Sampai saat ini, pihak seminari belum terlihat akan adanya upaya dalam mengurangi penggunaan kertas. Yang selama ini dilakukan adalah upaya menangani sampah-sampah kertas. Mengapa ini terjadi? Pihak seminari sendiri tidak mau menghilangkan kebiasaan menulis tangan itu sendiri.Â
Dimulai dari sidang akademi kelas persiapan pertama yang wajib untuk menulis secara manual, menulis surat lamaran secara manual, manulis refleksi, dan masih ada beberapa lagi. Semua itu sebenarnya bisa dilaksakan secara elektrik dengan sarana email, namun dengan maksud "arsip pribadi" semua itu harus dilakukan.Â
Lalu apa yang akan terjadi bila ini semua terus terjadi? Bisa jadi Seminari ini menjadi seperti "gudang arsip" para alumnus yang sudah menyelesaikan sekolahnya disini. Karena pada dasarnya Seminari ini adalah sebuah sekolah, maka mau tidak mau pihak Seminari harus memiliki daya penyimpanan yang besar untuk berbagai macam kertas seperti data diri, ijazah, karya tulis, surat pamaran, surat rekomendasi, dan sebagainya.Â
Salah satu pengalihan cara penyimpanan ialah seluruh karya tulis pada tahun ajaran 2022/2023 akan mulaibdisimpan dalam bentuk pdf saja. Tidak seperti angkatan-angkatan sebelumnya yang diprint ataupun fitulis tangan lalu disimpan pada perpustakaan Seminari itu sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H