Mohon tunggu...
Christian Hernanda
Christian Hernanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Saya hobby membaca dan menulis serta suka untuk berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisa Sistem Politik Indonesia di Era Digital, Partai Politik Baru di Indonesia: Menantang Status Quo atau Hanya sebagai Alternatif?

28 Desember 2022   23:14 Diperbarui: 9 Januari 2023   13:32 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teknologi digital telah memperluas jangkauan kampanye politik. Sebelumnya, kampanye politik hanya dilakukan melalui papan reklame, spanduk, atau acara-acara tertentu. Namun, dengan adanya teknologi digital, para politisi dapat melakukan kampanye melalui media sosial, website, atau aplikasi berita yang dapat diakses oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Namun, penggunaan teknologi digital juga memiliki beberapa risiko yang harus diwaspadai. Penyalahgunaan teknologi digital dapat terjadi, misalnya penyebaran hoax atau fitnah yang dapat mempengaruhi opini masyarakat. Selain itu, teknologi digital juga dapat digunakan untuk melakukan kecurangan dalam pemilihan umum, seperti manipulasi suara atau pembelian suara.

Partai politik baru di Indonesia muncul sebagai alternatif bagi masyarakat yang merasa tidak terwakili oleh partai-partai yang sudah ada. Namun, tidak semua partai politik baru berhasil menembus masuk ke dalam sistem politik Indonesia dan bersaing dengan partai-partai yang sudah ada.

Partai politik baru di Indonesia masih mengalami kesulitan untuk menantang status quo yang telah terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena partai politik baru seringkali tidak memiliki basis massa yang kuat, sehingga sulit untuk bersaing dengan partai politik yang telah lama ada di Indonesia.

Namun, ada beberapa partai politik baru yang berhasil menjadi alternatif bagi masyarakat dan menyumbangkan beberapa anggota parlemen. Hal ini dapat terjadi jika partai politik baru tersebut mampu menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta memiliki program yang konkret dan terpercaya.

Salah satu tantangan utama bagi partai politik baru adalah menembus batasan-batasan yang ditentukan oleh sistem politik Indonesia, seperti syarat-syarat pendaftaran sebagai partai resmi. Selain itu, partai politik baru juga harus bersaing dengan partai-partai yang sudah ada yang memiliki basis massa dan sumber daya yang lebih besar.

Meskipun demikian, ada juga partai politik baru yang berhasil menembus batasan-batasan tersebut dan meraih keberhasilan. Contohnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sulit, tidak mustahil bagi partai politik baru untuk menembus masuk ke dalam sistem politik Indonesia dan bersaing dengan partai-partai yang sudah ada.

Dalam konteks ini, partai politik baru dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang merasa tidak terwakili oleh partai-partai yang sudah ada. Namun, partai politik baru juga harus siap untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh partai-partai yang sudah ada dan terbukti mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Oleh karena itu, partai politik baru di Indonesia harus lebih menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka merupakan alternatif yang terpercaya dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memiliki program yang konkret dan terpercaya, serta memperkuat basis massa dengan menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi masyarakat.

Partai politik baru juga harus memiliki visi dan misi yang jelas serta program yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Keberhasilan partai politik baru tidak hanya tergantung pada kemampuan menembus batasan-batasan yang ditentukan oleh sistem politik Indonesia, tetapi juga tergantung pada kemampuan menjawab kebutuhan dan keinginan masyarakat serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Kesimpulan dan Saran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun