Mohon tunggu...
Alvin Purwanto
Alvin Purwanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terobosan Baru Penyelamat Jantung

25 Oktober 2017   23:03 Diperbarui: 25 Oktober 2017   23:39 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai sahabat kompasiana, bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja ya. Pada artikel kali ini kita akan membahas lebih jauh tentang sel Punca. Apakah benar jika sel punca dapat memperbaiki jantung kita yang mulai rusak? Nah, kita akan membahas dan mengetahuinya lebih dalam lagi dalam artikel kali ini. Cekidot... 

Sebelum kita mengetahui apakah sel punca dapat memperbaiki jantung kita yang mulai rusak, alangkah lebih baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan sel punca? Sel punca adalah sel yang melum memiliki spesifikasi atau fungsi khusus (belum berdiferensiasi) dan memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak sel didalam tubuh kita. Sel punca sendiri memiliki fungsi sebagai sistem perbaikan atau mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme tersebut. 

Seperti sel yang lainnya sel punca juga akan mengalami pembelahan, namun ketika mengalami pembelahan ini sel punca memiliki potensi untuk tetap menjadi sel punca maupun mengalami sel lain yang memiliki fungsi lebih spesifik seperti sel otot, sel darah merah, maupun sel otak.

Perlu kalian ketahui bahwa sel punca sangatlah penting bagi tubuh kita. Kenapa bisa begitu? Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga akan terluka ataupun mati. Saat hal ini terjadi, sel punca akan menjadi aktif. Sel punca berfungsi untuk memperbaiki jaringan yang terluka ataupun menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin. Dengan cara ini, sel punca menjaga kita tetap sehat dan mencegah kita dari penuaan dini. Sel punca akan  bertindak seperti pasukan dokter mikroskopis milik kita sendiri.

Sel punca juga terdiri dari beberapa jenis. Beberapa ilmuan bahkan mengemukakan bahwa setiap organ yang kita miliki memiliki sel puncanya sendiri. Bahkan sel punca ini sudah ada sejak tahap paling awal dari pembentukan manusia. Ya, sel punca sudah terdapat sejak kita mengalami proses embrional. Tugas utama selpunca embrionik ini adalah sebagai membangun setiap organ dan jaringan di tubuh selama proses perkembangan manusia.

Berbeda dengan sel punca embrionik, sel punca dewasa dapat berubah dan berkembang menjadi ratusan macam sel yang terdapat dalam tubuh manusia. Sel punca dewasa memiliki dua karakteristik yang membuatnya sangat spesial. Yang pertama adalah sel tersebut memiliki kemampuan untuk berpoliferasi atau sering kita sebut 'perkembang biakkan'. Sel punca dewasa dapat berkembang biak untuk periode yang panjang untuk memperbaharui dirinya. Karakteristik yang kedua adalah, Sel punca dapat berdiferensiasi atau dipisahkan berdasarkan fungsinya menjadi sel-sel khusus yang memiliki karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.

Sel Punca memiliki dua sifat yang membedakan sel punca dengan sel lainnya atau bisa disebut menjadi ciri khas sel punca, yaitu:

  1. Sel Punca adalah sel yang belum mengalami diferensiasi namun sel punca tetap memiliki kemampuan untuk  memperbaharui diri dengan melakukan pembelahan bahkan setelah sel tersebut tidak aktif dalam waktu yang cukup lama
  2. Sel Punca dapat diinduksikan atau disesuaikan dengan sel induk menjadi sel dengan fungsi yang sama dengan induknya.

Kelebihan sel punca yang sudah kita ketahui diatas membuat manusia semakin mendalami tentang sel yang spesial ini. Kemampuan sel punca dalam meregenerasi jaringan atau organ yang rusak inilah yang membuat banyak ilmuan dan dokter meyakini bahwa sel punca adalah salah satu metode penyembuhan penyakit baru yang akan menyelamatkan banyak jiwa kedepannya.

Dikutip dari situs resmi departemen kesehatan Republik Indonesia yang diposting pada tanggal 29 Juli 2017, mengatakan bahwa penyakit jantung merupakan penyakit penyebab kematian yang paling tinggi di Indonesia saat ini.

" Survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9%. Kemenkes imbau masyarakat agar melakukan cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres (CERDIK) untuk mengendalikan faktor risiko PJK. " (dikutip dari www.depkes.go.id)

Penyakit Jantung memang sudah tidak asing lagi, bahkan penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi di negara-negara maju dan berkembang. Hal inilah yang mendorong para dokter ahli dan ilmuan-ilmuan mencari terobosan baru sebagai cara megatasi penyakit yang sati ini. 

Setelah obat tidak lagi efektif, berbagai cara mulai dilakukan seperti pemasangan ring pada jantung maupun operasi bedah. Namun, beberapa cara tersebut terkadang juga belum dapat mengatasinya. Pilihan terakhir adalah transplantasi jantung, namun mencari donor yang sesuai dengan sang pasien adalah hal yang sangat sulit. Selain itu jantung ini berasal dari orang lain, tentunya akan terjadi juga penolakan oleh sistem tubuh kita karena jantung baru ini dianggap sebagai benda asing.

sel-punca-2-59f0b45eb3f5ca56035375b2.jpg
sel-punca-2-59f0b45eb3f5ca56035375b2.jpg
Berkembangnya zaman mendorong manusia menemukan hal-hal baru termasuk dalam bidang pengobatan jantung ini. Berkembangnya teori tentang sel punca dan juga teknologi dan ilmu kedokteran membuat terobosan baru yaitu dengan terapi transplantasi sel punca pada jantung.

Peran sel punca dalam terapi kesehatan bukanlah sebagai pembentuk maupun pengganti organ. Peran utama dari sel punca ini adalah sebagai bahan transplantasi. Sel punca akan ditanamkan pada sel yang sehat untuk mengganti sel-sel organ tersebut yang sudah rusak atau mati.

Umumya penyakit jantung akan merusak sebagian besar otot jantung yang sangat penting ini. Akibatnya adalah daya pompa jantung kita akan melemah, bahayanya lagi jika pasokan darah kita kurang. Inilah yang mengakibatkan orang yang memiliki penyakit jantung mudah lelah baik saat berolahraga maupun saat beraktivitas. Sel punya yang diberikan sebagai terapis inilah yang akan menjadi sel otot jantung yang baru. Sel punya akan merubah dirinya menjadi sel otot jantung yang sehat dan siap untuk melakukan pekerjaan.

Dalam proses pengobatan dengan sel punca untuk penyakit kardiovaskuler , kebanyakan transplantasi, sel punca akan diambil dari sumsum tulang kedalam sirkulasi darah tepi sehingga akan lebih mudah saat diambil setelah dirangsang oleh obat tertentu. Cara yang paling sering digunakan untuk memberikan sel punca ke jantung pasien adalah dengan menyuntikan sel punca langsung kedalam pembuluh darah korener sang pasien. Cara ini mudah, aman, dan relatif murah.  

Sampai saat ini terdapat dua macam cara yang biasa digunakan dalam proses transplantasi sel punca ini. Yang pertama adalah Transplantasi Sel Punca Autologus. Terapi sel punca autologus ini adalah terapi sel punca yang akan menggunakan sel punca yang diambil dari tubuh pasien itu sendiri. Sel ini akan ditransplantasikan ketubuh pasien sebanyak dua kali dengan jarak sekitar 3-6 bulan. Sedangkan metode kedua adalah Terapi Sel Punca Allogenik. Terapi ini akan  menggunakan sel punca milik orang lain baik kerabat, saudara, maupun pendonor. Biasanya transplantasi ini akan dilakukan jika transplantasi secara autologus tidak berhasil ataupun untuk menangani penyakit leukimia yang ganas.

Tentunya kedua terapi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Terapi Autologus akan memiliki lebih sedikit resiko penolakan dari sistem imun tubuh karena sel tersebut juga berasal dari tubuh pasien.  Namun jika terapi ini dilakukan pada penderita leukimia maka kemungkinan besar sel punca tersebut juga sudah terinveksi oleh sel kanker. Sedangkan sel punca yang diambil dari pendonor akan lebih bersih / tidak terdapat sel kanker, namun resiko penolakan oleh tubuh akan lebih besar.

Dengan segala kelebihan yang ditawarkan oleh terapi sel punca, tentu terdapat resiko yang dimiliki yaitu sel punca akan mudah menjadi tumor. Sel punca yang mudah berkembang adalah alasan dibalik mudahnya sel punca berkembang menjadi sel tumor.

Kelebihan sel punca ini tidak hanya dilihat dan diteliti oleh ilmuan dan dokter luar negri saja. Perkembangan dan pengaplikasian terapi dengan sel punca di Indonesia sendiri sudah cukup berkembang. Beberapa penelitian dan pengembangan sel punca sudah dilakukan. Bahkan di Indonesia sudah terdapat peraturan yang mengatur tentang Sel Punca ini melalui:
Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) NOMOR 32 TAHUN 2014 tentang "PENETAPAN RUMAH SAKIT PUSAT PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIS, PENELITIAN, DAN PENDIDIKAN BANK JARINGAN DAN SEL PUNCA."

Dalam Peraturan tersebut disebutkan terdapat 2 Rumah Sakit pembina bagi penggembangan sel punca yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta dan RS Dr.Soetomo, Surabaya. Dalam peraturan tersebut juga disebutkan terdapat 9 rumah sakit binaan, yaitu: RS Dr.Djamil, Padang ; RS Jantung Harapan Kita, Jakarta ; RS Fatmawati, Jakarta ; RS Kanker Darmais, Jakarta ; RS Persahabatan, Jakarta ; RS Dr.Hasan Sadikin, Bandung ; RS Dr.Sardjito, Yogyakarta ; RS Dr.Kariadi, Semarang ; RS Sanglah, Bali.

Terkait dengan peraturan mengenai sel punca, ada empat Permenkes yang harus ditaati, yaitu:

  • PERMENKES nomor 833/834 tahun 2009, tentang 'Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel Punca'
  • PERMENKES nomor 48 tahun 2012, tentang 'Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah Tali Pusat'
  • PERMENKES nomor 50 tahun 2012, tentang 'Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis', dan
  • PERMENKES nomor 32 tahun 2014 tentang 'Penetapan Rumah Sakit Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca.

Terapi sel punca sendiri sudah bisa dilakukan dibeberapa rumah sakit diatas. Bahkan terapi sel punca yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut selalu berhasil. Sudah cukup banyak pasien yang menikmati hasil dari kehebatan sel punca ini.

vancemedical.com
vancemedical.com
Tidak hanya berhenti disitu saja, pengembangan sel punca tidak hanya dilakukan oleh Rumah Sakit saja, saat ini pihak swasta pun mulai mendukung dan melakukan penelitian terhadap sel yang spesial ini. Sampai saat ini tercatat sudah terdapat dua Laboratorium yang mendapatkan izin dari Kementrian Kesehatan RI untuk melakukan  pengembangan terapi sel punca darah tali pusat, yaitu Laboratorium Regenic milik PT Bifarma Adiluhung dan juga Laboratorium Dermama milik PT Dermama Bioteknologi, Solo. Sedangkan tempat penyimpanan sel punca / bank sel punca didukung oleh ProSTEM atau Prodia Stem Cell Indonesia.

Selain sebagai Terapi bagi jantung sel punca juga dapat menerapi berbagai penyakit lainnya seperti Diabetes, Leukimia, MYELOPROLIFERATIVE NEOPLASMS, MYELODYSPLASTIC SYNDROMES, TUMOR SOLID, Anemia, kelainan metabolik, kelainan imun, dan masih banyak lagi.

Bagaimana sahabat kompasiana? Mungkin ada diantara saudara atau kerabat saudara yang membutuhkan dan tertarik dengan terapi ini? Selain lebih aman terapi ini juga cukup terjangkau. Dan jangan lupa, jika ingin melakukan terapi ini pilihlah Rumah Sakit yang ada diatas dan tentunya Dokter yang berkompeten dan berpengalamn dalam menangani terapi sel punca tersebut.

Mungkin cukup sekian dulu pada artikel kali ini. Jangan lupa untuk membaca artikel saya yang lain. Tinggalkan komen juga agar kedepannya saya dapat menghadirkan artikel yang lebih baik lagi. yang terakhir mohon maaf bila ada salah penulisan dan kata-kata. Terimakasih :)

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun