Saya bisa memastikan, baik anak dan istri beliau tidak terlibat bisnis dan kedudukan apapun di pemerintahan. Beliau berani membuat keputusan dan berani bertanggung jawab. Beliau bekerja keras, mulai dari tataran makro sampai detail, dengan tetap melakukan pengecekan. Itulah yang mendorong saya untuk bekerja secara keras membantu Beliau, karena saya percaya akan membawa kebaikan untuk NKRI yang kita sama-sama impikan.
Saya mungkin salah satu perwira yang beruntung memiliki cukup banyak pengalaman di pemerintahan. Pengalaman ini membuat saya dapat membanding-bandingkan beberapa model kepemimpinan, dengan tidak maksud menjelekkan siapapun. Tetapi saya lihat pemerintahan saat ini memiliki peluang yang sangat besar membawa Indonesia menjadi negara yang maju.
Saya percaya dan senang bahwa teman-teman sampai saat ini masih memberikan perhatian yang begitu besar untuk kemajuan NKRI, yang sudah kita bela dan jaga dengan segenap jiwa dan nyawa, sejak kita dulu sebagai perwira mengucapkan sumpah kita untuk tetap setia terhadap NKRI.
Sekarang pada usia yang beranjak senja ini, saya mengajak kita semua untuk sekali-sekali menengok ke masa lalu, dimana kita beberapa puluh tahun lalu berada di lembah Tidar, mengucapkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dengan penuh semangat, kesadaran bahwa itu yang terbaik utk menjaga NKRI. Saya percaya, jiwa itu masih hidup di relung hati kita yang paling dalam. Karena old soldiers never die, they just fade away!
Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai berjalan tampaknya negara ini sudah sangat maju dalam berdemokrasi, berbagai pihak kembali saling berjabat tangan seakan-akan menandakan rivalitas di negara ini sudah berakhir, jabat tangan antara pemerintahan baru dan pemerintahan lama merupakan penyerahan estafet pemberian tugas dari pemerintahan SBY selama 10 tahun kepada pemerintahan baru Presiden Joko Widodo.
Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo bergulir ada pihak-pihak yang selalu mengganggu pemerintahan ini membangun negara ini, hal ini dibuktikan dengan adanya pihak-pihak yang menjaga panasnya "bara" dihati pendukung pihak yang sakit hati.
Berbagai gangguan-gangguan itu selalu diluncurkan agar menutup mata masyarakat akan prestasi-prestasi pemerintah dalam membawa negara ini untuk lebih baik.
Upaya-upaya pengganggu ini nyata dan bergerak senyap, para pengganggu tampaknya sudah tidak sabar lagi untuk muncul ke permukaan dan menggulingkan pemerintahan Joko Widodo, menunggu sampai waktu 5 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi mereka.
Nasib baik sedang berpihak pada mereka, ada jalan masuk untuk mereka untuk beraksi di dunia nyata, kasus Ahok adalah jalan mulus yang akan membawa mereka untuk merealisasikan niat-niat jahat makar, Ahok bukanlah tujuan utama mereka karena target besar mereka adalah melengserkan Joko Widodo, hal ini bisa kita lihat dengan kasat mata.
Gagal Kudeta 4 November dilanjutkan 25 November.
Sakit hati karena upaya penggulingan pada 4 November lalu membuat pihak-pihak yang sudah merencanakan makar semakin sakit hati, tak tanggung-tanggung pihak ini rela merogoh kantong lebih dalam untuk suplai dana lebih besar agar Aksi pura-pura damai bisa sukses menggulingkan pemerintahan saat ini.