Febi, seperti banyak pemula lainnya, memiliki visi besar tetapi kurang persiapan. Dia sibuk memikirkan bagaimana membuat postingan Instagram terlihat sempurna, tetapi lupa untuk menyusun rencana bisnis yang solid. Ini adalah contoh dari hambatan yang sering dihadapi oleh Gen Z:
1. Terlalu fokus pada tampilan luar sering membuat mereka melupakan langkah penting seperti riset pasar, strategi pemasaran, atau manajemen operasional. Ide yang menarik saja tidak cukup untuk menggerakkan bisnis.
2. Febi tidak menyadari bahwa produksi pakaian ramah lingkungan memerlukan biaya tinggi. Ketika dia menghadapi kenyataan ini, semangat awalnya mulai goyah.
3. Media sosial memupuk tekanan untuk terlihat sukses. Unggahan “coming soon” yang mendapat perhatian sering kali menciptakan ekspektasi yang berat, sehingga ketika rencana tidak berjalan lancar, rasa malu menghentikan langkah mereka.
4. Hilangnya Motivasi Seperti halnya Febi, banyak yang kehilangan semangat ketika hasil tidak segera terlihat. Proses membangun bisnis memang panjang dan penuh tantangan.
5. Febi juga terjebak dalam "paralysis analysis," terlalu banyak menganalisis detail sehingga takut untuk memulai. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa terlalu fokus pada kesempurnaan dapat menghambat eksekusi ide.
Melangkah dari "Coming Soon" ke "Grand Opening"
Agar perjalanan seperti Febi tidak berakhir pada “coming soon,” ada beberapa langkah yang bisa diambil dengan mengikuti pelatihan bisnis, Gen Z dapat memahami dasar-dasar penting seperti manajemen modal dan strategi pemasaran.
Lalu, bimbingan dari pengusaha yang berpengalaman dapat memberikan arahan yang jelas dan membantu menghindari kesalahan umum. Daripada berfokus pada bagaimana bisnis terlihat di media sosial, penting untuk menekankan progres nyata, sekecil apa pun itu. Dan memulai bisnis dengan modal kecil dapat membantu mengurangi risiko dan memungkinkan pembelajaran secara bertahap.
Perjalanan Febi mengajarkan kita bahwa semangat besar harus diimbangi dengan langkah nyata. Fenomena ini di kalangan Gen Z adalah cerminan dari ambisi besar yang membutuhkan pondasi lebih kuat untuk bertahan.
Dengan dukungan yang tepat, mimpi besar ini dapat berkembang menjadi kenyataan. Karena pada akhirnya, sebuah mimpi bisnis tidak seharusnya berhenti pada “coming soon” melainkan harus menuju ke fase di mana pintu-pintu usaha benar-benar terbuka bagi semua orang di luar sana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI