Mohon tunggu...
Christian Wibisono
Christian Wibisono Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Menjadi Pribadi yang Lebih Kreatif dan Inovatif

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jati Tanaman Investasi Masa Depan

25 September 2019   00:35 Diperbarui: 25 September 2019   10:33 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas kayu jati memang sudah tidak bisa diragukan lagi selain dari segi ekonomisnya, kayu jati juga bersifat lebih awet dan tahan lama. Kebanyakan orang mengenal kayu jati sebagai barang mewah karena biasanya dipakai untuk bahan-bahan pembuatan furnitur rumah.

Biasanya furnitur kayu  jati sangat menonjolkan sifat ke klasikan kayu itu sendiri.  Memang tak bisa dipungkiri bahwa kayu jati jika sudah diubah menjadi barang furnitur harga nya akan terdengar sangat fantastis bagi sebagian orang, padahal jika banyak petani mulai menanam jati mungkin harga furnitur kayu jati bisa lebih diterima oleh masyarakat.

Harga kayu jati berbeda-beda mulai dari yang hanya sekedar gergajian sampai  berbentuk furnitur. Harga furnitur kayu jati yang diekspor akan menghasilkan keuntungan hingga 2,5 kali lipat daripada penjualan kayu jati yang hanya berbentuk log/gelondogan.

Permintaan kayu jati dipasaran selalu meningkat, terutama dari India dan Amerika Timur.

Pohon jati menjadi nilai jual yang tinggi di Eropa dan Amerika Serikat. Karena telah mendapatkan ekolabel dan chain of custody (COC) atau lacak balak oleh Lembaga Ekolabel Indonesia yang akan menjamin asal usul produk kayu hanya berasal dari kayu lestari dan didapatkan secara legal.

Kualitas kayu jati tidak bisa diragukan lagi, kayu jati dapat bertahan hingga berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun, walau kayu tersebut hanya menjadi stok di pedagang.

Malah harga kayu jati bisa semakin meningkat mengikuti harga pasar, sama halnya seperti emas, harga kayu jati tidak akan turun. Kualitas kayu jati juga dilihat dari kondisi lingkungan, hama yang menyerang, dan sebagainya, sehingga membutuhkan proses penyortiran agar mendapatkan hasil yang terbaik.

Dulu pohon jati bisa dibilang sebagai tanaman  investasi karena kayu jati yang baik berasal dari jati konvensional yang telah berumur 80 tahun.

Namun, sekarang jangan khawatir lagi kita sudah tidak harus menunggu selama 80 tahun untuk mendapatkan kayu jati kualitas terbaik. 

Karena sudah ada beberapa komoditas jati pilihan, seperti Jati Emas, Jati Solomon dan Jati Super, yang telah mendapat rekayasa genetik atau telah di teliti agar dapat menghasilkan kayu dengan kualitas yang cukup baik, walaupun ukuran diameter kayu nya tidak bisa seperti kayu jati  konvensional.

Pohon jati bisa tumbuh ditempat bersuhu rendah (+/- 10) hingga tempat bersuhu tinggi (+/- 43'c), sehingga pohon jati bisa ditanam di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Pohon jati juga dapat tumbuh di daerah  air dengan pH 4-8, yang artinya pohon jati tidak perlu memerlukan lahan yang spesifik.

Harga bibit jati juga tergolong murah, harga 1 bibit hanya dikisaran Rp.3.500-4.000, jelas bukan suatu harga yang fantastis jika kita bandingkan dengan harga kayu jati yang telah jadi sebuah furniture, harganya bisa sampai puluhan hingga ratusan kali lipat.

Walau begitu kita harus menunggu setidaknya kisaran 10-15 tahun untuk bisa memanen nya, tetapi biaya perawatan jati juga tergolong murah hanya kisaran Rp.50.000-80.000/pohon per tahun. Karena pohon jati juga tidak memerlukan pupuk secara berkala, tidak perlu juga melakukan penyiraman setiap hari.

Itulah mengapa pohon jati sangat bisa menjadi tanaman investasi, kita asumsikan kita punya 2 hektar lahan dan semua lahan itu di isi sekitar 2.500 pohon. Untuk bibitnya kita mengeluarkan dana sekitar Rp.9 juta dan perawatan sekitar Rp.140 juta selama 10 tahun.

Berarti modal awal kita +/-Rp.150 juta. Setelah 10 tahun harga kayu per m bisa menghasilkan Rp.10-15 juta dari   2-3 batang kayu. Jika dalam 2 hektar kita memiliki 825 m. Pada 10 tahun kemudian kita sudah memiliki keuntungan hingga Rp.8-15 miliar. Sungguh angka yang sangat  fantastis bukan, hanya dari  sebuah bibit seharga Rp.3,500-4,000.

Belum lagi kayu jati masih bisa di olah menjadi aneka furnitur yang bisa menambahkan keuntungan berkali-kali lipat lagi. Selain itu kita juga termasuk ke dalam penyumbang oksigen, yang dihasilkan oleh pohon jati tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun