Perumahan, Permukiman, dan Pertamanan di Kota Batam

Selama tahun 2016-2019 jumlah rumah layak huni di kota batam meningkat secara drastis. Peningkatan paling signifikan terjadi pada tahun 2017 dengan peningkatan perumahan yang layak huni. Terdapat pula bangunan / perumahan yang sedang mengalami rehabilitasi. Hal ini dilakukan beberapa perumahan tersebut untuk meningkatkan tingkat layak huni di daerah tersebut. Di daerah tersebut dibangun juga beberapa ruang terbuka hidup untuk meningkatkan tingkat kelayakan huni.

"Ruang terbuka hijau " adalah area yang penggunaannya lebih terbuka, tempat untuk tumbuh dan berkembangnya tumbuhan secara alami maupun yang sengaja ditanam , seperti bunga, pohon pohon rindang, dll. Terdapat total 12 ruang terbuka hijau dengan 8 di lokasi lama dan 4 di lokasi baru di kota batam. Permukimannya sendiri sudah termasuk cukup layak huni dengan presentasi permukiman yang kumuh sebesar 23,39%. Hal ini dapat dijadikan contoh untuk kota kota besar lain untuk mengurangi tingkat permukiman yang kumuh. Namun di kota batam hanya ada 0,2% ruang terbuka hijau di kota batam, hal ini harus ditingkatkan lagi agar lingkungan perumahan lebih indah dan asri.

Oleh karena itu,seperti yang sudah dijelaskan di awal tadi yaitu pada tahun 2019, tingkat permukiman kumuh meningkat lebih signifikan daripada tahun sebelumnya . Berbeda dengan tahun 2017 dimana terdapat lebih banyak rumah yang layak huni . Hal ini dapat ditangani dengan pemberlakuan rehabilitasi di permukiman yang kumuh ,sehingga jumlah unit yang layak dihuni lebih banyak. Selain itu dengan pembangunan ruang terbuka hijau , dapat meningkatkan tingkat layak huni di perumahan tersebut. Jadi kebersihan perumahan dan pertamanan penting untuk meningkatkan kelayakan huni suatu perumahan di kota Batam.