Mohon tunggu...
Christian Oswald Mangatur
Christian Oswald Mangatur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Electrical Engineering Student At Udayana University and Renewable Energy Enthusiast

Belajar menulis seputar energi baru terbarukan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

G20, Apakah Membawa Titik Terang bagi Transisi Energi di Indonesia?

19 Februari 2022   09:00 Diperbarui: 19 Februari 2022   21:01 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai Presidensi G20, langkah yang diambil Indonesia sudah cukup baik dengan mengangkat isu transisi energi yang berkelanjutan menjadi prioritas. Adapun pada isu transisi energi akan membahas tiga hal, yaitu aksesibilitas, teknologi, dan juga investasi. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Peluncuran Transisi Energi G20 berharap agar pembahasan transisi energi mendapatkan hasil yang dapat memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan.

Perlu diketahui isu transisi energi telah menjadi isu global yang tidak bisa dihindarkan. Sebagai kontributor atas 81% emisi karbon dari sektor energi, pembahasan transisi energi yang dilakukan negara-negara anggota G20 akan membawa dampak terhadap transisi energi global. 

Momentum G20 dapat menjadi suatu kesempatan untuk meningkatkan kerjasama global dengan anggota G20 lainnya untuk mempercepat transisi energi yang bersifat inklusivitas.

Indonesia memiliki beberapa strategi diplomasi energi dalam G20, diantaranya upaya untuk menjembatani antara negara maju dengan negara berkembang, tampil percaya diri dan lead by example serta fokus terhadap hasil-hasil akhir yang konkret. 

Memegang Presidensi, Indonesia harus mampu menjadi contoh bagi negara-negara lainnya dalam upaya transisi energi dan menarik minat negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang dalam transisi energi.

Yudo Dwinanda selaku Staf Ahli Menteri ESDM mengatakan bahwa dalam presidensi G20, pemerintah akan mengenalkan peta jalan Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat yang tertuang dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN). 

Peningkatan target bauran EBT dan rencana pemensiunan PLTU menjadi poin penting dari GSEN. Langkah serius yang diambil oleh Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dan juga dapat menarik minat investasi di Indonesia.

Berdasarkan data terkini Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi EBT sekitar 648,3 GW. Potensi tersebut meliputi energi surya, air, bioenergi, bayu, panas bumi, samudera, dan juga nuklir. Namun besarnya potensi tersebut tidak sebanding dengan pemanfaatannya yang baru mencapai sekitar 11 GW.

Melimpahnya potensi yang belum termanfaatkan sangat membuka peluang investasi EBT di Indonesia. Khususnya investasi EBT disisi ketenagalistrikan. 

Tidak hanya itu, permintaan listrik yang terus didorong oleh pemerintah melalui pemanfaatan kendaraan listrik dan kompor listrik juga memperkuat peluang bisnis tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun