Halo Sobat Filmo! Beberapa dari sobat disini pasti sudah ada yang pernah mendengar film dengan judul Kucumbu Tubuh Indahku (2018) dan bahkan beberapa juga pasti sudah ada yang pernah menonton, entah karena penasaran ataupun untuk keperluan bahan tugas?
Tulisan kali ini akan menceritakan bagaimana tanggapan orang umum mengenai pandangan mereka ketika selesai menonton film Kucumbu Tubuh Indahku (2018)
Yuk kita lihat!
Kucumbu Tubuh Indahku (2018)
Film ini bercerita mengenai perjalan hidup seorang penari bernama Juno yang tinggal di sebuah desa di pulau jawa. Desa ini dikenal sebagai desa penari lengger lanang. Jenis tarian ini merupakan tarian perempuan yang dimainkan oleh penari laki-laki.
Perjalanan hidup Juno sejak kecil sudah tercampur oleh tubuh yang maskulin dan feminism. Hal ini terbentuk secara alami oleh lingkup keluarga dan kehidupan di lingkup desa.
Juno yang sejak kecil hanya memiliki ayah, dirinya pun juga ditinggal ayah sendiri setekah tragedy G30S PKI.
Kehidupan Juno yang tak tau mau ke arah mana, membuat dirinya memutuskan untuk menjadi penari Lengger. Juno merasa tarian Lengger ini merupakan salah satu kebudayaan daerah yang harus dilestarikan.
Selama proses Juno menjadi penari Lengger, beberapa kali diriny mendapat perlakuan yang tidak sejalur dengan prinsip hidupnya. Salah satu contohnya ialah topik yang selalu diangkat oleh guru tari yang Juno anggap topik tersebut terlalu sensitif dan vulgar untuk dibahas.
Juno juga sempat menemukan sang guru yang memberikan hukuman mati kepada murid tari yang kepergok melakukan hubungan badan.
Juno pun juga pernah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru kepadanya. Kejadian ini sangat teringat baik oleh Juno hingga membuat dirinya trauma dan memilih untuk memendam perasaannya tidak menceritakan kepada siapapun.
Karena rasa tidak nyaman dengan lingkungan dan tidak sesuai dengan prinsip hidupnya, pada akhirnya Juno memilih untuk keluar dari kelompok tari tersebut dan memilih untuk tinggal ke rumah bibinya.
Setelah kejadian-kejadian yang Juno tidak pernah duga, dirinya bertemu dengan seorang petinju amatir yang menjadikan momen penting bagi Juno ke kehidupan selanjutnya.
Penasaran dengan cerita selanjutnya? Silahkan ditonton filmnya disini
Penghargaan Film Kucumbu Tubuh Indahku (2018)
Diluar dari film yang dianggap kontroversi. Film Kucumbu Tubuh Indahku (2018) ini berhasil meraih cukup banyak penghargaan yang membanggakan. Diantaranya
- Piala Citra: Film Panjang Terbaik (2019)
- Piala Citra: Sutradara Terbaik (2019)
- Piala Citra: Pemeran Utama Terbaik (2019)
- Piala Citra: Pemeran Utama Pria Terbaik (2019)
- Piala Citra: Pendukung Pendukung Pria (2019)
- Piala Citra: Pengarah Artistik Terbaik (2019)
- Piala Citra: Penata Musik Terbaik (2019)
- Piala Citra: Penata Busana Terbaik (2019)
Tanggapan Penonton Mengenai Film Kucumbu Tubuh Indahku (2018)
Kesempatan kali ini saya mencoba untuk menanyakan terkait makna film teman-temanku tangkap.
EM mengatakan bahwa film in secara visual memang bagus, melalui teknik pengambilan gambarnya dll, tapi yang menjadi kontroversi kan karna genre nya yang LGBT. Di Indonesia memang kita sangat sensitif sekali kalau sudah bahas LGBT gini, dan saya pun sejak kecil juga sudah berada di lingkungan yang memandang itu sebenarnya ya memang pilihan mereka, tapi kita ini berada di Indonesia yang tidak bisa menerima budaya LGBT.
EA mengatakan bahwa secara agama juga memang LGBT dilarang ya, apalagi secara biologis juga itu tidak akan bisa. Ketika 2 orang dengan jenis kelamin yang sama, mereka menikah, dan berharap mempunyai seorang anak dari salah satu dari mereka, itu tidak akan bisa, terkecuali mereka memilih adopsi. Di Indonesia pun hal ini ditentang keras sama banyak pihak, karena budaya kita yang tidak bisa menerima hal itu.
DP mengatakan bahwa saya merasa memang kurang pas jika hal seperti ini ditayangkan di Indonesia. Indonesia itu masih erat kaitannya dengan tata krama, asas-asas, dan undang-undang yang mengatur hal-hal seperti ini. LGBT sendiri kalau saya lihat di sepak bola Inggris gitu ya, itu saja sudah banyak yang menentang, ada yang sudah kesal ingin merobek ban kapten, padahal kita hanya menonton dari rumah, bagaimana kalau kita berada disana? Apa kita akan langsung mendatangi pemain dan membakar ban kapten tersebut?
Lalu gimana dengan pendapat sobat Filmo? Ada komentar lain tentang film ini? Boleh untuk komentar di bawah ya!
Untuk Sobat Filmo yang ingin menonton film ini, bisa mengakses ke viu.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H