rasa  percaya diri sekaligus  berlatih menguasai diri sendiri.  Mungkin karena mengantongi sabuk hitam karate Inkai, aku tidak gentar merantau sendirian berkuliah sampai ke Negeri China.Â
Berbagai Prestasi sampai Diwisuda Sarjana Bareng Mama
Perjuangan Mama  menjadi Sekolah Pertamaku pada babak pertama, mungkin selesai saat Aku dan adikku lulus SMA Mercy Smart Homeschooling.Â
Berlanjut ke babak kedua,  yakni aku dan Mama bersama-sama berkuliah di Universitas Terbuka tetapi beda jurusan. Karena mama mengambil jurusan Hukum, sedang aku menyukai Sastra Inggris.  Kami menyelesaikan dalam 6 semester aktif.  Pada saat wisuda, aku terkejut karena diumumkan sebagai  Sarjana Termuda Universitas Terbuka sedunia (mahasiswa UT ada di seluruh dunia). Belum hilang rasa terkejutku, ada  kejutan berikutnya.Â
Karena diwisuda bareng  Mama, kami berdua diminta ke panggung oleh Rektor, diperkenalkan ke semua wisudawan dan para orangtuanya,  karena baru pertama kali di Indonesia, ibu dan anak diwisuda Sarjana pada tempat dan waktu yang sama. (video ada di youtube) Â
Begitulah Mamaku, perempuan sederhana tetapi memiliki visi yang jelas bahkan sebelum jamannya. Bayangkan, 10 tahun lalu Mama mantap memilih jalur homeschooling untuk anaknya. Tujuh tahun lalu Mama sudah mengarahkan kami belajar coding dari internet. Â Aku ingat, saat memilih antara mencicil mobil baru, karena mobil kami sudah tua, Mama memilih mencicil laptop bagi kami bertiga untuk belajar teknologi.
Ke-nekad-an Mama memperkenalkan dunia teknologi saat aku 14 tahun dan adikku 9 tahun ternyata membuka pintu-pintu kesempatan bagi kami. Adikku Andre dikenal sebagai  Programmer Cilik karena dijadikan  ikon film dokumenter Programmer Cilik Metro TV;  Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Pak Rudiantara menyatakan Andre  Christoga adalah inspirator anak Indonesia yang punya passion teknologi; bahwa belajar komputer tidak perlu menunggu setelah tamat SMA. "Indonesia membutuhkan ribuan Andre-Andre lagi untuk membangun Teknologi Indonesia."
Pengalaman kami di dunia teknologi lumayan menarik.  Bersama tim, kami memenangkan lomba programming komputer disebut Hackathon (Hacker Marathon) antara lain pada Hackathon Tempo Microsoft, Hackathon FWD -Kejora - Founder Institute, Hackathon Merdeka di Istana Presiden* (ditulis di Kompasiana). Di tahun 2017 kami bertiga ikut mewakili Asia berkompetisi program Startup internasional She loves Tech di Beijing China.Â
What Next for 2021 ?