Perkembangan industrialisasi memberikan dampak signifikan terhadap pola konsumsi makanan masyarakat, termasuk di kalangan anak-anak dan remaja. Saat ini, makanan cepat saji dan makanan olahan ultraprocessing menjadi pilihan banyak orang karena kemudahan akses, kepraktisan, dan harga yang terjangkau. Namun, di balik kemudahan tersebut, makanan olahan ini cenderung rendah serat, tinggi gula rafinasi, karbohidrat, dan lemak. Dampak dari pola makan ini adalah meningkatnya risiko anak dan remaja terkena obesitas, terutama karena konsumsi serat yang rendah.
Menyikapi permasalahan ini, salah satu langkah penting yang dapat diambil adalah upaya pencegahan obesitas melalui peningkatan aktivitas fisik, peningkatan kualitas tidur, serta pengaturan waktu penggunaan perangkat elektronik atau screen time. Ketiga faktor ini memainkan peran penting dalam membentuk perilaku sehat dan mengurangi risiko obesitas, khususnya pada kalangan remaja.
Sebagai bentuk nyata dari upaya pencegahan tersebut, mahasiswa Program Kampus Merdeka Belajar (PKL MBKM) dalam program SKM Penggerak mengadakan kegiatan sosialisasi dan monitoring kepada remaja Karang Taruna di Kelurahan Sukorejo, Kota Semarang. Pemilihan Kelurahan Sukorejo sebagai lokasi kegiatan ini didasarkan pada tingginya angka kasus obesitas di wilayah tersebut, yang menempati urutan pertama di Kota Semarang (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2023). Kegiatan ini berfokus pada sosialisasi tentang pentingnya gaya hidup sehat dan monitoring mandiri yang dapat membantu para remaja untuk mengevaluasi aktivitas fisik, pola tidur, dan penggunaan perangkat elektronik mereka.
Sasaran dari kegiatan ini adalah para remaja Karang Taruna, yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan atau "agent of change" di lingkungannya. Mereka tidak hanya diajak untuk memahami pentingnya kesehatan, tetapi juga diharapkan mampu mengajak remaja lain di wilayah mereka untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Dengan perubahan perilaku sejak dini, risiko obesitas dapat ditekan, dan kesehatan jangka panjang remaja dapat ditingkatkan.
Kegiatan yang dilaksanakan ini terdiri dari beberapa tahap. Pertama, dilakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman mendalam tentang dampak negatif dari gaya hidup yang tidak sehat, serta pentingnya meningkatkan aktivitas fisik, menjaga kualitas tidur, dan membatasi screen time. Dalam tahap ini, remaja diberikan penjelasan mengenai bagaimana kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat memengaruhi kesehatan mereka, terutama dalam mencegah obesitas. Tahap selanjutnya adalah monitoring mandiri, di mana remaja diminta untuk memantau aktivitas fisik, pola tidur, dan screen time mereka sendiri selama satu minggu. Mereka juga diberikan jurnal harian sebagai alat bantu untuk mencatat dan menilai progres yang mereka buat.
Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran di kalangan remaja Karang Taruna Kelurahan Sukorejo tentang pentingnya perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari mereka melaporkan adanya perubahan positif, seperti mulai berolahraga secara teratur, berusaha tidur lebih awal, serta mengurangi waktu yang dihabiskan di depan layar. Beberapa remaja bahkan menyatakan bahwa mereka mulai mengajak anggota keluarga dan teman-teman di lingkungan sekitar untuk ikut menjaga gaya hidup sehat.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan monitoring ini, diharapkan remaja di Kelurahan Sukorejo, khususnya anggota Karang Taruna, dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan obesitas. Mereka diharapkan tidak hanya menjaga kesehatannya sendiri, tetapi juga mampu memengaruhi lingkungan sekitar untuk hidup lebih sehat. Semoga dengan keberlanjutan kegiatan ini, angka obesitas di Kelurahan Sukorejo dapat berkurang, dan para remaja tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat dan berdaya saing tinggi.
Oleh : Christian Suan Fernando TariganÂ
PKL MBKM SKM PENGGERAK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H