Mohon tunggu...
Christian Hartimin
Christian Hartimin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang Pelajar SMA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyemai Harmoni di Bumi Pesantren

24 November 2024   14:59 Diperbarui: 24 November 2024   15:14 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan kami dengan para santri serupa dua aliran sungai yang akhirnya bertemu di satu muara. Meski datang dari arah berbeda, kami bermuara pada tujuan yang sama: menciptakan dunia yang penuh cinta kasih dan pengertian.

Menutup Cerita, Membuka Cakrawala

Saat bus kami perlahan meninggalkan Pondok Pesantren Terpadu Bismillah, tempat itu terasa seperti sebuah oase yang menyegarkan jiwa. Ia tak hanya menjadi saksi perjalanan kami, tetapi juga menjadi ladang tempat kami menanam benih pemahaman. Seperti matahari pagi yang selalu menyapa dengan hangat meski kita tak selalu memandangnya, pondok ini memberikan pelajaran tanpa pamrih, mengajarkan bahwa kebersahajaan memiliki keindahan yang mendalam.

Pondok pesantren itu ibarat pohon beringin besar, akarnya menghujam kuat ke tanah tradisi, tetapi cabangnya merentang lebar, menyentuh segala yang ada di sekitarnya. Setiap detik yang kami habiskan di sana, dari lantunan doa hingga tawa santri, adalah cabang-cabang kecil yang menjangkau hati kami. Kokok ayam di pagi hari seperti alarm yang membangunkan kami dari kebutaan terhadap keberagaman, dan senyum para santri adalah cermin betapa kasih sayang bisa melampaui batas keyakinan.

Kami kembali ke Jakarta dengan semangat baru, seperti petani yang pulang membawa bibit terbaik dari ladang. Semoga benih yang ditanam di hati ini tumbuh menjadi pohon besar yang rindangnya mampu menaungi siapa saja, menjadi saksi bahwa harmoni bukan mimpi, melainkan sebuah pilihan.

"Maka biarlah kami terus berlayar,
di laut perbedaan yang menyatukan.
Di bawah langit yang menyimpan doa semua umat,
kami membawa harmoni sebagai hadiah,
untuk dunia yang lebih baik."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun