Mohon tunggu...
Christian Wibisono
Christian Wibisono Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Menjadi Pribadi yang Lebih Kreatif dan Inovatif

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tanaman Cantik Penyerap Racun

11 Juni 2022   12:54 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:01 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ibadgarden.com/product/anthurium-bunga-merah-holland-anthurium-andraeanum-red-flamingo/

Tanaman hias seringkali hanya digunakan untuk mempercantik ruangan. Bahkan, beberapa tanaman hias mampu menyentuh harga puluhan hingga ratusan juta, seperti tanaman janda bolong yang akhir-akhir ini harganya bisa mencapai 40 juta rupiah. Tanaman-tanaman hias ini memiliki daya pemikat tersendiri, ada yang dari warna daunnya, jenis daunnya ataupun dari kelangkaan dalam mendapatkannya, sehingga setiap tanaman mempunyai nilai yang berbeda-beda. Tanaman-tanaman ini sebenarnya juga punya keunikan lain, yaitu bisa menyerap racun-racun disekitar tumbuh hidupnya. Tanaman-tanaman ini mampu hidup pada daerah-daerah tercemar, dan mudah didapatkan.

Tanaman-tanaman cantik yang bisa dimanfaatkan untuk menyerap racun atau polutan yaitu seperti bunga matahari, anthurium merah, dan Kiambang. Tanaman ini sudah sering diteliti untuk mengetahui tingkat penyerapan polutan dilapangan. Tanaman-tanaman ini juga mempunyai buangan sekunder yang rendah, sehingga tidak membahayakan bagi manusia atau makhluk hidup lainnya. Bunga matahari sebagai satu tanaman yang sering digunakan sebagai bahan dekorasi, ternyata mampu menyerap polutan radiasi dari bahan-bahan radioaktif yang berada pada lingkungan, penyerapan yang dilakukan oleh tanaman bunga matahari ini tidak mempengaruhi pertumbuhannya sama sekali. Tanaman ini tetap dapat tumbuh bahkan berbunga sesuai pada musimnya, walaupun sudah terpapar dalam jumlah polutan radioaktif yang tinggi.

Tanaman selanjutnya adalah anthurium merah atau sering juga disebut dengan kuping gajah. Tanaman ini sudah diminati sejak lama, kebanyakan pembeliya adalah ibu rumah tangga, karena memiliki warna dan bentuk bunga yang unik. Tanaman ini biasanya digunakan untuk mempercantik ruang tamu ataupun halaman depan rumah. Kandang anthurium merah ini juga menjolak tinggi, saat permintaan sedang tinggi. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi bahkan harganya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung dari bentuk dan kecerahan bunganya. Daunnya sendiri berbentuk hati, dengan tongkol batang nya dikelilingi bunga-bunga kecil, kuning dan memiliki seludang merah cerah serta berlilin. Tanaman ini mampu menyerap dengan baik racun disekitar tempat hidupnya.

Kemudian tanaman yang terakhir termasuk ke dalam tanaman air yaitu kiambang. Tanaman ini mirip dengan tanaman eceng gondok namun dengan bunga yang lebih kecil, dengan bentuk yang bergelombang. Tanaman ini mampu menyerap orthofosfat yang terdapat pada detergen sebesar 15% dari jumlah pemberian orthofosfat. Tanaman ini memiliki bentuk yang unik karena gelombang daun yang dihasilkan membentuk bunga. Tanaman ini juga sangat mudah didapatkan pada perairan air tawar tergenang yaitu seperti danau, ataupun rawa, sehingga tanaman ini bisa didapatkan secara gratis, namun sebelum tanaman ini dipindahkan dari tempat aslinya ke tempat baru harus dilakukan aklimatisasi yaitu sebuah proses penyesuaian atau adaptasi tanaman terhadap lingkungan atau tempat baru yang akan ditempatinya. Sehingga tanaman ini tidak stres dan mati.

Tanaman yang sudah dibahas tadi masuk ke dalam tanaman fitoremediasi yaitu tanaman yang memiliki kemampuan untuk menyerap, menghilangkan, ataupun mengubah polutan-polutan yang berbahaya pada lingkungan seperti logam-logam berat. Tanaman tadi tidak bisa langsung menyerap atau menghilangkan polutan dalam waktu singkat, karena dipengaruhi oleh sifat fisiologis tanaman itu sendiri. Namun, tanaman ini bisa menjadi salah satu solusi menangani tanah tercemar didaerah-daerah, ataupun tempat tinggal. Sehingga selain dapat mempercantik areal sekitar, tanaman ini mampu menjalankan peran lainnya sendiri tanpa perlu penanganan yang lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun