Melalui perjalanan media Kompas, tidaklah selalu berjalan mulus.
Pada tahun 1966 hingga 1968, krisis kertas mendatangi media koran di Indonesia.
Krisis kertas ini membuat koran Kompas merevisi beberapa kali ukuran kertas yang dibuatnya.
Dari yang awalnya 4 halaman, berubah menjadi 2 halaman.
Dari yang awal memiliki lebar halaman 43 cm menjadi 30 cm, dengan 5 hingga 6 kolom.
Tidak hanya krisis kertas, Kompas juga pernah mengalami penghentian penerbitan secara paksa oleh Letkol Anas Malik
pada 20 Januari 1978. Hal ini dikarenakan adanya isu yang dilakukan mahasiswa untuk
menolak Soeharto mencalonkan diri kembali sebagai Presiden. Namun, setelah sebulan dari
penghentian penerbitan secara paksa ini, akhirnya Harian Kompas kembali menerbitkan koran pada 6 Februari 1978.
Akses Digital Pada Harian Kompas
Dilansir dari Kompas.com, Yopie Hidayat mengatakan bahwa adanya edisi digital pada
Harian Kompas tidak hanya mengikuti adanya