Di perjalanan juga kita tidak repot karena tidak perlu melewati imigrasi dan tidak sulit mencari transportasi di tempat tujuan kita.Â
Baik itu mencari taksi di Bali, mencari mobil antar jemput di Labuan Bajo, maupun mencari angkot di Manado dengan gampangnya berkomunikasi dengan orang kita sendiri dan dibantu dengan keramahan orang Indonesia, sangat gampang mendapatkan transportasi yang kita butuhkan.
- Naik "Mesin Waktu" di negeri sendiri
Bagi kita yang terakhir kali memegang buku sejarah lebih dari 5 tahun lalu, mungkin tidak gampang mengingat kembali apa yang kita pelajari di kelas sejarah dahulu.Â
Namun apabila kita jalan-jalan ke daerah-daerah yang masih terjaga peninggalan-peninggalan bersejarahnya, kita bukan lagi hanya belajar tentang sejarah, tapi kita bisa mengalami sejarah itu sendiri.Â
Peninggalan sejarah ini bisa ditemukan di berbagai pelosok Indonesia yang mungkin bisa membuat anda terkejut dengan betapa terjaganya kondisi peninggalan-peninggalan bersejarah negeri ini.
Salah satu contohnya adalah peninggalan Gedung pengasingan Bung Hatta dan Bung Syahrir di pulau Banda, Maluku. Gedung-gedung yang ditinggalkan belanda seperti tempat tinggal dan gereja masih sangat terjaga kondisinya.Â
Ada banyak lokasi yang seperti ini di Indonesia seperti di daerah Ternate di mana ada banyak peninggalan benteng seperti Benteng Tolukko dan Benteng Kalamata.Â
Ini masih hanya peninggalan yang ada di permukaan tanah. Apabila anda juga ingin melihat puing-puing pesawat perang dunia kedua, biak dan morotai memiliki banyak kapal dan pesawat terbang yang telah tenggelam, tetapi masih utuh sehinggai anda masih bisa mengenali mereka dari kejauhan.
- Menjadi "Pendatang" di negeri sendiri
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi kalau orang Indonesia itu ramah-ramah. Testimonial ini tidak hanya datang dari turis Indonesia sendiri, tapi juga turis mancanegara.Â